Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
VIRUS, ELDA ADITYA CAHYANI, 1808260117, SGD 10 - Coggle Diagram
VIRUS
Jenis Penularan Virus
- Transmisi langsung-> dari orang ke orang melalui kontak.
- Sarana utama transmisi meliputi tetesan atau aerosol infeksi (misalnya influenza, campak, cacar.
- seksualitas kontak (misalnya, papillomavirus, hepatitis B, herpes simpleks tipe 2 human immunodeficiency virus).
- Dengan tangan-mulut.
- Tangan-mata.
- mulut-mulut kontak (misalnya, herpes simpleks, rhinovirus, virus Epstein-Barr).
- dengan pertukaran dari darah yang terkontaminasi (misalnya hepatitis B, imunodefisiensi manusia virus).
- Transmisi tidak langsung-> oleh rute fecal-oral (misalnya enterovirus, rotavirus, hepatitis A menular) atau oleh orang fomites (misalnya, virus Norwalk, rhinovirus).
- Penularan dari binatang ke hewan, dengan manusia dan host tak disengaja. Penyebaran mungkin dengan gigitan (rabies)
- Transmisi dengan menggunakan vektor arthropoda.
- Siklus manusia-arthropoda: Contoh-Yellow Fever, demam berdarah.
Struktur dan Jenis Virus
Definisi: Virus merupakan agen infeksius terkecil (diameter sekitar 20 nm hingga300 nm) dan hanya mengandung satu jenis asam nukleat (RNA atau DNA) sebagai genom mereka.
Struktur Virus:
- Kapsid adalah lapisan pembungkus tubuh virus yang tersusun atas protein. Fungsinya sebagai Pelindung dari kondisi lingkungan yang merugikan Mempermudah penempelan pada proses penembusan ke dalam sel.
- Isi-> Terdapat di sebelah dalam kapsid berupa materi genetik/ molekul pembawa sifat keturunan yaitu DNA atau RNA.
- Kepala virus berisi DNA, RNA dan diselubungi oleh kapsid.
- Ekor-> melekat pada kepala kapsid. berfungsi untuk menempelkan tubuh virus pada sel inang. Khusus untuk virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak memiliki ekor.
Jenis Virus
Berdasarkan Sel Inang:
- Virus Bakteri-> virus yang sel inangnya
merupakan sel bakteri. Virus bakteri mengandung materi genetik berupa DNA. Contoh virus bakteri adalah Escherichioa coli.
- Virus mikroorganisme eukariot-> virus yang sel inangnya berupa mikroorganisme yang tergolong eukariotik, seperti protozoa dan jamur. Virus ini mengandung RNA.
- Virus tumbuhan-> virus yang sel inangnya adalah
tumbuhan yang sebagian besar mengandung RNA.
- Virus Hewan-> Virus yang sel inangnya adalah sel hewan atau sel manusia. Virus ini mengandung DNA dan RNA Contohnya adalah virus pada mulut dan kaki sapi serta virus rabies pada anjing.
Berdasarkan kandungan materi genetik:
- Virus DNA-> Poxivirus, Herpesvirus, Adenovirus, dan papovirus.
- Virus RNA-> Parmyxovirus, Myxovirus, Reustrovirus, Rhabdovirus, Reovirus, Togavirus dan Picornavirus.
Siklus Hidup Virus
- Perlekatan-> Langkah pertama dalam infeksi virus adalah perlekatan (interaksi virion dengan situs reseptor spesifik pada permukaan suatu sel). Sebagai contoh, human immune deficiency virus berikatan dengan reseptor CD4 pada sel-sel system imun, rhinovirus berikatan dengan reseptor CD4 pada sel-sel system imun, rhinovirus berikatan dengan ICAM-1, dan virus Eipstein-Barr mengenali reseptor CD21 pada sel B. ada atau tidak adanya reseptor memainkan peranan penting untuk menentukan tropsime sel dan pathogenesis virus. tidak semua sel dalam pejamu yang rentan akan mengekspresikan reseptor yang dibutuhkan; misalnya, poliovirus hanya mampu melekat ke sel-sel pada system saraf pusat dan saluran cerna primata.
- Penetrasi-> Setelah peristiwa pengikatan, partikel virus akan dibawa ke dalam sel. Langkah
tersebut dinamakan sebagai penetrasiatau penelanan.
- pelepasan selubung (uncoating)-> Terjadi bersamaan dengan atau segera setelah penetrasi. Pelepasan selubung
merupakan proses pemisahan fisik asam nukleat virus dari komponen struktural luar virionsehingga asam nukleat tersebut dapat berfungsi. Genom dapat dilepaskan sebagai asam nukleat bebas (picornavirus) atau sebagai nukleokapsid (reovirus).Pelepasan selubung mungkin
membutuhkan suasana pH asam dalam endosome.
-
Cara Kerja Anti Virus
Antivirus non-retrovirus
- Antivirus Herpes:
- Asyclovir--> antivirus menghambat langsung polymerase DNA virus dengan cara bersaing dengan nukleosida trifosfat (Acyclovir, gansyclovir, dan pencyclovir).
- Gansyclovir--> diubah menjadi gansyclovir monofosfat oleh enzim fosfotransferase yang dihasilkan sel yang terinfeksi cytomegalovirus. Gansiklovir menghambat ikatan deoksiguanosi secara kompetitif ke polimerase DNA.
- Antivirus Influenza:
- Amantadine dan Rimatadine--> Mekanisme kerja: menghambat channel M2 pada virus influenza. Setelah virus masuk ke dalam sel melalui endositosis, maka channel M2 bekerja memompa proton ke dalam virus. Akibatnya, pH didalam virus akan turun. Penurunan pH akan memicu replikasi virus.
- Neuraminidase Inhibitor--> Mekanisme kerja: menghambat enzim neuraminidase virus. Virus yang telah bereplikasi didalam sel, akan menempel pada dinding dalam dari membran sel.
- AntiVirus HBV dan HCV:
- Lamivudine--> bekerja dengan cara menghambat aktivitas RNA- dan DNA melalui pemutusan rantai DNA virus, sehingga menghambat pertumbuhan virus.
- Adefovir--> Bekerja dengan menghambat replikasi HBV dan tidak hanya bekerja sebagai DNA chain terminator, namun juga meningkatkan aktivitas sel NK dan menginduksi produksi interferon endogen.
Antivirus Retrovirus
- Nucloside Reverse Transciptase Inhibitor (NRTI):
- Zidovudin--> bekerja dengan menghambat enzim RT virus, setelah gugus azidotimidin (AZT) pada zidovudin mengalami fosforilasi.
- Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor (NtRTI):
- Tenofovir Disoproksil--> bekerja dengan cara menghentikan pembentukan rantai DNA virus.
- Non-Nucleoside Reverse TransCriptase Inhibitor (NNRTI):
- Nevirapin--> Bekerja pada situs alosterik tempat ikatan non-substrat HIV-1 RT.
- Protease Inhibitor (PI): - Sakuinavir--> bekerja pada tahap transisi, memotong kerja dari enzim integrase atau menghambat kerja protease.
Replikasi Virus
Secara Litik
- Fase Absorpsi-> Virion menempel pada reseptor spesifik sel inang dengan menggunakan bagian serabut ekornya.
- Fase Penetrasi-> Ujung serabut ekor membuat lubang untuk menembus dinding dan membran sel inang. Selanjutnya, virus menginjeksikan materi genetiknya sehingga kapsid virus menjadi kosong (mati).
- Sintesis dan replikasi-> DNA virus menghidrolisis dan mengendalikan materi genetik sel inang untuk membuat asam nukleat (salinan genom) dan protein komponen virus. Selanjutnya berlangsung tahap replikasi, yaitu pembentukan bagian-bagian tubuh virus yang baru.
- Pematangan atau perakitan-> Asam nukleat dan protein hasil sintesis dan replikasi dirakit menjadi partikelpartikel virus yang lengkap sehingga terbentuk virion-virion baru.
- Lisis-> Virus menghasilkan enzim lisozim, yaitu enzim yang dapat merusak dinding sel inang. Dinding sel yang rusak mengakibatkan terjadinya osmosis, sehingga sel inang membesar dan akhirnya pecah. Partikel virus yang baru akan keluar dari sel inang dan menyerang sel inang yang lain.
Secara Lisogenik
- Absorpsi-> Virion menempel pada reseptor spesifik sel inang dengan menggunakan bagian serabut ekornya.
- Penetrasi-> Virus menginjeksikan materi genetiknya ke dalam sel inang sehingga kapsid
virus menjadi kosong (mati)
- Penggabungan-> DNA virus bakteriofag bergabung dengan DNA bakteri (sel inang) membentuk profag. Dalam bentuk profag, sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif,
tetapi ada sedikitnya satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi mengkode protein reseptor. Protein reseptor berfungsi menjaga agar gen-gen profag tidak aktif.
- Fase Replikasi-> Saat profage akan bereplikasi, itu artinya DNA fage juga turut bereplikasi. Kemudian ketika bakteri membelah diri, bakteri menghasilkan dua sel anakan yang masing-masing mengandung profage. DNA fage (dalam profage) akan terus bertambah banyak jika sel bakteri terus menerus membelah Bakteri lisogenik dapat diinduksi untuk mengaktifkan profagenya. Pengaktifan ini mengakibatkan terjadinya siklus litik.
-
-
-