Mendirikan sekolah-sekolah untuk rakyat, jumlahnya sangat terbatas dan digunakan oleh Belanda sebagai alat Devide Et Impera, jumlah sekolah sangat terbatas dan terkotak-kotak untuk tiap-tiap golongan, yaitu golongan kulit putih, kaum bangsawan, pegawai negeri, dan rakyat jelata. Proses pendidikan lebih banyak merupakan sarana indoktrinasi untuk loyal terhadap pemerintah Belanda/Ratu Belanda. Sekolah-sekolah ini dirancang untuk menyiapkan pegawai kolonial, sehingga lahirlah manusia-manusia berjiwa buruh, tidak mandiri dan berjiwa budak serta menjauhkan diri dari rakyat (kelompok priyayi).
-