Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
sesak nafas mila anriyani 1908260159 sgd 15 - Coggle Diagram
sesak nafas mila anriyani 1908260159 sgd 15
defenisi tension pneumothorax
Pneumothorax merupakan penyakit kegawatdaruratan medis yang didefinisikan sebagai kondisi abnormal terdapat udara pada rongga pleura yang secara fisiologis hanya berisi sedikit cairan.[1] Pneumothorax yang berukuran besar mengakibatkan penurunan kapasitas vital paru dan PaO2 sehingga timbul hipoksia hingga distress pernapasan
klasifikasi tension pneumothorax
etiologi
Etiologi pneumothorax bervariasi. Pneumothorax dapat terjadi secara spontan maupun trauma. Pneumothorax spontan primer terjadi pada pasien tanpa riwayat penyakit paru. Penyebabnya diduga pecahnya bleb/bulla. Sedangkan pneumothorax spontan sekunder disebabkan oleh penyakit paru yang mendasari.
DD sesak nafas
tamponade jantung
asma
ppok
pp
radiografi konvensional sampai CT scan.
anamnesis
gejala yang ditemukan adalah nyeri dada tipe pleuritik (nyeri seperti ditusuk yang terlokalisir) onset mendadak, dengan atau tanpa sesak napas. Beberapa pasien juga mengeluhkan nyeri pada ujung bahu. Biasanya gejala minimal atau bahkan tidak ada gejala, berbeda dengan pneumothorax sekunder di mana gejala sesak napas sangat dominan. Perburukan gejala pada pneumothorax spontan jarang terjadi kecuali terjadi hematopneumothorax atau terdapat etiologi lain.
pemfis
pemeriksaan fisik terutama pemeriksaan toraks
faktor resiko
Berjenis kelamin pria. Berusia 20ꟷ40 tahun. Memiliki kebiasaan merokok. Memiliki postur tubuh yang tinggi dan kurus, seperti pada penderita sindrom Marfan.
edukasi
Upaya pencegahan rekurensi pneumothoraks berupa penundaan olahraga dengan gerakan ekstrim hingga tercapai resolusi total, larangan merokok serta larangan menyelam seumur hidup kecuali telah menjalani prosedur pleurectomy. Selain itu penerbangan berisiko dapat menimbulkan hipoksia akibat perubahan tekanan atmosfer pada ketinggian tertentu. Beberapa sumber menyarankan pasien diperbolehkan untuk melakukan perjalanan udara paling cepat 6 bulan pasca resolusi penuh pneumothorax yang dibuktikan dengan gambaran radiologi. Bahkan sebaiknya 1 tahun pascapneumothorax. Akan tetapi jika telah menjalani pleurodesis, tidak ada larangan terbang karena risiko rekurensi yang rendah.[1,22,23] Kehamilan juga berisiko menimbulkan rekurensi. Pemantauan dan perencanaan persalinan oleh tim multidisiplin diperlukan
komplikasi
hemopneumothorax, fistula bronkopleural, pneumomediastinum, dan pneumothorax kronik (kegagalan paru untuk ekspansi).
prognosis
memiliki morbiditas dan mortalitas yang rendah, sering terjadi pada populasi usia muda dan memiliki tingkat rekurensi 17% sampai 54%
tatalaksana
Terapi Konservatif
Pneumothorax spontan kecil tidak selalu membutuhkan tindakan, karena jarang menyebabkan kegagalan pernapasan dan secara umum dapat pulih spontan. Pendekatan ini dilakukan jika ukuran pneumothorax kecil (kurang dari 50% volume hemitoraks), tidak ada sesak napas, dan tidak ada penyakit paru yang menyadari. Observasi 24 jam dapat dilakukan dan pilihan terapi dapat berubah jika pasien mengalami perburukan. Rontgen toraks serial diperlukan untuk membuktikan perbaikan. Pneumothorax sekunder hanya boleh ditatalaksana konservatif jika ukuran sangat kecil (kurang dari 1 cm) dan gejala minimal. Pada pneumotoraks spontan kecil (<15%) dapat diobservasi dan diberikan terapi oksigen 100% untuk mempercepat reabsorpsi sampai 4 kali lipat
Aspirasi Sederhana
Aspirasi dapat dilakukan pada pneumothorax spontan yang besar (>15%) atau dengan gejala sesak napas menggunakan kanul intravena dibandingkan menggunakan jarum manual yang berkaitan dengan risiko laserasi paru. Evaluasi efektivitas aspirasi dapat dilihat pada foto rontgen 6 jam setelah prosedur aspirasi dilakukan, rekurenitas terjadi pada sekitar 20%-50% kasus, sehingga aspirasi sederhana lebih efektif pada pneumothorax spontan kecil dan sedang.[3,6]
Selang Torakostomi / Kateter Interkostal
Pemasangan kateter interkostal diperlukan pada pneumothorax spontan primer yang tidak respon dengan aspirasi, pneumothorax spontan sekunder besar (>50%), dan pneumothorax tension. Titik insersi sama seperti aspirasi. Prosedur ini menghasilkan reekspansi yang cepat sehingga tidak perlu perawatan yang lama. Risiko edema paru lebih tinggi ketika paru reekspansi dengan cepat, sehingga lebih baik menggunakan water-seal drainage. Saat ini selang torakostomi menggunakan plastik disposable dengan trokar logam di bagian tengahnya. Tanda posisi selang sudah benar adalah adanya gelembung udara pada air saat ekspirasi dan batuk dan kenaikan tinggi cairan pada water-seal saat inspirasi. Jika paru tetap tidak mengembang atau terdapat kebocoran udara persisten selama 72 jam setelah pemasangan selang torakostomi, pertimbangkan untuk melakukan melakukan penatalaksanaan lain seperti torakoskopi atau torakotomi.