Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
TOPIK 4 Perencanaan Pembelajaran dan Kebutuhan Dunia Kerja - Coggle…
TOPIK 4
Perencanaan Pembelajaran dan Kebutuhan Dunia Kerja
Capaian Pembelajaran (CP)
dan Kebutuhan Dunia Kerja
Mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) SMK dan kualifikasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Pembelajaran harus berbasis proyek nyata (
Project-Based Learning
/PjBL) dan praktik kerja di industri (
Teaching Factory
/Tefa).
CP harus dirancang agar selaras dengan standar industri dan kebutuhan pasar kerja.
Integrasi teknologi digital dan otomatisasi industri untuk menyesuaikan keterampilan peserta didik dengan Industri 4.0.
Pemetaan Kemampuan Awal dan Kebutuhan Peserta Didik
Pemetaan kemampuan mencakup kompetensi teknis (
hard skill
) dan non-teknis (
soft skill
) yang diperlukan untuk pekerjaan di dunia industri.
Strategi pembelajaran berdiferensiasi untuk menyesuaikan pendekatan dengan gaya belajar dan tingkat pemahaman peserta didik.
Asesmen awal digunakan untuk mengetahui kesiapan peserta didik sebelum memulai pembelajaran.
Perencanaan Pembelajaran
Integrasi antara teori dan praktik, dengan studi kasus dari industri sebagai bahan ajar.
Menyusun alokasi waktu yang efektif agar peserta didik memiliki keseimbangan antara pembelajaran teori dan praktik.
Memuat strategi pembelajaran yang fleksibel, termasuk metode PjBL, Tefa, dan Kelas Industri.
Kolaborasi dengan dunia industri dalam menyusun kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Menggunakan pendekatan Berbasis Dunia Kerja (
Work-Based Learning
).
Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) dan simulasi industri untuk meningkatkan keterampilan praktis.
Kunjungan industri, magang (PKL), dan mentoring dari praktisi sebagai bagian dari pembelajaran di SMK.
Menggunakan pendekatan aktif dan kolaboratif untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik.
Penggunaan teknologi dan perangkat lunak industri untuk mendukung simulasi kerja nyata.
Asesmen Sumatif
Evaluasi berbasis proyek atau ujian praktik langsung yang sesuai dengan standar industri.
Kolaborasi dengan mitra industri dalam menilai hasil kerja peserta didik untuk memastikan kesiapan kerja mereka.
Menjadi ukuran akhir ketercapaian kompetensi peserta didik.
Hasil asesmen sumatif digunakan untuk peningkatan kurikulum dan metode pembelajaran agar lebih efektif.
Asesmen Formatif
Memberikan umpan balik yang cepat agar peserta didik dapat memperbaiki pemahamannya sebelum asesmen sumatif.
Menggunakan berbagai metode asesmen, seperti kuis interaktif, diskusi kelompok, observasi praktik, dan refleksi diri.
Digunakan sebagai alat untuk memantau perkembangan peserta didik secara berkala.
Asesmen berbasis portofolio untuk menilai keterampilan peserta didik secara lebih komprehensif.
Pengelolaan Kelas
Penerapan budaya industri di kelas, seperti disiplin waktu, kerja tim, dan problem-solving
Pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan kelas, seperti LMS (Learning Management System) untuk mendukung pembelajaran digital.
Membangun lingkungan belajar yang mendukung kreativitas dan inovasi.
Pendekatan diferensiasi dalam pengelolaan kelas, agar setiap peserta didik mendapatkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mereka.