GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
Hardita aulia
(1808260074)
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
Hardita aulia
(1808260074)
diagnosis banding cemas menyeluruh
Referensi : buku pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di indonesia III
patofisiologi cemas
Referensi :
Bhatt NV. Anxiety Disorders. Medscape. 2017. Dapat diakses pada: https://emedicine.medscape.com/article/286227-overview#a2
definisi,etiologi,faktor resiko :
kriteria PPDGJ III dan DSM V
klasifikasi anisetas
cara menegakan diagnosa
Referensi :
Referensi
Othmer E, Othmer SC, Othmer JP. Psychiatric Interview, History, and Mental Status Examination. in: Sadock BJ, Sadock VA, ed. Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. 10th edition. Vol I. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2017.
Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. 11th edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2014.
Kartikadewi,arum. Buku ajar sistem neurobeharvior (psikiatri). Semarang. Unimus press: 2017. ISBN:978-602-61093-8-5
tatalaksana farmako dan non farmako
Diferiansyah O, Septa T, Lisiswanti R. gangguan cemas menyeluruh. J medula unila volume no. 5/No.2/2016.
komplikasi dan prognosis
edukasi dan pencengahan
Referensi : Munir S, Takov V. 2020. Generalized Anxiety Disorder. StatPearls Publishing, Treasure Island (FL)
click to edit
definisi ansietas
Ansietas merupakan respon terhadap ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, dan samar-samar
definisi cemas menyeluruh
gangguan kesehatan mental yang menghasilkan rasa takut, khawatir, dan perasaan kewalahan yang konstan. Hal ini ditandai dengan kekhawatiran yang berlebihan, terus-menerus, dan tidak realistis tentang hal-hal sehari-hari. Kondisi yang ditandai dengan kecemasan dan ketegangan kronis selama 6 bulan atau lebih yang tidak berdasar atau jauh lebih parah daripada kecemasan normal yang dialami kebanyakan orang.
Etiologi
Faktor Biologi : Lobus oksipitalis pada otak dihipotesiskan berkaitan dengan kejadian gangguan cemas menyeluruh. Area ini memiliki reseptor benzodiazepin tertinggi di otak. Selain itu, dihipotesiskan juga terdapat keterlibatan bagian lain di otak yakni basal ganglia, sistem limbik dan korteks frontal. Pada pemeriksaan PET (Positron Emission Tomography) ditemukan bahwa pada penderita gangguan cemas menyeluruh terdapat penurunan metabolisme di ganglia basal dan massa putih otak
click to edit
Faktor lain :
Memiliki riwayat trauma atau pernah mengalami peristiwa yang membuat stress, seperti bullying atau perundungan
Memiliki keluarga dengan riwayat gangguan kecemasan umum
Memiliki penyakit yang membutuhkan pengobatan jangka panjang, seperti arthritis
Memiliki riwayat penggunaan obat-obatan terlarang atau kecanduan minuman keras
Memiliki riwayat gangguan pada sistem saraf
Faktor resiko
Jenis kelamin
Wanita memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami gangguan cemas.
Trauma masa anak"
Anak-anak yang mengalami pelecehan atau peristiwa traumatik berisiko tinggi gangguan cemas
Penyakit fisik berat
Bagi sebagian orang, kecemasan terkait dengan masalah kesehatan yang mendasarinya, dalam beberapa kasus, tanda-tanda dan gejala kecemasan adalah indikator pertama bahwa seseorang memiliki penyakit yang berhubungan dengan kecemasan seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus, gangguan tiroid.
Penumpukan stress
Penumpukan situasi kehidupan penuh stress dapat memicu kecemasan yang berlebih
Kepribadian
Orag dengan tipe kepribadian tertentu lebih rentan terhadap gangguan cemas daripada yang lain
Obat-obatan atau alkohol
Penyaalahgunaan dan gejala putus obat anti-ansietas seperti golongan benzodiazepine menyebabkan atau memperburuk kecemasan
Referensi : Generalized anxiety disorder. EBSCO DynaMed website. Available at: https://www.dynamed.com/condition/generalized-anxiety-disorder. Accessed January 13, 2020.
Takov, V. (2021). Generalized Anxiety Disorder Pathophysiology Evaluation. NCBI.
:
DSM V
click to edit
Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan yang timbul hampir setiap hari, sepanjang hari, terjadi sekurangnya 6 bulan, tentang sejumlah aktivitas atau kejadian (seperti pekerjaan atau aktivitas sekolah).
Individu sulit untuk mengendalikan kecemasan dan kekhawatiran.
Kecemasan diasosiasikan dengan 6 gejala berikut ini (dengan sekurang-kurangnya beberapa gejala lebih banyak terjadi dibandingkan tidak selama 6 bulan terakhir), yaitu kegelisahan, mudah lelah, sulit berkonsentrasi atau pikiran kosong, iritabilitas, ketegangan otot, dan gangguan tidur (sulit tidur, tidur gelisah atau tidak memuaskan).
click to edit
Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan distress atau terganggunya fungsi sosial, pekerjaan, dan fungsi penting lainnya.
Gangguan tidak berasal dari zat yang memberikan efek pada fisiologis (memakai obat-obatan) atau kondisi medis lainnya.
Gangguan tidak dapat dijelaskan lebih baik dari gangguan mental lainnya (seperti kecemasan pada gangguan panik atau evaluasi negatif pada gangguan kecemasan sosial atau sosial fobia, kontaminasi atau obsesi lainnya pada gangguan obsesif-kompulsif, mengingat kejadian traumatik pada gangguan stress pasca traumatik, pertambahan berat badan pada gangguan dismorfik tubuh, ada penyakit serius dalam penyakit gangguan kecemasan atau isi keyakinan delusi pada skizofrenia atau gangguan delusi).
PPDGJ III
click to edit
Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau mengambang).
Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:
a) Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb).
b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai).
c) Over-aktivitas otonomi (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb).
Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol.
Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama gangguan anxietas menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresi
Referensi :PPDGJ III. “Pedoman Penggolongan Dan Diagnosis Gangguan Jiwa Di Indonesia III (PPDGJ-III).” Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1993, pp. 1–408.
Saleh, U. (2019). Anxiety Disorder (Memahami gangguan kecemasan: jenis-jenis, gejala, perspektif teoritis dan Penanganan). Kesehatan, 1–58.
Ansietas Ringan
Penyebab dari ansietas ringan biasanya karena pengalaman kehidupan sehari-hari dan memungkinkan individu menjadi lebih fokus pada realitas. Individu akan mengalami ketidaknyamanan, mudah marah, gelisah, atau adanya kebiasaan untuk mengurangi ketegangan (seperti menggigit kuku, menekan jari-jari kaki atau tangan).
Ansietas Sedang
Pada ansietas sedang, lapang pandang individu menyemit. Selain itu individu mengalami penurunan pendengaran, penglihatan, kurang menangkap informasi dan menunjukkan kurangnya perhatian pada lingkungan. Terhambatnya kemampuan untuk berpikir jernih, tapi masih ada kemampuan untuk belajar dan memecahkan masalah meskipun tidak optimal.
Ada 4 klasifikasi tingkat ansietas yaitu ansietas ringan, ansietas sedang, ansietas berat, dan panik.
Ansietas Berat
Semakin tinggi level ansietas, maka lapang pandang seseorang akan semakin menurun atau menyempit. Seseorang yang mengalami ansietas berat hanya mampu fokus pada satu hal dan mengalami kesulitan untuk memahami apa yang terjadi. Pada level ini individu tidak memungkinkan untuk belajar dan memecahkan masalah, bahkan bisa jadi individu tersebut linglung dan bingung.
Referensi :
Mawaddah, N., & Rahmi, S. A. (2019, December). PENATALAKSANAAN MASALAH KEPERAWATAN ANSIETAS PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT FISIK DI RSI SAKINAH KABUPATEN MOJOKERTO. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL.
Fatmawati, R. (2022). PENGARUH TERAPI SPIRITUAL MENDENGARKAN MUROTTAL AL-QUR’AN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA KEPERAWATAN TINGKAT AKHIR YANG SEDANG MENGERJAKAN TUGAS AKHIR DI POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
Septadina, I. S., Prananjaya, B. A., Roflin, E., Rianti, K. I., & Shafira, N. (2021). TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN UNTUK MENURUNKAN ANSIETAS DAN MEMPERBAIKI KUALITAS TIDUR. Penerbit NEM.
SUPRAYITNO, T. (2018). KLASIFIKASI PENYAKIT GANGGUAN ANXIETAS MENGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTORQUANTIZATION 2.1 (LVQ2. 1) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).
edukasi
click to edit
pencengahan
click to edit
Pasien dengan gangguan psikatri seringnya tidak sadar sedang menderita penyakit (tilikannya buruk) sehingga diperlukan dukungan pihak keluarga.
Hubungan pasien dan keluarga dapat menjadi salah satu modalitas terapi dan penentu keberhasilan terapi pada pasien.
Pasien dan keluarga perlu dijelaskan bahwa gangguan cemas menyeluruh adalah penyakit kronis yang walaupun sudah mengalami remisi dengan pengobatan dapat mengalami kekambuhan.
Berolahraga secara teratur.
Konsumsi makanan dengan gizi seimbang.
Ikuti latihan untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, dan membuat jurnal harian.
Jauhi alkohol, obat-obatan terlarang, dan rokok.
Kurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung kafein, seperti cokelat, kopi, dan teh.
Periksakan diri ke psikiater jika mengalami hal traumatis yang mengganggu pikiran dan aktivitas.
anamesis
click to edit
Keluhan utama
Onset keluhan
Progresifitas dari keluhan
Anamesis anisietas
Keluhan tambahan lainnya
Riwayat penyakit sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga?
Riwayat Pengobatan?
Riwayat Penggunaan narkoba?
Hendaya Pekerjaan?
click to edit
Pemeriksaan fisik
click to edit
click to edit
Tampak gelisah
Frekuensi nadi meningkat
Laju napas cepat dan dangkal
Bising usus meningkat
click to edit
Tremor
Akral dingin
Pemeriksaan status mental
Iritable
Sulit konsentrasi
Perhatian yang berkurang
Insight / tilikan buruk
komplikasi
click to edit
Prognosis
Jika GAD tidak segera ditangani, rasa cemas dan khawatir yang berlebihan akan membuat penderitanya tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari & menurunkan kualitas hidup seseorang. dan dapat menyebabkan terjadinya depresi berat
Pasien dengan GAD juga sering disertai dengan gangguan psikiatri lainnya. Komplikasi terutama karena gangguan cemas menyeluruh disertai dengan gangguan psikiatrik lain, seperti :
perbuatan ingin membayakan diri atau bunuh diri
perubahan nafsu makan
konsentrasi menurun
rasa bersalah, tidak berguna tanpa alasan
harga diri dan kepercayaan diri berkurang
tidur terganggu
mudah menangis
mudah lelah
hilang minat
Prognosis gangguan cemas menyeluruh umumnya baik apabila pasien taat menjalani program pengobatan. Namun, penyakit ini adalah suatu kondisi kronik dan dapat berlangsung seumur hidup, serta berisiko komplikasi gangguan depresi berat.
Referensi : Gangguan Cemas Menyeluruh, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung, J Medula Unila, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2016
The history of generalized anxiety disorder as a diagnostic category, Marc-Antoine Crocq, MD, Dialogues in Clinical Neuroscience - Vol 19 . No. 2 . 2017
Biological markers of generalized anxiety disorder, Eduard Maron, MD, PhD; David Nutt, DM, FRCP, FRCPsych, FSB, FMedSci, Dialogues in Clinical Neuroscience - Vol 19 . No. 2 . 2017
Neurotransmitter memegang peran penting dalam patofisiologi gangguan cemas menyeluruh. Pada sistem saraf pusat, neurotransmitter seperti norepinefrin, serotonin, dopamine, dan GABA memegang peran penting. Neurotransmitter dan peptida lain seperti corticotropin-releasing factor, mungkin ikut terlibat dalam patofisiologi penyakit ini walaupun belum jelas pengaruhnya. Sistem saraf pusat simpatik memegang peran penting dalam terjadinya manifestasi klinis penyakit ini. Dengan modalitas pencitraan PET ditemukan bahwa terjadi peningkatan aliran neurotransmitter pada regio parahipokampus dan penurunan ikatan serotonin tipe 1A dengan reseptornya pada region anterior dan posterior korpus singulata pasien
Bagian dari otak yang terlibat dalam patofisiologi gangguan cemas menyeluruh adalah amigdala yang memegang peran penting dalam memodulasi ketakutan dan kecemasan. Pada pemeriksaan pencitraan otak pasien gangguan cemas menyeluruh ditemukan bahwa terjadi peningkatan respons pada stimulus kecemasan. Peningkatan respons ini terjadi karena penurunan ambang batas ketika merespon pada peristiwa sosial biasan. Amigdala dan sistem limbik berhubungan erat dengan korteks prefrontal. Pada pasien cgm juga dapat ditemukan aktivasi abnormal sistem limbik dan korteks prefrontal yang berhubungan dengan respons klinis pada terapi farmakologis dan non farmakologis pada pasien. Pada pemeriksaan MRI ditemukan bahwa pasien dengan gangguan cemas menyeluruh memiliki volume lobus temporal yang lebih kecil
pandangan islam
Kecemasan adalah suatu keadaan perasaan dimana individu merasa lemah sehingga tidak berani dan tidak mampu untuk bersikap dan bertindak secara rasional sesuai dengan yang semestinya.
Ciri utama dari kecemasan adalah perasaan cemas dan takut yang berlangsung terus-menerus yang tidak dapat dikendalikan. Gejala gangguan tersebut meliputi kesulitan untuk dapat beristirahat, kesulitan berkonsentrasi, perasaan tegang yang berlebihan, dan gangguan tidur
Seperti firman Allah Q.S. al-Ma’arij ayat 19-23:
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.
Keinginan yan tinggi akan keberhasilan menjadikan manusia goyah dan bimbang ketika ia ditimpa keburukan dan enggan memberi kebaikan. Ketika ia memperolehnya serta mengutamakan dirinya sendiri atas orang lain, kecuali ia menilai bahwa memberinya mengundang kebaikan dan manfaat yang lebih besar bagi dirinya. Dengan demikian, keluh kesah ketika ditimpa keburukan dan kikir ketika meraih kebaikan dan rezeki merupakan akibat dari penciptaannya menyandang sifat hala’ yakni gelisah dan tinggi keinginan.
Terapi
click to edit
Terapi Shalat
Ketika mengalami kecemasan, lakukan shalat untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan rasa cemas tersebut. Dengan sholat dapat meminimalisir rasa cemas dengan memohon kepada Allah SWT yakni dengan mendirikan shalat, berdzikir dan berdoa. Dengan melakukan ibadah-ibadah itu, hati akan kembali merasa tenang.
Terapi Dzikir
Dzikir merupakan suatu amalan dalam mengingat Allah Swt. Dzikir dapat menjadi media untuk memfokuskan pikiran, hati, dan emosi dalam menjalin komunikasi yang intensif antara diri dengan Allah, maka dengan berdzikir hati bisa menjadi tenang dan terhindar dari kecemasan. Bacaan dzikir yang paling utama adalah kalimat Laa Ilaha Illallah.
click to edit
Terapi Do’a
Doa merupakan suatu amalan yang sangat sering dipanjatkan oleh setiap orang karena doa dapat memberi dampak yang sangat besar dalam mewujudkan harapan seseorang. Kekuatan doa yang dipanjatkan secara sungguh-sungguh akan menguatkan jiwa, sebab di saat berdoa seseorang secara sadar memosisikan dirinya berada dalam posisi di bawah, meminta, memasrahkan diri pada pihak yang lebih tinggi yaitu Allah SWT. Jika seseorang yakin atas prioritas Allah SWT, lantas menambahka prasangka baik pada-Nya, maka akan mendapatkan ketenangan bahkan dapat menyembuhkan stres, trauma, dan penyakit jiwa lainnya
click to edit
Membaca al-Qur’an
Salah satu cara dalam Islam agar mendapatkan ketenangan jiwa adalah dengan membaca al-Qur’an. Orang-orang yang membaca atau mendengarkan alQur’an akan dianugerahi ketenagan hati. Ketenangan hati inilah yang membawa seseorang menjadi taat kepada Allah sehingga menjadi sehat jasmani dan rohaninya.
Dalam mengatasi kecemasan tersebut, dengan melakukan lebih meningkatkan shalat lima waktu ditambah dengan berdzikir dan berdoa, membaca al-Qur’an serta terjemahannya, memperbanyak shalat sunnah, dan melakukan relaksasi dengan cara lebih berpikir positif, refreshing, tidur, serta pergi jalan-jalan.
referensi :
Gangguan Panik
Post traumatic stress disorder (PTSD)
Gangguan Somatisasi
Gangguan Campuran Ansietas dan Depresi
Gangguan yang ditandai dengan adanya gejala ansietas dan deprsi bersama-sama, dan masing-masing gejala tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk ditegakkannya suatu diagnosis sendiri.
click to edit
Dijumpai gejala cemas seperti kecemasan atau khawatir
berlebihan, sulit berkonsentrasi, gemetaran, tegang, tidak dapat santai
Dan dijumpai gejala depresi seperti suasana perasaan sedih/murung, kehilangan minat/kesenangan (menurunnya semangat dalam melakukan aktivitas), mudah lelah
Jika tidak ada perbaikan yang signifikan dalam 2-3 bulan, maka pasien harus dirujuk
Hasil dari respon fisiologis yang memperngaruhi manifestasi gejala fisik, yang mungkin sering melibatkan faktor psikologis.
Berlangsung sedikitnya 2 tahun
kecemasan yang ditandai serangan panik spontan, disertai gejala otonomik, biasanya dijumpai ansietas antisipatorik
jantung yang berdebar-debar, nafas cepat, nafas tersengal atau kesulitan bernafas, banyak mengeluarkan keringat, dan terdapat rasa lemas dan pusing.
dapat ditegakkan dalam masa kira-kira 1 bulan
Gangguan kecemasan yang terbentuk dari peristiwa atau pengalaman yg menakutkan/berupa ancaman
Rasa takut yg kuat, rasa tidak berdaya atau horor, kewaspadaan yg berlebihan dll.
Lebih dari 1 bulan
Farmako
Non farmako
click to edit
Terapi restrukturisasi
click to edit
COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY (CBT)
membantu pasien dalam memahami cara kerja pemikiran otomatis dan keyakinan yang salah dapat menimbulkan respon emosional yang berlebihan, seperti pada gangguan panik.
Teknik
Mengidentifikasi Pikiran Negatif
Mempelajari bagaimana pikiran, perasaan, dan situasi dapat berkontribusi pada perilaku maladaptif.
Practicing New Skill
Penting untuk mulai mempraktikkan keterampilan baru yang kemudian dapat digunakan dalam situasi dunia nyata. Misalnya, seseorang dengan gangguan penggunaan zat mungkin mulai mempraktikkan keterampilan koping baru dan melatih cara untuk menghindari atau menghadapi situasi sosial yang berpotensi memicu kekambuhan.
Goal-Setting
Mengidentifikasi tujuan, membedakan antara jangka pendek dan jangka panjang, menetapkan SMART (spesifik, menentukan tujuan, dapat dicapai, relevan, berdasarkan waktu), dan fokus pada proses hasil akhir.
Problem Solving
Membantu untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang muncul dari stresor kehidupan, baik besar maupun kecil, serta mengurangi dampak negatif penyakit psikologis dan fisik
Melalui terapi ini pasien dapat merestrukturisasi isi pikirannya dengan cara mengganti semua pikiran-pikiran negatif yang dapat mengakibatkan perasaan tidak menyenangkan yang dapat memicu serangan panik dengan pemikiran-pemikiran positif.
Teknik relaksasi
click to edit
Atur posisi pasien dengan posisi duduk ditempat tidur atau dikursi
Letakkan satu tangan pasien diatas abdomen ( tepat bawah iga) dan tangan lainnya berada di tengah-tengah dada untuk merasakan gerakan dada dan abdomen saat bernafas
Keluarkan nafas dengan perlahan-lahan
Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan-lahan selama 4 detik sampai dada dan abdomen terasa terangkat maksimal, jaga mulut tetap tertutup selama menarik nafas
Tahan nafas selama 3 detik
Hembuskan dan keluarkan nafas secara perlahan-lahan melalui mulut selama 4 detik
Lakukan secara berulang dalam 5 siklus selama 15 menit dengan periode istirahat 2 menit ( 1 siklus adalah 1 kali proses mulai dari tarik nafas, tahan dan hembuskan).
Pengobatan untuk anti ansietas terutama benzodiazepine digunakan untuk
jangka pendek, dan tidak dianjurkan untuk jangka panjang karena pengobatan ini
menyebabkan ketergantungan. Obat anti ansietas nonbenzodiazepine, seperti
buspiron (buspar) dan berbagai anti depresan juga digunakan