Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Prebutan Hegemoni Dagang VOC - Coggle Diagram
Prebutan Hegemoni Dagang VOC
Nusantara Bagian Timur
Cukup Berhasil
Negara-negara
Kepulauan Maluku
Terjadi beberapa pembantaian.
Mengakibatkan banyak pulau menjadi tidak lagi berpenghuni.
VOC menjadi lebih sering campur tangan pada kekuasaan lokal.
Militer VOC yang kuat.
Militer VOC menjadi lebih agresif
Insiden Pulau Run
Pada saat itu, Pulau Run dikuasai oleh Inggris. Belanda menukarkan Manhattan dengan Pulau Run untuk mendapatkan hegemoni di Maluku.
Kepulauan Sunda Kecil
Rote menggunakan status sebagai daerah Kristen
Bali bernilai kecil bagi VOC
Berfokus pada penjualan budak
Sulawesi Selatan
Bone menjadi negara utama dengan kekuatan Arang Palakka dan VOC
Prajurit diaspora Bugis dan Makassar
Alasan
VOC mendukung penguasa dan pemberontak lokal yang memberi keuntungan.
Negara-negara Nunsatara Timur jauh lebih dewasa.
Oleh karena itu, VOC dapat membentuk perjanjian dagang.
Struktur negaranya lebih sentralisasi
Komoditas utama: pala dan cengkeh
Nusantara Bagian Barat
Kurang Berhasil
Alasan
Negara baru tidak tersentralisasi.
Dukungan militer dan finansial VOC kurang berharga
Mereka merasa sudah meraup keuntungan melalui jalur perdagangan (pelabuhan).
Globalisasi
Banyak negara-negara asing yang datang
Cina
Eropa
Arab
Negara-Negara
Jambi
Bermusuhan dengan VOC
Johor-Riau
Menjadikan Riau sebagai pelabuhan dan jalur ekonomi
Riau dijadikan sebagai negara perdagangan
Palembang
Bangka Belitung merupakan vassal Palembang
Menyelundupkan barang-barang ke perdagangan ilegal.
Komoditas utama: lada dan timah
VOC merupakan kongsi dagang Belanda yang didirikan karena situasi Belanda yang sekarat secara ekonomi.
VOC didirikan untuk memkasimalkan profit Belanda dan untuk menghindari pertengkaran sesama pedagang Belanda
VOC membuat perjanjian dengan negara-negara baru untuk mengendalikan penanaman rempah.
Ingin menguasai jalur monopoli rempah.
VOC semakin dibenci masyarakat Nusantara karena sering campur tangan dalam urusan lokal dan militernya yang semakin kasar.