Torsio testis

Definisi

kondisi medis akut yang terjadi akibat puntiran pada korda spermatika, yang menyebabkan terhambatnya aliran darah ke testis. Kondisi ini merupakan darurat urologi yang memerlukan intervensi segera untuk mencegah iskemia dan nekrosis testis. Jika tidak ditangani dalam waktu 6 jam, jaringan testis bisa mengalami kerusakan permanen.

Etiologi (Penyebab)

click to edit

Anomali Bell-Clapper: Kelainan bawaan yang menyebabkan testis lebih bebas bergerak dalam skrotum sehingga mudah berputar.

Cedera skrotum: Trauma atau aktivitas fisik yang menyebabkan pergerakan tiba-tiba pada testis.

Kontraksi otot kremasterik: Terjadi terutama saat suhu dingin atau respons terhadap stimulasi tertentu.

Riwayat keluarga: Faktor genetik dapat meningkatkan risiko.

Patofisiologi

click to edit

Puntiran pada korda spermatika menyebabkan terhambatnya aliran darah vena, yang berujung pada kongesti vaskular.

Jika puntiran terus berlanjut, aliran darah arteri juga terganggu, menyebabkan iskemia dan nekrosis testis.

Nekrosis dapat menyebabkan atrofi testis, gangguan produksi sperma, dan infertilitas jika tidak ditangani dengan cepat.

Faktor Risiko

click to edit

Usia: Paling sering terjadi pada remaja (12–18 tahun), tetapi dapat terjadi pada segala usia.

Riwayat keluarga: Risiko meningkat jika ada anggota keluarga dengan riwayat torsio testis.

Anomali perkembangan testis: Misalnya, testis yang tidak turun sempurna (kriptorkidisme).

Cedera testis atau skrotum: Trauma langsung atau aktivitas fisik berat dapat menjadi pencetus.

Cuaca dingin: Dapat menyebabkan kontraksi otot kremasterik yang berlebihan.

Pemeriksaan Fisik

click to edit

Nyeri testis akut (tiba-tiba, berat, unilateral).

Testis terangkat lebih tinggi dari sisi yang normal dan dalam posisi horizontal.

Refleks kremasterik negatif (tidak ada kontraksi otot kremaster saat kulit paha bagian dalam disentuh).

Tanda Prehn negatif (nyeri tidak berkurang saat skrotum diangkat).

Bengkak dan kemerahan pada skrotum akibat peradangan sekunder

Pemeriksaan Penunjang

click to edit

Ultrasonografi (USG) Doppler → Pemeriksaan utama untuk melihat penurunan atau hilangnya aliran darah ke testis.

Tes urine → Untuk menyingkirkan infeksi saluran kemih atau epididimitis sebagai diagnosis banding.

Pemeriksaan darah (leukosit) → Untuk mengevaluasi adanya peradangan sekunder atau infeksi.

Tatalaksana (Penanganan Torsio Testis)

click to edit

Tindakan Darurat

Bedah eksplorasi segera (Orkiopeksi atau Orkiektomi):

Jika testis masih viable (dapat diselamatkan), dilakukan orkiopeksi (fiksasi testis untuk mencegah torsio ulang).

Jika testis sudah mengalami nekrosis, dilakukan orkiektomi (pengangkatan testis)

Reposisi Manual (Detorsi)
Dilakukan jika operasi tidak segera tersedia, tetapi tetap memerlukan konfirmasi dengan USG Doppler dan tindak lanjut bedah.

Pencegahan
Pada pasien dengan riwayat torsio testis atau anomali Bell-Clapper bilateral, disarankan orkiopeksi preventif pada testis kontralateral.

Prognosis

click to edit

Jika ditangani dalam 6 jam → Tingkat penyelamatan testis hingga 90%.

Jika penanganan terlambat (>12 jam) → Risiko nekrosis meningkat hingga 75%.

Jika terjadi nekrosis testis, maka dapat menyebabkan atrofi testis, gangguan hormon, dan infertilitas.

Pasien dengan satu testis yang terselamatkan masih dapat memiliki fungsi reproduksi normal, asalkan testis yang tersisa tetap sehat.

Chen, I., Arora, S., Alhayek, K., Leavitt, D. and Dabaja, A. (2022). Diagnosis and management of testicular compartment syndrome caused by tension hydrocele. Urology Case Reports, 43, p.102091. doi:https://doi.org/10.1016/j.eucr.2022.102091.Schick, M.A. and Sternard, B.T. (2023). Testicular torsion. [online] PubMed. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448199/.Zawaideh, J.P., Bertolotto, M., Giannoni, M., Piaggio, G., Durand, F. and Derchi, L.E. (2019). Tension hydrocele as an additional cause of acute scrotum: case series and literature review. Abdominal Radiology, 45(7), pp.2082–2086. doi:https://doi.org/10.1007/s00261-019-01991-8.