Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Wawasan Estetika Puisi di Indonesia - Coggle Diagram
Wawasan Estetika Puisi di Indonesia
Pemikiran Estetika Puisi Lama
Bebasari (1924) = Drama bersajak
Pertjikan Permenungan(1925) = Kumpulan sajak Rustam Effendi pada periode 1920-an.
Pemikiran Estetika Puisi Baru
Sanusi Pane = Mengemukakan bahwa kualitas suatu puisi terletak dalam bentuk, kata nan rancak, dan diksi.
M.Yamin = penyair pertama yang menyuarakan Bahasa dan Bangsa
Amir Hamzah = Dalam setiap sajaknya mempergunakan kata-kata lama
Periode-Periode Wawasan Estetika Puisi
Wawasan Estetika Periode 1920an-1940an
• Tergolong puisi baru, bukan pantun dan syair lagi; ada jenis balada dan soneta, bentuknya teratur rapi;
• Pilihan kata-katanya diwarnai dengan "kata kata nan indah", mempunyai persajakan akhir;
• Sebagian bear puisi empat seuntai, bentuknya simetris;
Wawasan Estetika Periode 1940an-1950an (Angkatan 45)
• Puisinya puisi bebas, tidak terikat bait, jumlah baris, dan persajakan;
• Gaya ekspresionisme;
• Aliran dan gaya realisme
Wawasan Estetika Periode 1940an-1950an (Angkatan 66)
• Gaya puisi iris pada umumnya masih meneruskan gaya Angkatan 45; dan
• Gaya mantra mulai tampak;
• Gaya ulangan (paralelisme) mulai berkembang;
Wawasan Estetika Angkatan 2000
• Berubahnya struktur larik dan bait yang terikat dalam kesatuan sintaksis
• Meluas dan mendalamnya materi yang digarap
para penyair
• Menempatkan benda sebagai persona yang mandiri di dalam pemanusiaannya
Wawasan Estetika Periode 1970an-1990an
• Dipergunakan kata-kata daerah secara mencolok untuk memberi warna lokal dan ekspresivitas;
• Menggunakan asosiasi-asosiasi bunyi untuk mendapat-kan makna baru;
• Puisi-puisi imajisme menggunakan teknik pengucapan tak langsung berupa kiasan-kiasan, gambaran angan, atau juga dipergunakan cerita kiasan (alegori dan parabel);