Please enable JavaScript.

Coggle requires JavaScript to display documents.

MECHANISMS OF PERCEPTION: HEARING, TOUCH, SMELL, TASTE, AND ATTENTION,…

- - - - Memiliki dua area utama:
        
        Area auditori primer (A1): Menerima input langsung dari nucleus cochlearis di batang otak dan bertanggung jawab atas pemrosesan dasar suara seperti frekuensi dan intensitas.
        
        Area auditori sekunder: Memproses informasi suara lebih kompleks, seperti pengenalan pola suara, arah sumber suara, dan kedalaman suara.
  - - - Sinyal diteruskan ke superior olives di batang otak pada tingkat yang sama di kedua sisi otak.
        
        Neuron-neuron olivary mengirimkan sinyal melalui lemniscus lateralis ke kolikulus inferior, tempat mereka bersinapsis dengan neuron-neuron yang kemudian mengirimkan sinyal ke nuklei genikulata medialis di thalamus.
        
        Sinyal diteruskan ke korteks auditori primer.
        
        Gabungan sinyal dari kedua telinga: Sinyal dari kedua telinga digabungkan di superior olives dan diteruskan ke kedua sisi korteks auditori (baik kiri maupun kanan).
        
        Fungsi Utama Jalur Auditori Subkortikal untuk menentukan lokasi suara di ruang.
  - - - Kerusakan pada Telinga (Gangguan di Bagian Perifer)
        
        Gangguan pendengaran sensorineural: Kerusakan pada sel rambut di koklea atau saraf auditori, yang dapat menyebabkan ketulian atau pengurangan kemampuan mendengar suara dengan frekuensi tertentu.
        
        Gangguan pada koklea: Mengakibatkan kehilangan pendengaran yang permanen.
      - Kerusakan pada Jalur Auditori (Gangguan di Sistem Saraf Pusat)
        
        Gangguan pada batang otak atau jalur auditori: Dapat menyebabkan kesulitan dalam mengenali atau mengidentifikasi suara meskipun pendengaran fisik tetap ada.
        
        Afazia Auditori (Auditory Agnosia): Gangguan di mana seseorang tidak dapat mengenali atau menginterpretasikan suara meskipun mereka dapat mendengarnya dengan jelas.
      - Kerusakan pada Korteks Auditori
        
        Afazia Wernicke: Kerusakan pada area auditori sekunder yang mengganggu kemampuan untuk memahami bahasa atau berbicara dengan jelas, meskipun kemampuan pendengaran dan artikulasi tetap ada.
        
        Hiperakusis: Sensitivitas yang berlebihan terhadap suara yang biasa, yang bisa terjadi akibat kerusakan pada korteks auditori.
- - - - Meskipun rasa sakit sangat tidak menyenangkan, itu sangat penting untuk kelangsungan hidup karena memberi peringatan untuk berhenti dari aktivitas berbahaya atau mencari pengobatan.
    - - Meskipun rasa sakit mempengaruhi banyak area korteks seperti thalamus, SI, SII, insula, dan korteks cingulate anterior, tidak ada area kortikal tunggal yang diperlukan untuk persepsi rasa sakit.
    - - Penemuan sistem pengendalian rasa sakit menurun (seperti stimulasi periaqueductal gray atau PAG) menunjukkan bahwa analgesik dan faktor psikologis pdapat memblokir rasa sakit melalui jalur endorfin dari PAG ke sumsum tulang belakang.
  - - - Di medula, sinyal diteruskan ke lemniscal medial dan kemudian ke thalamus, dan akhirnya ke korteks somatosensori primer di lobus parietal.
      - Jalur ini mengolah informasi dengan akurasi spasial tinggi, memungkinkan pengenalan titik sentuhan yang sangat tepat.
      - Dimulai dari reseptor di kulit dan otot, yang kemudian mengirimkan sinyal ke medula oblongata.
      - Bertanggung jawab untuk memproses sensasi sentuhan halus, vibrasi, dan propriosepsi (kesadaran tubuh dalam ruang).
    - - Dimulai dari reseptor nyeri dan suhu yang terletak di kulit dan jaringan tubuh lainnya.
      - Sinyal pertama kali diproses di sumsum tulang belakang, lalu diteruskan melalui jalur spinotalamik ke thalamus, dan akhirnya ke korteks somatosensori.
      - Bertanggung jawab untuk mengirimkan informasi tentang sakit dan suhu.
      - Jalur ini lebih terlibat dalam pemrosesan informasi yang lebih kasar dan lebih terkait dengan sensasi yang bersifat keseluruhan (misalnya, rasa sakit atau suhu tubuh).
    - - Ditemukan bahwa korteks somatosensori primer manusia (SI) bersifat somatotopik—terorganisir menurut peta permukaan tubuh
      - Proporsi SI terbesar didedikasikan untuk menerima masukan dari bagian-bagian tubuh yang kita gunakan untuk membuat diskriminasi taktil (misalnya, tangan, bibir, dan lidah). Sebaliknya, hanya area SI kecil yang menerima masukan dari area tubuh yang luas, seperti punggung, yang biasanya tidak digunakan untuk membuat diskriminasi somatosensori.
      - SII menerima sebagian besar masukannya dari SI dan dengan demikian dianggap sebagai korteks somatosensori sekunder. Berbeda dengan SI, yang masukannya sebagian besar kontralateral, SII menerima masukan substansial dari kedua sisi tubuh.
      - Sebagian besar output dari SI dan SII menuju korteks asosiasi lobus parietal posterior.
      - Setiap neuron dalam kolom tertentu korteks somatosensori primer memiliki bidang reseptif pada bagian tubuh yang sama dan merespons paling kuat terhadap jenis rangsangan taktil yang sama.
      - Seperti efek kerusakan pada korteks pendengaran primer, efek kerusakan pada korteks somatosensori primer sering kali sangat ringan—mungkin karena, seperti sistem pendengaran, sistem somatosensori memiliki banyak jalur paralel.
  - - - Korteks asosiasi somatosensori berperan dalam pemrosesan lanjutan informasi sensorik yang diterima oleh korteks somatosensori primer.
        
        Fungsi
        
        Mengintegrasikan informasi sensorik dari berbagai modalitas (misalnya sentuhan, propriosepsi, dan visual).
        
        Membantu dalam pengenalan bentuk, tekstur, dan posisi objek tanpa melihatnya (stereognosis).
        
        Berperan dalam koordinasi gerakan dengan informasi sensorik tubuh.
        
        Dampak Kerusakan
        
        Dapat menyebabkan gangguan seperti astereognosis (ketidakmampuan mengenali objek melalui sentuhan) dan gangguan persepsi tubuh dalam ruang.
        
        Lokasi
        
        Terletak di belakang korteks somatosensori primer, di bagian posterior lobus parietal.
    - - Jalur Saraf Somatosensori
        
        Jalur Lemniscal (Dorsal Column-Medial Lemniscal Pathway) untuk sensasi sentuhan halus dan propriosepsi.
        
        Jalur Spinotalamik (Spinothalamic Pathway) untuk sensasi nyeri dan suhu.
      - Korteks Somatosensori
        
        Terletak di lobus parietal, khususnya di gyrus postcentralis.
        
        Memiliki peta sensorik tubuh yang dikenal sebagai homunculus sensorik, di mana setiap bagian tubuh memiliki representasi sensoriknya sendiri.
      - Reseptor Sensorik
        
        Terdapat di kulit, otot, sendi, dan organ dalam.
        
        Termasuk mekanoreseptor (sentuhan dan tekanan), termoreseptor (suhu), nosiseptor (nyeri), dan proprioseptor (kesadaran tubuh).
- - - - Sekunder
        
        Menerima sebagian input dari korteks sensori primer atau dari daerah lain di area sistem sekunder yang sama.
      - Asosiasi
        
        Menerima input dari lebih dari satu sistem penginderaan.
        
        Sebagian besar input datang melalui daerah korteks sekunder.
      - Primer
        
        Menerima sebagian besar input secara langsung dari nuklei penghantar talamik sistem tersebut.
        
        Daerah korteks serebral yang menerima sebagian besar input dari nukleus genikulat lateral thalamus.
  - - - Sistem nya dilihat dari pembandingan efek-efek kerusakan di berbagai tingkat.
      - Terdapat dua cara mempresepsi: Sensasi (mendeteksi keberadaan) dan Persepsi (mengintegrasikan dan menginterpretasikan pola-pola lengkap sensasi)
    - - Semua daerah korteks di tingkat hierarki penginderaan manapun bekerja sama dalam menjalankan sesuai spesialisasi nya secara fungsional.
    - - Sistem penginderaan adalah sistem paralel (informasi mengalir di berbagai komponen melalui banyak jalur).
      - Terdapat 2 jenis arus paralel: arus yang mampu memengaruhi perilaku tanpa diketahui secara sadar dan melibatkan kesadaran yang disadari.
- - - - Lobus Temporal → Gangguan pendengaran, afasia Wernicke
      - Lobus Parietal → Gangguan persepsi sentuhan, astereognosis
      - Lobus Oksipital → Gangguan penglihatan (hemianopia, kebutaan kortikal)
      - Lobus Frontal → Gangguan kontrol motorik, perubahan perilaku
    - - Sistem Olfaktori (Penciuman)
        
        Jalur: Reseptor olfaktori → Bulbus olfaktorius → Korteks olfaktori & sistem limbik
        
        Gangguan: Anosmia (kehilangan penciuman), hiposmia (penurunan penciuman)
        
        Fungsi: Mengenali bau melalui molekul di udara
      - Sistem Gustatori (Pengecapan)
        
        Jalur: Lidah → Batang otak → Thalamus → Korteks gustatori
        
        Gangguan: Ageusia (kehilangan rasa), hipogeusia (penurunan sensitivitas rasa)
        
        Fungsi: Mendeteksi rasa dasar (manis, asin, asam, pahit, umami)
  - - - Feromon: Bahan kimia yang memengaruhi fisiologi dan perilaku spesies yang sama (conspecifics)
      - Contoh pada hamster
        
        Feromon mengontrol perilaku seksual dan agresif.
        
        Hamster jantan normal menyerang penyusup asing di koloninya.
        
        Hamster jantan yang tidak dapat mencium bau penyusup tidak menunjukkan perilaku agresif maupun seksual.
      - Kemungkinan Feromon pada Manusia:
        
        Sensitivitas olfaktori perempuan meningkat saat ovulasi atau hamil.
        
        Siklus menstruasi perempuan yang tinggal bersama cenderung tersinkronisasi.
        
        Identifikasi jenis kelamin seseorang melalui bau napas atau bau ketiaknya.
        
        Penilaian siklus perempuan berdasarkan bau vaginalnya.
        
        Belum ada bukti langsung bahwa bau manusia berfungsi sebagai atraktan seksual.
    - - Penciuman dan Pengecapan bekerja bersama secara serempak.
      - Molekul makanan merangsang reseptor penciuman dan pengecapan, menghasilkan flavor (rasa).
      - Kontribusi penciuman terhadap rasa sering kurang diperhitungkan.
      - Faktor yang memengaruhi rasa:
        Suhu, tekstur, penampilan makanan, tingkat kenyang seseorang.
  - - - Ditemukan di lidah dan rongga mulut.
      - Berbentuk klaster dalam taste buds (50–100 sel per taste bud).
      - Taste buds terletak di benjolan kecil pada lidah yang disebut papillae.
      - Sel reseptor pengecapan memiliki umur pendek (beberapa minggu) dan terus diperbarui.
    - - Rasa Primer: Manis, asam, pahit, asin, umami (gurih).
      - Mekanisme Pengkodean:
        
        Rasa tidak hanya berasal dari reseptor khusus untuk setiap rasa primer.
        
        Dikodekan melalui pola aktivitas dari semua reseptor.
        
        Banyak rasa kompleks tidak dapat dijelaskan hanya dengan kombinasi lima rasa primer.
    - - Protein Reseptor Terkait-Protein-G:
        Respon terhadap:
        Gurih (1 protein), Manis (2 protein), Pahit (30 protein).
        Rasa Asin: Tidak menggunakan protein ini; garam memengaruhi sel melalui saluran ion sodium.
        Mekanisme untuk rasa asam masih belum sepenuhnya dipahami.
    - - Informasi dari taste buds dibawa melalui tiga saraf kranial:
        
        Saraf Wajah (VII): bagian depan lidah.
        
        Saraf Glosofaringeal (IX): bagian belakang lidah.
        
        Saraf Vagus (X): bagian belakang rongga mulut.
      - Jalur Sinyal:
        Taste buds → Nucleus Soliter di medula → Nukleus Posterior Ventral Thalamus → Korteks Gustatori Primer di insula → Korteks Orbitofrontal.
- - - - Proses kognitif internal (atensi endogen), mekanisme neural dari-atas-ke-bawah.
      - Kejadian eksternal (atensi eksternal), mekanisme neural dari-bawah-ke-atas.
  - - - Tanpa interval, tidak ada ingatan yang dibutuhkan dan perubahan itu akan segera dipersepsi.
  - - - Eksperimen Moran & Desimone (1985): Monyet dilatih fokus pada titik fiksasi. Aktivitas neuron meningkat pada stimulus yang diperhatikan (warna merah/hijau).
        Eksperimen pada Manusia, Corbetta et al. (1990): Stimuli warna-warni dan bergerak. Peningkatan aktivitas di arus dorsal saat fokus pada gerakan, warna, atau bentuk.
    - - Push-Pull Mechanism
        
        Meningkatkan respons terhadap aspek relevan.
        
        Menekan respons terhadap aspek tidak relevan
      - Neuroplastisitas
        
        Lokasi medan reseptif bergeser sesuai fokus atensi spasial (Anton-Erlexben & Carrasco, 2013).
        Studi Womelsdorf (2006): Medan reseptif neuron bergerak ke arah titik visual yang diperhatikan.
  - - - Pelajaran dari Kasus:
        
        Rasa sakit dapat menjadi sensasi positif
        
        Membantu manusia memahami dan merespons dunia
      - Makna Filosofis: Rasa sakit memiliki peran penting dalam kehidupan manusia meskipun tidak menyenangkan.
  - - - Auditori (Saupe et al., 2009).
      - Somestetik (Stevenson, 2012).
      - Gustatori (Fujiwara et al., 2002).
      - Olfaktori (Veldhuizen & Small, 2011).