Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SYOK KARDIOGENIK - Coggle Diagram
SYOK KARDIOGENIK
komplikasi syok cardiogenik
Henti jantung paru
Disritmia
Gagal multisystem organ
Stroke
Tromboemboli
penyebab syok
ketidakmampuan pembuluh darah untuk mengalirkan darah
ketidakmampuan jantun memompa darah
kurangnya darah dialirkan
dehidrasi
diagnosa banding syok kardiogenik
Syok Hipovolemik
Syok Distributif
Syok Obstruktif
tatalaksana awal gawat darurat
Penanganan Syok kardiogenik yaitu kegawadaruratan yang
memerlukan terapi resusitasi segera sebelum syok merusak
posisi
a. Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan letak luka. Secara umum posisi penderita dibaringkan telentang dengan tujuan meningkatkan aliran darah ke organ-organ vita
b. Apabila terdapat trauma pada leher dan tulang belakang, penderita jangan digerakkan sampai persiapan transportasi selesai, kecuali untuk menghindari terjadinya luka yang lebih parah atau untuk memberikan pertolongan pertama seperti pertolongan untuk membebaskan jalan napas
c. Penderita yang mengalami luka parah pada bagian bawah muka, atau penderita tidak sadar, harus dibaringkan pada salah satu sisi tubuh (berbaring miring) untuk memudahkan cairan keluar dari rongga mulut dan untuk menghindari sumbatan jalan nafas oleh muntah atau darah. Penanganan yang sangat penting adalah meyakinkan bahwa saluran nafas tetap terbuka untuk menghindari terjadinya asfiksia
d. Penderita dengan luka pada kepala dapat dibaringkan telentang datar atau kepala agak ditinggikan. Tidak dibenarkan posisi kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya
. e. Kalau masih ragu tentang posisi luka penderita, sebaiknya penderita dibaringkan dengan posisi telentang datar
. f. Pada penderita-penderita syok hipovolemik, baringkan penderita telentang dengan kaki ditinggikan 30 cm sehingga aliran darah balik ke jantung lebih besar dan tekanan darah menjadi meningkat. Tetapi bila penderita menjadi lebih sukar bernafas atau penderita menjadi kesakitan segera turunkan kakinya kembali:
pertahankan respirasi
Penanganan awal : resusitasi cairan, oksigenasi dan proteksi
jalan nafas, koreksi hipovolemia dan hipotensi
Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan, bila ada sekresi atau muntah
b. Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan nafas (Gudel/oropharingeal airway
c. Berikan oksigen 6 liter/menit
d. Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan pompa sungkup (Ambu bag) atau ETT
klasifikasi dan stadium syok
klasifikasi
syok kardiogenik
syok obstruktif ekstra cardiac
syok hipovolemik
stroke distributis
stadium syok
stadium dekompensasi
stadium irreversible
stadium kompensasi
patofisiologi syok kardiogenik
Syok kardiogenik di tandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri, yang mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke jaringan. Nekrosis fokal diduga merupakan akibat dari ketidakseimbangan yang terus- menerus antara kebutuhan suplai oksigen miokardium Pembuluh coroner yang terserang juga tidak mampu meningkatkan aliran darah secara memadai sebagai respons terhadap peningkatan beban kerja dan kebutuhan oksigen jantung oleh aktivitas respons kompensatorik seperti perangsang simpatik. Kontraktilitas ventrikel kiri dan kinerjanya menjadi sangat terganggu akibat dari proses infark Pertahanan perfusi jaringan menjadi tidak memadai, karena ventrikel kiri gagal bekerja sebagai pompa dan tidak mampu menyediakan curah jantung dengan baik. Maka dimulailah siklus yang terus berulang. Siklus dimulai saat terjadinya infark yang berkelanjut dengan gangguan fungsi miokardium
Kerusakan miokardium baik iskemia dan infark pada miokardium mengakibatkan perubahan metabolism dan terjadi asidosis metabolic pada miokardium yang berlanjut pada gangguan kontraktilitas miokardium yang berakibat pada penurunan volume sekuncup yang di keluarkan oleh ventrikel. Penurunan curah jantung dan hipotensi arteria disebabkan karena adanya gangguan fungsi miokardium yang berat. Akibat menurunnya perfusi coroner yang lebih lanjut akan mengakibatkan hipoksia miokardium yang bersiklus ulang pada iskemia dan kerusakan miokardium ulang. Dari siklus ini dapat di telusuri bahwa siklus syok kardiogenik ini harus di putus sedini mungkin untuk menyelamatkan miokardium ventrikel kiri dan mencegah perkembangan menuju tahap irreversible dimana perkembangan kondisi bertahap akan menuju pada aritmia dan kematian
tanda gejala syok secara umum dan kardiogenik
secara umum : nadi cepat,penurunan tekanan darah,pernapsan cepat,pucat,berkeringat,gelisah,apatis/bingung,pingsan
kardiogenik :
Pasien tidak sadar atau hilangnya kesadaran secara tibatiba.
Sianosis akibat dari aliran perifer berhenti
akral dingin
pemeriksaan fisik dan penunjang syok kardiogenik
fisik:
Pemeriksaan kesadaran dan tanda-tanda vital, termasuk
tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan suhu
penunjang :
EKG : untuk mengetahui adanya infark miokard dan/atau iskemia miokard
Kateterisasi Jantung : Menentukan penyebab dan jenis syok dengan melihat tekanan kapiler paru dan indeks jantung
Rongent Dada : menyingkirkan penyebab syok atau nyeri dada lainnya. Klien dengan syok kardiogenik besar menunjukkan adanya gagal ventrikel kiri.
Enzim Jantung : mengetahui syok kardiogenik disebabkan oleh infark miokard akut. Enzim jantung dapat berupa kreatinin kinase, troponin, myoglobin dan LDH
Hitung Darah Lengkap : melihat adanya anemia, infeksi atau koagulopati akibat sepsis yang mendasari terjadinya syok kardiogenik
Ekokardiografi : menentukan penyebab syok kardiogenik dengan melihat fungsi sistolik dan diastolik jantung
Elektrolit : mungkin berubah karena perrpindahan cairan atau
penurunan fungsi ginjal, terapi deuretik
Pemindaian Jantung : tindakan penyuntikan fraksi dan
memperkirakan gerakan jantung
prognosis:prognosis dikatakan buruk karena memiliki tingkat mortalitas dan komplikasi yang tinggi