Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Infeksi Virus, Nikita Sari (1808260125) - Coggle Diagram
Infeksi Virus
Sifat virus
Asam nukleat partikel virus yang menginfeksi sel mengambil alih kekuasaan dan pengawasan sistem enzim hospesnya, sehingga selaras dengan proses sintesis asam nukleat dan protein virus.
Selama proses pembebasan, beberapa partikel virus mendapat selubung luar yang mengandung lipid, protein, dan bahan-bahan lain yang sebagian berasal dari sel hospes.
Virus tidak membelah diri dengan cara pembelahan biner. Partikel virusbaru dibentuk dengan suatu proses biosintesis majemuk yang dimulai dengan pemecahan suatu partikelvirusinfektif menjadi lapisan protein pelindung dan komponen asam nukleat infektif.
Partikel virus lengkap disebut Virion dan terdiri dari inti asam nukleat yang dikelilingi lapisan protein yang bersifat antigenik yang disebut kapsid dengan atau tanpa selubung di luar kapsid.
Virus mengadakan reproduksi hanya dalam sel hidup yaitu dalam nukleus, sitoplasma atau di dalam keduanya dan tidak mengadakan kegiatan metabolisme jika berada di luar sel hidup.
-
Struktur virus secara relatif sangat sederhana, yaitu dari pembungkus yang
mengelilingi atau melindungi asam nukleat.
Komponen-komponen virus dibentuk secara terpisah dan baru digabung di dalam sel hospes tidak lama setelah dibebaskan.
Bahan genetik virus terdiri dari asam ribonukleat (RNA) atau asam deoksiribonukleat (DNA), akan tetapi bukan gabungan dari kedua jenis asamnukleat tersebut.
Klasifikasi Virus
Tipe simetri kapsid
-
-
Simetri kubik (Berupa pola ikosahedral, yaitu susunan subunit yg paling efisien dalam selung tertutup)
-
-
-
-
-
Patogenesis virus
transkripsi dan translasi: Transkripsi dan translasi mRNA virus dan sintesis protein "terlambat" struktural yang diperlukan untuk membuat virion baru
uncoating: Pelepasan selubung merupakan proses pemisahan fisik asam nukleat virus dari komponen struktural luar virion sehingga asam nukleat tersebut dapat berfungsi. Genom dapat dilepaskan sebagai asam nukleat bebas (picornavirus) atau sebagai nukleokapsid (reovirus). Nukleokapsidnukleokapsid ini biasanya mengandung polymerase.
assembly: Protein merakit diri dan genom memasuki setiap kapsid baru. Ini terjadi baik di nukleus atau di sitoplasma sel, atau kadang-kadang, tepat di bawah permukaan sel.
penetrasi: penetrasiatau penelanan. Pada sebagian sistem,penetrasi dicapai melalui endositosis yang dimediasi reseptor, dengan diambilnya partikel virus yang diingesti ke dalam endosome. Terdapat pula contohcontoh penetrasi langsung partikel virus menembus membrane plasma.
release: Pelepasan virion infeksius baru adalah tahap akhir dari replikasi. Hal ini dapat terjadi baik dengan pertunasan dari membran plasma (untuk virus berselubung), atau dengan disintegrasi (lisis) dari sel yang terinfeksi (untuk virus yang tidak berselubung). Beberapa virus menggunakan jalur sekretori untuk keluar dari sel.
attachment: Langkah pertama dalam infeksi virus adalah perlekatan (interaksi virion dengan situs reseptor spesifik pada permukaan suatu sel). Molekul reseptor berbeda-beda untuk tiap virus, tetapi umumnya merupakan kumpulan glikoprotein. Pada sebagian kasus, virus pengikat sekuens protein (mis, picornavirus) dan pada kasus lain, oligosakarida (mis, orthomyxovirus dan paramyxovirus. Pengikatan reseptor dipercaya dapat terjadi karena adanya konfigurasi struktur permukaan virion yang kebetulan homolog dengan komponen permukaan sel.
Port'entry Virus
-
Saluran napas menimbulkan kelainan setempat (influenza, co-vi, rhinovirus) atau kelainan jauh (variola, varicella, rubella)
Mulut/ saluran cerna naked virus dapat lolos dari asam lambung → kelainan setempat (rotavirus) atau menyebar ketempat lain (HAV, HBV, polio)
-
Kulit : injeksi (HCV,HBV,HIV) ,gigitan (Flavivirus,rabies), atau Lesi ringan (Pox, HSV)
-
-
-
Pemeriksaan penunjang
-
-
Tzancksmear
-
-
Preparat diambil dari discraping dasar vesikel yang masih baru, kemudian diwarnai dengan pewarnaan yaitu hematoxylin-eosin, Giemsa’s, Wright’s, toluidine blue ataupun Papanicolaou’s. Dengan menggunakan mikroskop cahaya akan dijumpai multinucleated giant cells.
Biopsikulit
Hasil pemeriksaan histopatologis : tampak vesikel intraepidermal dengan degenerasi sel epidermal dan acantholysis. Pada dermis bagian atas dijumpai adanya lymphocytic infiltrate.
Mekanisme sistem imun terhadap virus
Spesifik
Bila pertahanan non spesifik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme maka imunitas spesifik akan terangsang. Mekanisme pertahanan spesifik adalah mekanisme pertahanan yang diperankan oleh sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya seperti sel makrofag dan komplemen.Dilihat dari caranya diperoleh maka mekanisme pertahanan spesifik disebut juga respons imun didapat.Imunitas spesifik hanya ditujukan terhadap antigen tertentu yaitu antigen yang merupakan ligannya. Di samping itu, respons imun spesifik juga menimbulkan memori imunologis yang akan cepat bereaksi bila host terpajan lagi dengan antigen yang sama di kemudian hari. Pada imunitas didapat, akan terbentuk antibodi dan limfosit efektor yang spesifik terhadap antigen yang merangsangnya, sehingga terjadi eliminasi antigen.
Non spesifik
Komplemen dan makrofag. Jalur alternatif komplemen dapat diaktivasi oleh berbagai macam bakteri secara langsung sehingga eliminasi terjadi melalui proses lisis atau fagositosis oleh makrofag atau leukosit yang distimulasi oleh opsonin dan zat kemotaktik, karena sel-sel ini mempunyai reseptor untuk komponen komplemen (C3b) dan reseptor kemotaktik. Zat kemotaktik akan memanggil sel monosit dan polimorfonuklear ke tempat mikroorganisme dan memfagositnya.
Protein fase akut. Protein fase akut adalah protein plasma yang dibentuk tubuh akibat adanya kerusakan jaringan. Hati merupakan tempat utama sintesis protein fase akut. Creactive protein (CRP) merupakan salah satu protein fase akut. Dinamakan CRP oleh karena pertama kali protein khas ini dikenal karena sifatnya yang dapat mengikat protein C dari pneumokokus. Interaksi CRP ini juga akan mengaktivasi komplemen jalur alternatif yang akan melisiskan antigen.
Kelenjar dengan enzim dan silia yang ada pada mukosa dan kulit.Produk kelenjar menghambat penetrasi mikroorganisme, demikian pula silia pada mukosa. Enzim seperti lisozim dapat pula merusak dinding sel mikroorganisme.
Sel ‘natural killer’ (NK) dan interferon.Sel NK adalah sel limfosit yang dapat membunuh sel yang dihuni virus atau sel tumor.Interferon adalah zat yang diproduksi oleh sel leukosit dan sel yang terinfeksi virus, yang bersifat dapat menghambat replikasi virus di dalam sel dan meningkatkan aktivasi sel NK.
Permukaan tubuh, mukosa dan kulit.Permukaan tubuh merupakan pertahanan pertama terhadap penetrasi mikroorganisme. Bila penetrasi mikroorganisme terjadi juga, maka mikroorganisme yang masuk akan berjumpa dengan pelbagai elemen lain dari sistem imunitas alamiah.
-
Self-limited disease
Penyakit yg akan sembuh sendiri atau penyakit terbatas pd diri sendiri di mana penyakit yg sembuh secara spontan atau tanpa pengobatan khusus
Morfologi virus
Siklus hidup virus
-