Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
infeksi virus, yusnita nur sauma 1808260120 - Coggle Diagram
infeksi virus
mekanisme patogen virus
uncoating: Pelepasan selubung merupakan proses pemisahan fisik asam nukleat virus dari komponen struktural luar virion sehingga asam nukleat tersebut dapat berfungsi. Genom dapat dilepaskan sebagai asam nukleat bebas (picornavirus) atau sebagai nukleokapsid (reovirus). Nukleokapsid- nukleokapsid ini biasanya mengandung polymerase.
transkripsi dan translasi: Transkripsi dan translasi mRNA virus dan sintesis protein "terlambat" struktural yang diperlukan untuk membuat virion baru
penetrasi: penetrasiatau penelanan. Pada sebagian sistem,penetrasi dicapai melalui endositosis yang dimediasi reseptor, dengan diambilnya partikel virus yang diingesti ke dalam endosome. Terdapat pula contoh-contoh penetrasi langsung partikel virus menembus membrane plasma.
assembly: Protein merakit diri dan genom memasuki setiap kapsid baru. Ini terjadi baik di nukleus atau di sitoplasma sel, atau kadang-kadang, tepat di bawah permukaan sel.
attachment: Langkah pertama dalam infeksi virus adalah perlekatan (interaksi virion dengan situs reseptor spesifik pada permukaan suatu sel). Molekul reseptor berbeda-beda untuk tiap virus, tetapi umumnya merupakan kumpulan glikoprotein. Pada sebagian kasus, virus pengikat sekuens protein (mis, picornavirus) dan pada kasus lain, oligosakarida (mis, orthomyxovirus dan paramyxovirus. Pengikatan reseptor dipercaya dapat terjadi karena adanya konfigurasi struktur permukaan virion yang kebetulan homolog dengan komponen permukaan sel.
release: Pelepasan virion infeksius baru adalah tahap akhir dari replikasi. Hal ini dapat terjadi baik dengan pertunasan dari membran plasma (untuk virus berselubung), atau dengan disintegrasi (lisis) dari sel yang terinfeksi (untuk virus yang tidak berselubung). Beberapa virus menggunakan jalur sekretori untuk keluar dari sel.
portal d entry
-
Saluran napas
menimbulkan kelainan setempat (influenza, co-vi, rhinovirus) atau kelainan jauh (variola, varicella, rubella)
Mulut/ saluran cerna
naked virus dapat lolos dari asam lambung →
kelainan setempat (rotavirus) atau menyebar ketempat lain (HAV, HBV, polio)
-
Kulit : injeksi (HCV,HBV,HIV) ,gigitan (Flavivirus,rabies), atau Lesi ringan (Pox, HSV)
pemeriksaan penunjang
- Directfluorescentassay(DFA)
Preparat diambil dari scraping dasar vesikel tetapi apabila sudah berbentuk krusta pemeriksaan dengan DFA kurang sensitif. Hasil pemeriksaan cepat.
-
Test ini dapat menemukan antigen virus varicella zoster. Pemeriksaan ini dapat membedakan antara VZV dengan herpes simpleks virus.
- Polymerase chain reaction (PCR)
Dengan metode ini dapat digunakan berbagai jenis preparat seperti scraping dasar vesikel dan apabila sudah berbentuk krusta dapat juga digunakan sebagai preparat, dan CSF.
-
-
Preparat diambil dari discraping dasar vesikel yang masih baru, kemudian diwarnai dengan pewarnaan yaitu hematoxylin-eosin, Giemsa’s, Wright’s, toluidine blue ataupun Papanicolaou’s. Dengan menggunakan mikroskop cahaya akan dijumpai multinucleated giant cells.
-
-
- Biopsikulit : Hasil pemeriksaan histopatologis : tampak vesikel intraepidermal dengan degenerasi sel epidermal dan acantholysis. Pada dermis bagian atas dijumpai adanya lymphocytic infiltrate.
klasifikasi virus
ciri-ciri
aseluler, yaitu tidak memiliki sel
-
hanya memiliki satu macam asam nukleat, DNA saja atau RNA saja
-
-
-
morfologi
definisi :
Virus adalah parasit intraseluler obligat yang berukuran antara 20-300 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja. Partikelnya secara utuh disebut virion yang terdiri dari capsid yang dapat terbungkus oleh sebuah glikoprotein atau membran lipid, dan virus resisten terhadap antibiotik.
sistem imun terhadap virus
spesifik: Bila pertahanan non spesifik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme maka imunitas spesifik akan terangsang. Mekanisme pertahanan spesifik adalah mekanisme pertahanan yang diperankan oleh sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya seperti sel makrofag dan komplemen.Dilihat dari caranya diperoleh maka mekanisme pertahanan spesifik disebut juga respons imun didapat.Imunitas spesifik hanya ditujukan terhadap antigen tertentu yaitu antigen yang merupakan ligannya. Di samping itu, respons imun spesifik juga menimbulkan memori imunologis yang akan cepat bereaksi bila host terpajan lagi dengan antigen yang sama di kemudian hari. Pada imunitas didapat, akan terbentuk antibodi dan limfosit efektor yang spesifik terhadap antigen yang merangsangnya, sehingga terjadi eliminasi antigen.
non spesifik
Komplemen dan makrofag. Jalur alternatif komplemen dapat diaktivasi oleh berbagai macam bakteri secara langsung sehingga eliminasi terjadi melalui proses lisis atau fagositosis oleh makrofag atau leukosit yang distimulasi oleh opsonin dan zat kemotaktik, karena sel-sel ini mempunyai reseptor untuk komponen komplemen (C3b) dan reseptor kemotaktik. Zat kemotaktik akan memanggil sel monosit dan polimorfonuklear ke tempat mikroorganisme dan memfagositnya.
Protein fase akut. Protein fase akut adalah protein plasma yang dibentuk tubuh akibat adanya kerusakan jaringan. Hati merupakan tempat utama sintesis protein fase akut. C-reactive protein (CRP) merupakan salah satu protein fase akut. Dinamakan CRP oleh karena pertama kali protein khas ini dikenal karena sifatnya yang dapat mengikat protein C dari pneumokokus. Interaksi CRP ini juga
akan mengaktivasi komplemen jalur alternatif yang akan melisiskan antigen.
Kelenjar dengan enzim dan silia yang ada pada mukosa dan kulit.Produk kelenjar menghambat penetrasi mikroorganisme, demikian pula silia pada mukosa. Enzim seperti lisozim dapat pula merusak dinding sel mikroorganisme.
Sel ‘natural killer’ (NK) dan interferon.Sel NK adalah sel limfosit yang dapat membunuh sel yang dihuni virus atau sel tumor.Interferon adalah zat yang diproduksi oleh sel leukosit dan sel yang terinfeksi virus, yang bersifat dapat menghambat replikasi virus di dalam sel dan meningkatkan aktivasi sel NK.
Permukaan tubuh, mukosa dan kulit.Permukaan tubuh merupakan pertahanan pertama terhadap penetrasi mikroorganisme. Bila penetrasi mikroorganisme terjadi juga, maka mikroorganisme yang masuk akan berjumpa dengan pelbagai elemen lain dari sistem imunitas alamiah.
siklus hidup virus
siklus litik
siklus lisogenik
klasifikasi pox virus
cara kerja antivirus

-