Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Jalur Rempah pada Masa Praaksara - Coggle Diagram
Jalur Rempah pada Masa Praaksara
Bukti Tulis
India
Kitab Petunjuk Pelaut ke Lautan Erythrea menyebut kapal rempah-rempah dari arah timur
Pada abad Masehi, India berfokus kepada perdagangan emas
Terjadi kekacauan, India yang sempat impor emas dari Romawi segera dilarang oleh Kaisar Vespasianus (69-79 M)
Berdasarkan kitab-kitab sastra India, sumber emas yang baru adalah Nusantara
Tapi dalam perjalanan waktu, India sadar bahwa emas yang dimaksud adalah rempah-rempah (cengkih, pala, kayu cendana, kapur barus, kemenyan, dll)
Kitab Ramayana juga menyebutkan sumber kayu gaharu dan cendana basaral dari timur Nusantara (200 M)
Pada awal Masehi, dangan India dengan Nusantara berkembang. India menawarkan rempah-rampah untuk dibarter dengan tekstil kepada Romawi. Sejak itu, rempah-rempah membanjiri pasar Romawi.
Bangsa Romawi
Pada saat itu, bangsa Romawi sedangan menikamati Pax Romana (periode panjang yang relatif damai dan minim ekspansi militer) yang meningkatkan permintaan rempah-rempah
Penulis berkebangsaan Romawi Gaius Plinius Secundus (Pliny the Elder) menyebut dalam catatannya tentang para pelaut dari timur yang datang membawa kayu manis dengan perahu sederhana.
Pliny mengatakan bahwa mereka tidak digerakkan oleh layar, tetapi oleh semangat dan keberanian
Membanjirnya rempah nusantara di wilayah Kekaisaran Romawi diperjelas dengan peta "Guide to Geography" dibuat oleh Claudius Ptolomaeus.
Dalam petanya, ada sebuah kota bernama Barus yaitu kota pelabuhan kuno sumber kapur barus
Kitab Raghuvamsa (5 M) ditulis oleh Kalidasa menyebut sumber rempah lavanga (cengkih) adalah di wilayah Dvipantara (Nusantara)
Tiongkok
Pada abad 1 M Tiongkok fokus pada perdagangan darat dengan Timur Tengah (Asia Barat)
Pada abad 2 M, Raja Bian dari Kerajaan Jawa ingin berkunjung ke Tiongkok
Dinasti Han (3 M) mengatakan bahwa pejabat tinggi yang hendak menghadap kaisar untuk mengulum cengkih untuk menghilangkan bau mulut
Sumber lain menyebutkan cengkih (chi shelting hsiang) dari mo wu (Maluku) digambarkan berbentuk seperti paku
Kontak dengan Tiongkok juga dibuktikan dengan catatan perjalanan ke Jawa (Yeh-poti|She-po) dari 2 pendeta Buddha, Fa Hsien dan Gunavarman
Juga dalam berita Tiongkok lainnya disebutkan kunjungan dari utusan dari Ho-lo-tan, sebuah negara dari She-po (Jawa) (430 M)
Bukti Arkeologis
Kemampuan berlayar pertama kali ditunjukkan di situs Liang Kacamata (Kalimantan Selatan) (4.500-5.000 tahun yang lalu)
Orang tersebut merupakan manusia berbahasa Austronesia
Masuk ke pedalaman Kalimantan dengan perahu rakit dan dayung
Perahu dan penari di gendang logam di batu di situs Here Sorot Entapa di Kisar, Maluku (2.500-3.500 tahun yang lalu)
Menunjukkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia telah berlayar hingga Vietnam
membarter pala dan cengkih dengan gendang dan kebutuhan pokok
Di galeri Mesir, ditemukan lukisan ekspedisi kapal besar yang diprakarsai Ratu Hatshepsut (1503 - 1482 SM)
Tertera Hieroglif yang menjelaskan, kapal itu membawa pulang berbagai jenis tanaman dan bahan wewangian untuk pemujaan
Terqa, situs kuno di Mesopotamia
ditemukan jambangan berisi cengkih (1721 SM)
lada hitam (bahan pengawet mumi) di lubang hidung Ramses II (1224 SM)
Di situs Karangagung, situs Buni, situs Patenggeng, dan situs Sembiran (600 SM - 800 SM)
Manik-manik kaca
Karnelian
Gerabah dari Arikamedu
Di situs Seririt ditemukan cermin perunggu (zaman Dinasti Han 8-23 M)