Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Food waste dalam industri pangan di indonesia - Coggle Diagram
Food waste dalam industri pangan di indonesia
Definisi
Food waste adalah pangan layak makan yang mengalami pembuangan dikarenakan adanya kelalaian ketika proses produksi, pengolahan, dan distribusi (Rezaei & Liu, 2017: 26; fao.org, 2015).
Berdasarkan index data United Nations Environment Programme (UNEP), Indonesi adalah negara di ASEAN dengan produksi food waste terbanyak, dengan total food waste mencapai 20,93 juta ton per tahunnya.
Latar Belakang Food Waste
Food waste berdasarkan waktu
preconsumer waste (bahan makanan di dapur yang karena kualitasnya dinilai tidak sesuai yang akhirnya dibuang sebelum selesai diolah menjadi menu yang akan dikonsumsi)
postconsumer (sisa makanan dari konsumen setelah mengonsumsi makanan
packaging waste and operation supplies (sampah dari kemasan makanan seperti plastik kemasan makanan dan sampah yang muncul selama proses menyiapkan makanan seperti minyak jelantah)
Food waster berdasarkan tingkat kemungkinanya
probably avoidable waste (makanan yang dibuang karena tidak diperlukan dalam proses membuat makanan seperti pinggiran roti, dan kulit kentang)
avoidable food waste (sampah makanan yang muncul karena kelalaian dalam proses mengolahnya menjadi makanan hingga akhirnya tidak dapat dikonsumsi)
unavoidable food waste (sampah makanan yang muncul dari persiapan makanan yang tidak dapat dimakan dalam keadaan normal seperti tulang, kulit telur, dan kulit nanas)
Upaya mengelola Food waste
Pada tahap penyediaan bahan pangan, para produsen harus paham mengenai tata cara penyimpanan bahan pangan secara tepat dan baik.
Pada tahap produksi makanan. Perlu ada regulasi yang mewajibkan produsen seperti restoran, cafe, hotel, rumah makan, dan pabrik makanan untuk membuat perencanaan tata kelola produksi makanan dan mengelola sampah makanannya.
Pada tahap konsumsi, para konsumen harus paham dengan batasan makanan yang dapat mereka konsumsi saat membeli makanan maupun membeli bahan pangan.
yang mempunyai nilai ekonomi. Sebagai contoh, Pemerintah Kota Surabaya mengelola food waste masyarakat menjadi pakan ternak dan kompos.
Data foodwaste pada piring makanan konsumen di hotel amaris setiabudhi
roti 5%
buah 12 %
gorengan 7%
rebusan 5%
bubur ketan dan kacang hijau 17%
lauk hewani 11%
sayur 2%
karbohidrat 41%