Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SYOK KARDIOGENIK EC STEMI - Coggle Diagram
SYOK KARDIOGENIK EC STEMI
1.Definisi dan klasifikasi Syok
Syok
Kardiogenik
Disfungsi sistolik
Disritmia
Disfungsi Diastolik
Gangguan struktur
Distributif
Sepsis
Neurogenik
Reaksi anafilaktik
Hipovolemik
Hemoragik
Non hemoragik
Obstruksi
Tamponade jantung
Tension pneumothorak
Emboli paru
Syok adalah kondisi berbahaya ketika tekanan darah menurun secara drastis sehingga organ-organ dan jaringan tubuh tidak mendapatkan aliran darah yang cukup. Kondisi ini biasanya merupakan komplikasi dari penyakit atau kondisi lain.
2.Etiologi dan faktor resiko syok
Faktor resiko
Syok kardiogenik lebih berisiko terjadi pada lansia (lanjut usia), penderita riwayat serangan jantung, penderita penyakit jantung koroner, serta penderita diabetes atau hipertensi
Syok neurogenik lebih mungkin terjadi pada seseorang yang pernah mengalami cedera tulang belakang atau mengonsumsi obat-obatan yang memengaruhi sistem saraf
Syok anafilaktik lebih rentan terjadi pada seseorang yang pernah mengalami syok anafilaktik sebelumnya, menderita asma atau alergi tertentu, atau memiliki riwayat syok anafilaktik dalam keluarga
Syok sepsis lebih sering terjadi pada seseorang yang pernah menjalani operasi atau menjalani perawatan di rumah sakit dalam waktu yang lama, menderita diabetes, pernah menggunakan kateter atau alat bantu pernapasan, atau mengalami malnutrisi
Syok hipovolemik lebih mungkin terjadi pada lansia (lanjut usia) serta penderita penyakit yang dapat mengakibatkan perdarahan
Etiologi
Ketidakmampuan pembuluh darah untuk mengalirkan darah
Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
Kurangnya darah untuk dialirkan
3.Stadium syok
4.Tanda dan gejala syok
Sesak napas
Kulit berkeringat, dingin, dan pucat
Jantung berdebar, serta denyut nadi menjadi lemah
Pusing
Lemas
Pingsan hingga hilang kesadaran
Bibir dan kuku jari membiru (sianosis)
Tekanan darah rendah atau hipotensi
Denyut nadi cepat namun lemah
Sesak napas
Ujung tangan dan kaki terasa dingin
Frekuensi buang air kecil berkurang atau sama sekali tidak buang air kecil
Pingsan atau penurunan kesadaran
Berkeringat dan pucat
5.Patofisiologi syok kardiogenik
6.CMD syok kardiogenik (anamnesis & pem.fisik)
Pemfis
Hipotensi dengan tanda hipoperfusi organ:
Tekanan darah sistolik < 90 mmHg
Indeks kardial < 2,2 L/min/m2
Tekanan oklusi kapiler pulmo meningkat atau normal > 15 mmHg
Tekanan akhir diastolik ventrikel kanan > 10 mmHg
Kulit tampak pucat atau sianosis, ekstremitas teraba dingin
Laju nadi pada perifer cepat dan lemah; jika ada aritmia, nadi teraba tidak teratur
Distensi vena jugular
Adanya crackles pada auskultasi paru
Edema perifer
Suara jantung terdengar jauh, suara jantung ke-3 dan ke-4 dapat terdengar
Tekanan nadi/pulse pressure rendah
Takikardia
Oligouria
Penurunan kesadaran, perubahan status mental
Murmur sistolik terdengar jika ada regurgitasi katup mitral akut atau adanya defek septum ventrikel:
Akan menjadi edema paru, ditandai dengan rales pada auskultasi paru
Pada pasien dengan kardiomiopati hipertrofi obstruktif, murmur sistolik terdengar lebih keras dengan manuver Valsalva.
Anamnesis
Gejala perburukan dari fungsi kardiak lainnya yang dapat terjadi pada syok kardiogenik
Diaforesis
Dispnea dengan aktifitas (dyspnea on exertion)
Dispnea saat istirahat
Presinkop atau sinkop
Palpitasi
Kecemasan menyeluruh atau depresi.
7.Pem. Penunjang
Pemeriksaan kesadaran dan tanda-tanda vital, termasuk tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan suhu
Elektrokardiogram (EKG), untuk mengetahui aktivitas kelistrikan jantung dan mendeteksi tanda kerusakan jaringan atau otot jantung
Pemindaian dengan Rontgen dada, untuk memeriksa kondisi dan ukuran jantung, sekaligus untuk mengetahui ada tidaknya penumpukan cairan di dalam paru-paru
Tes darah, untuk mendeteksi kerusakan jantung melalui pemeriksaan enzim jantung (troponin dan CKMB), serta memeriksa kadar oksigen dalam darah dengan analisis gas darah
Ekokardiografi, untuk melihat struktur, ukuran, dan kondisi jantung
Angiografi koroner, untuk mendeteksi adanya penyumbatan di dalam pembuluh darah, serta untuk mengukur tekanan di dalam bilik jantung
Pemindaian nuklir jantung, untuk mendeteksi gangguan pada aliran darah jantung
8.Dd syok kardiogenik
Systemic inflammatory response syndrome (SIRS)
Sindrom koroner akut
Regurgitasi aorta
Kardiomiopati dilatasi
Kardiomiopati restriktif
Gagal jantung kongestif dan edema paru
Regurgitasi katup mitral
Perikarditis dan tamponade kardiak
Syok hipovolemik
Ruptur otot papilar
Disfungsi katup akut.
9.Tx syok kardiogenik
Th awal
memberikan oksigen tambahan dengan bantuan nasal kanul,
masker pernapasan, atau ventilator;
serta : memberikan cairan dan obat melalui infus.
Obat obatan
Agen inotropik, seperti norepinephrine, dopamine, atau dobutamin untuk meningkatkan fungsi jantung
Obat antiplatelet, seperti clopidogrel atau aspirin, untuk mencegah pembentukan gumpalan darah baru
Obat antikoagulan, seperti heparin, untuk menurunkan risiko terbentuknya gumpalan darah setelah serangan jantung
Obat antiaritmia, untuk mengembalikan irama jantung menjadi lebih teratur
Operasi Jantung
Kateterisasi jantung atau PCI (percutaneous cardiac intervention)
Operasi bypass jantung,
Operasi transplantasi jantung
Pemasangan alat bantu
Extracorporeal membrane oxygenation (ECMO)
Pemasangan alat pacu jantung,
10.Komplikasi & prognosis syok kardiogenik
Komplikasi
Henti jantung
Gangguan irama jantung
Kerusakan ginjal
Kerusakan otak
Kerusakan liver
Kegagalan multi organ
Stroke
Aneurisma ventrikel atau pembesaran pembuluh darah ventrikel
Thromboembolic sequelae atau tersumbatnya sebuah pembuluh darah oleh gumpalan darah yang terlepas dari pembuluh darah lain
Prognosis
Syok kardiogenik adalah penyebab kematian utama pada infark koroner akut, dengan angka mortalitas mencapai 70-90%. Kunci dari prognosis yang baik adalah diagnosis, pemberian terapi suportif dan revaskularisasi arteri koroner yang segera pada pasien dengan iskemia dan infark miokard. Prognosis akan membaik seiring dengan lebih cepatnya waktu untuk dilakukan reperfusi.
Prognosis akan bertambah buruk pada pasien dengan dilatasi atau infark ventrikel kanan yang dapat terlihat di ekokardiogram atau EKG.
Pasien dengan ejeksi fraksi < 28% hanya mempunyai survival rate sebesar 24% pada 1 tahun pertama, jika dibandingkan dengan survival rate sebesar 56% pada pasien dengan ejeksi fraksi lebih baik.
Adanya regurgitasi katup mitral dihubungkan dengan survival rate sebesar 31% pada 1 tahun pertama, jika dibandingkan dengan survival rate sebesar 58% pada pasien tanpa regurgitasi katup mitral.
Prognosis pada pasien yang sembuh dari syok kardiogenik belum diteliti, namun akan cukup baik jika penyebab syok teratasi.[
11.Pencegahan syok kardiogenik
Menghentikan paparan asap rokok, termasuk jangan merokok
Menjaga agar berat badan ideal
Membatasi asupan gula dan alkohol
Membatasi konsumsi makanan yang mengandung banyak kolesterol dan lemak jenuh, serta menghindari konsumsi makanan yang mengandung lemak trans
Berolahraga secara teratur