Perdarahan Uterus Abnormal (Kontrasepsi)
Definisi: Gangguan perdarahan berasal dari uterus akibat gangguan hormonal, kelainan genitalia, dan kontak berdarah. PUA terjadi pada populasi wanita tidak hamil
Etiologi
Faktor Risiko: Alat kontrasepsi, AKDR, stress, PCOS, Endometriosis, polip rahim, fibroid rahim, dan penyakit menular seksual
Klasifikasi
Patofisiologi
Tanda dan Gejala
Cara Menegakkan Diagnosis
Tatalaksana
Diagnosis Banding
Prognosis dan Komplikasi
Pencegahan dan Edukasi
Siklus Menstruasi Normal: Onset menarche umumnya terjadi di usia remaja (14-16 thn). Siklus menstruasi diregulasi hormon LH dan FSH. Menstruasi terdiri dari 3 fase, folikuler, ovulasi, dan luteal.
PALM: Disebabkan struktural dari perdarahan abnormal yang diidentifikasi secara visual dengan teknik pencitraan maupun histopatologi
COEIN: Penyebab non-struktural yang terkait dengan entitas yang tidak ditentukan oleh pencitraan dan histopatologi
Fase folikuler dimulai dari hari pertama haid. FSH dan LH dilepaskan ke ovarium lalu memicu peningkatan estrogen. Lalu, tubuh membatasi jumlah folikel yang matang.
Pada fase ovulasi, dimulai 14 hari setelah folikuler yang akan diikuti periode menstruasi 2 minggu kemudian
Fase luteal dimulai setelah ovulasi, folikel yang kosong berkembang menjadi corpus luteum kemudian ia mengeluarkan progesteron. Jika tidak terjadi fertilisasi, ovum akan melewati uterus dan keluar dari vagina. Lapisan endometrium luruh membentuk aliran menstruasi yang berlangsung 4-7 hari
PALM: Polyp, Adenomyosis, Leiomyoma, Malignancy dan Hyperplasia
COEIN: Coagulopathy, ovulatory dysfunction, endometrial, iatrogenic, dan not yet classified
Keluar darah di luar siklus menstruasi, terjadi perubahan siklus haid setiap bulan, perdarahan lebih dari 7 hari, keluarnya gumpalan darah, dan peningkatan volume darah.
Anamnesis: Menilai adanya kelainan uterus, FR kelainan tiroid, naik atau turun BB drastis, riwayat kelainan keluarga, penggunaan alat kontrasepsi, siklus haid sebelumnya serta waktu terjadinya perdarahan abnormal.
Pemfis: menilai stabilitas hemodinamik, memastikan perdarahan berasal dari kanalis servikalis, pemeriksaan IMT, tanda hiperandrogen, pembesaran kelenjar tiroid, galaktorea, purpura, dan ekimosis. Menyingkirkan kehamilan
Pemeriksaan Ginekologi: Pemeriksaan Pap smear, pemeriksaan inspekulo memastikan pemakaian alat kontrasepsi sudah benar, pemeriksaan bimanual bila ada gejala nyeri dan dispareunia.
PP: Darah rutin, hitung jumlah hari haid, jumlah produk sanitari yang dipakai, dan tabel PBACS
Non-hormonal: Asam traneksamat 1g (2x500mg tab) 3-4 kali sehari, asam mefenamat 500mg 3-5 kali sehari, naproxen 250-275mg, doksisiklin (20-40mg/ hari)
Hormonal: Asam mefenamat 500mg 2x sehari selama 5 hari
Implan: Ibuprofen 800mg 3x/ hari atau asam mefenamat 500mg 3x/ hari (selama 1-2 minggu/ perdarahan berhenti), tambahkan asam traneksamat 3-4x 500mg/1g dan estrogen 1-2 minggu.
CA cervix, Adenomyosis, dan Leiomyoma
Prognosis: Tergolong baik tergantung etiologi. Tujuan utama pengobatan dan evaluasi PUA untuk menyingkirkan keganasan dan meningkatkan survival rate. Dengan teknik bedah, uji klinis menunjukkan ablasi endometrium mengontrol perdarahan lebih efektif
Komplikasi: Anemia, infertiliti, endometrial cancer, hipotensi, shock, dan kematian
Edukasi mendorong lingkungan diskusi terbuka tentang menstruasi, dokter bertanya mengenai siklus menstruasi terakhir, keteraturan, kontrasepsi, dan kesehatan seksual. Jika PUA dapat diidentifikasi di pelayanan kesehatan primer, tatalaksana dapat segera dilakukan
Pencegahan dengan perubahan gaya hidup, menjaga BB, kelola stress.
Arteri uterna dan ovarian mensuplai darah ke uterus. Tingkat progesteron yang turun saat masa haid menyebabkan kerusakan lapisan enzimatik endometrium sehingga kehilangan darah dan peluruhan saat menstruasi. Setiap kelainan pada struktur rahim dapat memengaruhi menstruasi dan menyebabkan PUA
Chiara Maharani 2008260051