Please enable JavaScript.

Coggle requires JavaScript to display documents.

MALARIA, NUR FAUZHAN DWI PRASETIO 2306279706, NUR FAUZHAN DWI PRASETIO…

- - - - 4-Aminoquinolines
        
        Klorokuin
        
        Membunuh parasit malaria dengan mencegah pembentukan hemozoin dan menyebabkan akumulasi heme bebas yang beracun bagi parasit.
        
        DOSIS
        
        MALARIA
        
        1000 mg per oral → 500 mg per oral setelah 6-8 jam → 500 mg per oral sekali 2 hari berturut-turut; total: 2.500 mg untuk 3 hari
        
        Plasmodium vivax atau P ovale, berikan bersama 8-aminoquinoline
        
        PROFILAKSIS
        
        500 mg per oral sekali seminggu di hari yang sama → 2 minggu sebelum ke daerah malaria - 8 minggu setelah meninggalkan tempat
        
        dosis pemuatan awal 1000 mg digunakan jika terapi tidak dapat dimulai 2 minggu sebelum bepergian
        
        ESO
        
        mual, muntah, diare, kram perut, sakit kepala
        
        Adsorpsi
        
        Diserap di saluran gastrointensinal secara cepat ,Peak plasma concentration dalam waktu 1-2 jam
      - 8-Aminoquinolines
        
        Primaquine
        
        Mekanisme
        
        Mengganggu mitokondria yang berfungsi sebagai suplai energi ke parasit.
        
        Merusak mitokondria parasi
        
        Menghambat pematangan gametosit
        
        Lemah terhadap tahap eritrositik
        
        ESO
        
        Umum
        
        Gangguan perut ringan-sedang (bisa dikurangi dengan makan).
        
        Dosis Tinggi
        
        Memperburuk gangguan perut, bisa menyebabkan methemoglobinemia.
        
        G6PD deficiency
        
        Risiko hemolisis & anemia hemolitik.
        
        Jarang
        
        Granulositopenia, agranulositosis, hipertensi, aritmia, efek CNS.
        
        DOSIS
        
        Radical cure P. ovale & P. Vivax
        
        Dewasa : 15-30mg 1x1 selama 14 hari
        
        A : 0,25-0,3 mg/kg 1x1 selama 14 hari
        
        Adsorpsi
        
        Diserap di saluran gastrointensinal mendekati 100%
        Peak plasma concentration dalam waktu 1-3 jam
      - Kuinolin-Metanol/amyl alcohol
        
        Mefloquine
        
        Disintesis setelah 4-aminoquinoline methanol.
        
        Lebih poten dan tidak menyebabkan fotosensitisasi.
        
        Digunakan selama hampir 30 tahun, terutama untuk Plasmodium resisten klorokuin.
        
        Penggunaan menurun akibat resistansi dan efek toksik.
        
        Halofantrine
        
        Dikembangkan dengan mengganti kerangka dasar quinoline dengan cincin aromatik lain.
        
        Efektif untuk malaria resisten klorokuin.
        
        Penggunaan terbatas karena efek kardiotoksik yang serius
      - Kuinin
        
        Mekanisme Kerja
        
        Menghambat pemecahan hemoglobin → Parasit kelaparan atau keracunan akibat penumpukan hemoglobin yang terdegradasi sebagian.
        
        Dosis
        
        IV (quinine dihydrochloride)
        
        Dewasa : 20mg/kg loading dose (max 1400mg) IV 4 jam, dengan maintanance (10mg/kg, max 700mg IV 4 jam per 8 jam) setelah 8 jam
        
        Anak: laju infus <5mg/kg/jam
        
        PO (quinine sulfat/bisulfat) tablet
        
        Dewasa : 600mg per 8 jam selama 7 hari
        
        Anak : 10mg/kg per 8 jam selama 7 hari
        
        ESO
        
        Dapat menimbulkan respiratory distress dan dysphagia pada pasien dengan myasthenia gravis
        Dapat menimbulkan ketegangan otot
      - Meflokuin
        
        Mekanisme Kerja
        
        Menyebabkan pembengkakan vakuola makanan pada Plasmodium falciparum.
        
        Membentuk kompleks toksik dengan heme bebas, merusak membran & komponen parasit lainnya.
        
        Menghambat perkembangan Plasmodium dalam eritrosit.
        
        DOSIS
        
        Uncomplicated infection by mefloquine-sucsceptible P.
        
        20-25 mg/kg terbagi dalam 2-3 dosis tiap 6-8 jam. Jika terjadi muntah <30 menit, administrasikan 1 dosis.
        
        jika terjadi 30-60 menit setelah dosis, administrasikan ½ dosis.
        
        ESO
        
        Umum → Mual, muntah, pusing, gangguan tidur, disforia, sakit kepala, gangguan GI.
        
        -Neuropsikiatri → Bisa berat & permanen (black box warning, FDA), risiko psikotik & kejang jarang.
        
        -Toksisitas CNS→ Kejang, kebingungan, psikosis akut, vertigo parah (0.5% kasus).
        
        -Jarang → Gangguan jantung, hemolisis, agranulositosis.
    - - Artemisinin & Derivatives
        
        MEKANISME KERJA
        
        Artemisinin memiliki endoperoxide bridge yang diaktifkan oleh zat besi yang terikat pada heme, menghasilkan radikal bebas
        
        Radikal bebas mengalkilasi dan merusak protein esensial, lipid, asam nukleat sehingga proses cellular plasmodium terganggu
        
        Digunakan Secara Kombinasi → Artemisinin based Combination Therapy (ACT)
        
        Dihydroartemisinin-piperaquine
        
        DOSIS
        
        Dosis Obat DHP (Hari 1-3) Berdasarkan Berat Badan:
        
        ≤5 kg (0-1 bulan): ⅓ tablet per hari
        
        5-6 kg (2-<6 bulan): ½ tablet per hari
        
        6-10 kg (6-11 bulan): ½ tablet per hari
        
        10-17 kg (1-4 tahun): 1 tablet per hari
        
        17-30 kg (5-9 tahun): 1½ tablet per hari
        
        30-40 kg (10-14 tahun): 2 tablet per hari
        
        40-60 kg (≥15 tahun): 3 tablet per hari
        
        60-80 kg (≥15 tahun): 4 tablet per hari
        
        ≥80 kg (≥15 tahun): 5 tablet per hari
        
        Dosis Obat Primakuin (Hari 1) Berdasarkan Berat Badan:
        
        ≤5 kg & >5-6 kg: Tidak diberikan
        
        6-10 kg: ¼ tablet per hari
        
        10-17 kg: ¼ tablet per hari
        
        17-30 kg: ½ tablet per hari
        
        30-40 kg: ¾ tablet per hari
        
        40-60 kg: 1 tablet per hari
        
        60-80 kg & ≥80 kg: 1 tablet per hari
    - - Inhibitor Protein Synthesis
        
        Tetrasiklin
        
        DOSIS
        
        Umur 8-14 tahun: 125 mg oral diberikan empat kali sehari selama 7 hari
        
        Umur >15 tahun: 250 mg oral diberikan empat kali sehari selama 7 hari
        
        Tidak diberikan pada anak umur <8 tahun.
        
        ESO
        
        umum: Peningkatan sensitivitas kulit terhadap sinar matahari
        
        jarang: Nyeri perut, sakit kepala, kehilangan selera makan, mual, muntah, kulit menguning.
        
        Berpotensi fatal: Reaksi hipersensitivitas (sindrom stevens johnson), hepatotoksisitas.
        
        Diabsorbsi secara inkomplit dari sistem gastrointestinal. Bioavailabilitas sekitar 60-80%
        
        Doksisiklin
        
        ESO
        
        Diare, nasofaringitis, anoreksia, fotosensitivitas, kemerahan, dan tinnitus.
        
        DOSIS
        
        Doksisiklin (Hari 1-7) berdasarkan berat badan:
        
        <19 kg (<8 tahun): Tidak diberikan
        
        19-29 kg (≥8 tahun): 2 × 25 mg per hari
        
        29-44 kg (10-14 tahun): 2 × 50 mg per hari
        
        44-59 kg (≥15 tahun): 2 × 75 mg per hari
        
        59 kg (≥15 tahun): 2 × 100 mg per hari
        
        Hampir terabsorbsi seluruhnya dari sistem gastrointestinal. Peak plasma concentration dalam 2-3 jam.
        
        Mekanisme Kerja
        
        berikatan dengan subunit 30S, memblokir ikatan tRNA ke situs A, dan dengan demikian menghambat sintesis protein.
    - - Pyrimethamine + Sulfadoxine
        
        Mekanisme Kerja
        
        Sulfadoksin menghambat aktivitas dihydropteroate synthase sedangkan pirimetamin menghambat reduktase dihidrofolat.
        
        antagonis asam folat.
        
        Dosis
        
        Akut
        
        2 hingga 3 tablet (setiap tablet mengandung sulfadoksin 500 mg/pirimetamin 25 mg) secara oral sebagai dosis tunggal
        
        Profilaksis
        
        1 tablet secara oral sekali seminggu ATAU 2 tablet SECARA oral setiap 2 minggu sekali; tiap tablet mengandung sulfadoksin 500 mg/pirimetamin 25 mg
        
        ESO
        
        Dermatitis kontak, Pruritus, Urtikaria, Diare, Mual, Muntah, Sakit kepala
    - - Atovaquone-Proguanil
        
        Mekanisme Kerja Atovaquone
        
        Atovaquone (Analog koenzim Q) → inhibitor of cytochrome bc1 complex dalam rantai respirasi mitokondria malaria..
        
        Mekanisme Kerja Proguanil
        
        Proguanil (Prodrug) Inhibisi dihidrofolat reduktase oleh Cycloguanil (Active) → Menghambat produksi folat
        
        DOSIS
        
        Akut Dewasa: 4 Tablet Dewasa Sehari Sekali (Single Dose) Selama 3 Hari
        
        Profilaksis Dewasa: 1 Tablet Dosis Dewasa Sehari Mulai profilaksis 1 atau 2 hari sebelum memasuki daerah endemis malaria, lalu lanjutkan setiap hari selama berada di daerah tersebut dan selama 7 hari setelah kembali.
        
        ESO
        
        Diare, Mual Muntah, Sakit Kepala, Pusing
- - - - Siklus di Darah (Siklus Eritrositik)
        
        Merozoit yang dilepaskan dari hati menyerang sel darah merah dan berkembang menjadi bentuk awal trofozoit imatur
        
        Trofozoit ini kemudian matang (mature trophozoite), berkembang menjadi schizont, lalu pecah dan melepaskan lebih banyak merozoit ke dalam darah, melanjutkan siklus infeksi.
        
        Sebagian merozoit berkembang menjadi gametosit (betina & jantan), yang dapat diserap oleh nyamuk saat menggigit manusia yang terinfeksi
        
        Siklus di Nyamuk (Siklus Sporogoni)
        
        Ketika nyamuk Anopheles mengisap darah manusia yang mengandung gametosit , di dalam usus nyamuk terjadi pembuahan antara mikrogamet (jantan) dan makrogamet (betina) .
        
        Hasil pembuahan ini membentuk ookinete , yang kemudian berkembang menjadi oocyst .
        
        Oocyst ini akhirnya pecah, melepaskan sporozoit yang akan bermigrasi ke kelenjar ludah nyamuk , siap untuk menginfeksi manusia baru saat nyamuk menggigit lagi.
- - - - Dapat Minum Obat
        
        Jika tidak membaik/memburuk dalam 3 hari → Kembali ke puskesmas/RS
        
        Jika klinis membaik → Pemeriksaan ulang darah malaria dalam 28 hari
        
        Pastikan obat diminum sampai habis
        
        Berikan obat oral sesuai jenis plasmodium (tabel 1-7)
      - Tidak Dapat Minum Obat
        
        Berikan obat secara IV atau IM (sesuai Algoritme 3)
    - - Malaria Falsiparum
        
        Lini Pertama: DHP (3 hari) + Primakuin (1 hari)
        
        Lini Kedua: Kina (7 hari) + doksisiklin/tetrasiklin (7 hari) + primakuin (1 hari)
      - Malaria Vivax
        
        Lini Pertama: DHP (3 hari) + Primakuin (14 hari)
        
        Lini Kedua: Kina (7 hari) + primakuin (14 hari)
        
        Kambuh: DHP dosis sama + primakuin dinaikkan 0,5 mg/kgBB/hari (dengan pemeriksaan enzim G6PD)
      - Malaria Ovale
        
        Lini Pertama: DHP (3 hari) + Primakuin (14 hari)
        
        Lini Kedua: Kina (7 hari) + primakuin (14 hari)
      - Malaria Malariae
        
        Lini Pertama: DHP (3 hari)
      - Malaria Knowlesi
        
        Lini Pertama: DHP (3 hari)
      - Infeksi Campuran
        
        P. Falciparum + P. Vivax / P. Ovale: DHP (3 hari) + Primakuin (14 hari)
        
        P. Falciparum + P. Malariae: DHP (3 hari) + Primakuin (1 hari)
  - - - Berikan pengobatan pra-rujukan (halaman 21)
      - Rujuk
    - - Berikan pengobatan Artesunat intravena dilanjutkan dengan ACT oral
      - Dua kemungkinan kondisi pasien:
      - Tidak ada gangguan fungsi ginjal, pernapasan, perdarahan spontan, dan blackwater fever
      - Lanjutkan pengobatan sampai selesai
      - Lakukan evaluasi pengobatan setiap hari hingga sediaan darah negatif dan pada hari ke-7, 14, 21, dan 28
      - Ada gangguan fungsi ginjal, pernapasan, perdarahan spontan, blackwater fever, atau kondisi klinis memburuk
      - Sebelum merujuk:
      - Berikan O₂
      - Pertahankan jalan napas
      - Pasang infus
      - Beri Dextrosa bila hipoglikemi
      - Beri antikonvulsan bila kejang
      - Pasang kateter urin
      - Rujuk
  - - - Riwayat perjalanan ke daerah endemik malaria atau kecurigaan klinis malaria
      - Pemeriksaan darah (thick and thin blood films)
        
        Jika positif → Hitung parasitemia, evaluasi klinis dan tingkat keparahan
        
        Jika negatif → Ulangi setiap 12-24 jam hingga 3 kali
        
        Jika tetap negatif → Pertimbangkan diagnosis lain
        
        Jika positif → Lanjut ke penghitungan parasitemia
        
        Evaluasi Keparahan Malaria
        
        Malaria tidak berat (uncomplicated malaria)
        
        Tentukan spesies Plasmodium
        
        Malaria berat atau pasien tidak bisa minum obat oral
        
        Perlu penanganan lebih intensif
        
        Pengobatan Berdasarkan Spesies Plasmodium
        
        Non-Falciparum
        
        P. malariae → Klorokuin atau hidroksiklorokuin
        
        P. ovale / P. vivax (di luar Papua Nugini / Indonesia) → Klorokuin atau hidroksiklorokuin + primaquine jika tidak defisiensi G6PD
        
        P. vivax (Papua Nugini / Indonesia) → Atovaquone-proguanil / Kina + tetrasiklin/doksisiklin / Meflokuin
        
        P. knowlesi → Klorokuin atau hidroksiklorokuin
        
        Plasmodium falciparum atau spesies tidak teridentifikasi
        
        Daerah sensitif klorokuin → Klorokuin atau hidroksiklorokuin
        
        Daerah resisten klorokuin → Atovaquone-proguanil / Artemether-lumefantrine / Kina + tetrasiklin, doksisiklin, atau klindamisin / Meflokuin
        
        Daerah resisten meflokuin → Terapi IV: Quinidine + tetrasiklin/doksisiklin/klindamisin
        
        Jika quinidine tidak tersedia, hubungi hotline CDC untuk artesunate
        
        Perawatan intensif dengan pemantauan jantung
        
        Setelah kondisi stabil, lanjutkan dengan obat oral untuk menyelesaikan terapi
  - - - Derivat artemisinin aman dan dapat ditoleransi → Pemilihan ACT lebih dipengaruhi oleh keamanan dan toleransi obat kombinasinya.
        
        Sulfadoksin-pirimetamin (SP) dengan artesunat→ tidak diberikan pada bayi baru lahir
        Primaquine dihindari pada bayi di bawah 6 bulan
        
        Tetrasiklin tidak boleh digunakan selama masa pediatri.
      - Penyesuaian Dosis Dilakukan Berdasarkan Berat Badan Pasien Anak → Pada PNPK Sudah Dipaparkan
        
        Balita lebih rentan memuntahkan obat → Administrasikan obat kembali jika obat dimuntahkan 1 jam setelah diminum
        
        Di Indonesia ada DHP dispersibel anak (Dihydroartemisinine 20mg & piperaquine 160 mg) larutkan pada air 10 mL