Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Bab1: Historisme Bahasa Indonesia - Coggle Diagram
Bab1: Historisme
Bahasa Indonesia
Pelahiran
Bahasa Indonesia
Sunaryo dan Adi Wimarta
(2000:266)
Prioritas penyerapan
Bahasa Indonesia
Prioritas penyerapan
Bahasa Indonesia
Bahasa daerah / serumpun
Bahasa asing
Dalam penyerapan bahasa tidak boleh lepas dari
prinsip efisiensi
prinsip bahasa (tanse if language)
Prinsip ketersalinan
Sugono, dkk
(2003a)
Menegaskan bahwa penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia harus mampu mempertajam daya ungkan dan harus memungkinkan orang menyatakan makna konsep / gargasan dengan tepat.
Moeliono
Mengklasifikasinkan penyebab
Bahasa Melayu menjadi
Bahasa Indonesia
Sejak awal abad ini, digunakan sebagai bahasa komunikasi luas (lingua franca) antarkelompok etnis.
Sebagai bahasa kedua, memiliki daerah persebaran paling luas di nusantara.
Bahasa Melayu masih berkerabat dengan bahasa nusantara lain sehingga tidak asing (Moeliono 2000:6).
Sudarsono (2000:19)
Kelompok masyarakat
pengguna bahasa Indonesia
Kelompok masyarakat yang menyangsikan kemampuan bahasa Indonesia. Dalam setia[ kesempatan mereka menggunakan bahasa asing.
Kelompok yang menyadari kekurangmampuan. Kelompok ini sangat tertarik, karena itu mereka melakukan pembenahan basaha. Mereka adalah kalangan akademisi dan praktisi non bahasa.
Kelompok yang meyakini dam mengembangkan. Mereka adalah para cendekia bahasa dari berbagai disiplin ilmu.
Historis
Ki Hajar
Dewantara
Dalam perkembangannya, tahun 1913 Ki Hajar Dewantara mendirikan Biro Suratkabar dengan nama 'Indonesische Persburea'. Sekarang nama tersebut dijadikan Indonesia.
Prestise
Bahasa Indonesia
masih kalah dengan
Basaha asing
Fakta dilihat dari lebih lebih banyak peminat kuliah jurusan bahasa Inggris daripada bahasa indonesia.
Masyarakat lebih menyukai istilah 'Security' daripada 'Satpam' atau 'Cintra Land' lebih bergensi daripada 'Citra Raya'. Perusahaan mengutamakan pelamar kapabilitas bahasa inggris daripada bahasa Indonesia.
Sebenernya prestise bergantung pada pemakai. Ketika kita bangga maka bahasa Indonesia akan memiliki prestise lebih tinggi. Namun tidak bisa dipungkiri bahasa Inggris masuk dalam konteks internasional bahasa resmi PBB.
Sneddon (2003:16)
Peneliti Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sederhana jika dibandingkan dengan bahasa lainnya seperti bahasa Jepang dan bahasa Tiongkok. Selain itu tata bahasa (grammar) Indonesia kompelsitasnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan bahasa Inggris. Hal itu memudahkan pebelajar asing belajar bahasa Indonesia.
Segi usia
Dari segi usia bahasa Indonesia memang masih muda tatkala disandingkan dengan bahaa Inggris yang sudah ratusan tahun emngalami peroses pengembangan menuju bahasa yang stabil.
Kedudukan
Bahasa Indonesia
Era globalisasi
Sudarsono (2000;19)
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki fungsi
Perekat bangsa
Bahasa pengantar pendidikan
Bahasa perhubungan antar bangsa
Bahasa kesastraan (estetika)
Bahasa indonesia digunakan beberapa negara dalam konteks pembelajaran akademis ataupun nonakademis
Sneddon et al (2010) menulis tentang Indonesian: A Comprehensive Grammar untuk penutur bahasa asing.
Read (2000) menulis tentang bahasa Indonesia di Australia
Steinhauer menulis tentang bahasa Indonesia di Belanda
Chambert-Loir (2000) menulis tentang bahasa Indonesia di Perancis
Nimmanupad (200) menulis tentang bahasa Indonesia di Thailand
Ahmadi (2015) menulis tentang bahasa Indonesia di Tiongkok. Pak D. Anas Ahmadi, M.pd selaku dosen pengampu bahasa Indonesia.
Kedudukan
Bahasa Indonesia
Sebagai
Bahasa Nasional
Lambang kebanggaan nasional.
Lambang identitas nasional.
Alat penyatuan keberagaman Indonesia (suku, sosial, budaya, bahasa).
Sebagai
Bahasa Negara
Bahasa resmi kenegaraan.
Bahasa pengantar dunia pendidikan.
Alat penghubung pada tingkat nasional serta kepentingan pemerintahan.
Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi (Ahmadi, dkk. 2016:3).
Ragam
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
memiliki varian /
disebut dengan
Ragam Bahasa
Ragam bahasa berkaitan dengan pemakai, pembicaraan dan media pembicaraan. Seorang pemakai bahasa harus mampu menempatkan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. MIsal, seseorang menggunakan bahasa Indonesia baku di warung kopi, hal tersebut kurang tepat karena bahasa baku digunakan di dalam komunikasi resmi.
Ragam Bahasa
ditiinjau dari
Ditinjau dari perspekif pembicaraan
Ragam bahasa undang-undang, menggunakan bahasa baku
Ragam bahasa jurnalistrik, menggunakan bahasa baku dan populer
Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa sastra (Sugono, dkk., 2014), menggunakan bahasa 'sastrawi' (estetis)
Ditinjau dari perspekif media pembicaraan
Ragam bahasa lisan : cakapan, pidato, kuliah, panggung
Ragam bahasa tulis : teknis, undang-undang, catatan, surat (Sugono, dkk., 2014)
Ditinjau dari perspekif pemakai
Dialeg regional. Varian yang dipakai di daerah tertentu misal dialeg Jakarta, dialeg Ambon, dan dialeg Medan.
Dialeg sosial. Varian yang digunakan oleh strata sosial tertentu
Dialeg temporal. Varian yang dipakai pada masa tertentu misal bahasa Melayu zaman Sriwijaya
Idioleg. kekhasan bahasa seseorang (intinasi, diksi, dan gesture)(Sugono, dkk., 2014)