Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Sikap Sebagai Predikator Perilaku, Disonansi Kognitif dan Perubahan Sikap…
Sikap Sebagai
Predikator Perilaku
Belief, Intensi, dan Perilaku
Prediksi tentang perilaku individu tergantung pada nilai interaksi antara sikap, beliefs, dan niat perilaku, serta hubungan ketiganya dengan tindakan selanjutnya
Aksesibilitas Sikap
Sikap direpresentasikan dalam memori, lebih stabil, selektif dalam menilai informasi yang relevan, dan tahan terhadap perubahan.
Evaluasi afektif lebih cepat dripada kognitif
Studi tentang aksesibilitas sikap menggunakan model sikap Fazio (1995) sebagai asosiasi dalam memori antara objek dan evaluasi
Tindakan implisit berkorelasi lemah dengan self-eksplisit
Aksesibilitas menghasilkan ketidakpekaan pada perubahan
Bahasa koneksionisme: Simpul kognitif dalam pikiran yang terhubung dengan baik ke simpul kognitif lain
Sikap fokus diaktifkan dalam banyak cara berbeda dengan banyak jalur kognitif
Kekuatan Sikap
(Attitude Strenght)
Sikap yang lebih kuat = lebih dominan memandu perilaku
Sering memikirkan sikap = Muncul kembali untuk mempengaruhi perilaku melalui pengambilan keputusan yang lebih mudah. Sikap lebih mudah diakses dengan menanyakan pada enam kesempatan yang berbeda tentang sikap orang dibandingkan hanya sekali (Powell & Fazio, 1984)
Sikap yang terbentuk melalui pengalaman nyata lebih konsisten dengan perilaku
Theory of Reasoned
Action (TRA)
Hubungan antara beliefs, intensi, dan perilaku (Fishbein & Ajzen)
Terdiri dari 4 elemen: Norma subjektif, sikap terhadap perilaku, behavioural intentions, dan behaviour
Suatu tindakan akan dilakukan jika sikap tersebut baik dan normal sosial mendukung
Theory of Planned
Bevaiour (TPB)
Kelanjutan TRA
Menekan bahwa manusia menggunakan rasionalitas dan keyakinan yang kuat dalam mengambil keputusan dalam berperilaku
Perilaku dipengaruhi niat, dan niat dipengaruuhi oleh 3 faktor: Attitude towards behaviour, subjective norm, dan perceived behavioural control
Health Belief Model
Konsep utama yang memprediksi mengapa orang akan mengambil tindakan untuk mencegah, menyaring, atau mengendalikan kondisi penyakit
Persepsi tentang apakah individu percaya bahwa mereka rentan terhadap tuberkolosis dan keyakinan mereka tentang manfaat deteksi dini
Individu yang menganggap dirinya rentan cenderung mengambil tindakan yang mengurangi resiko jika kondisi tersebut punya konsekuensi serius, tindakan yang tersedia bermanfaat dalam mengurangi keparahan, dan manfaat dari tindakan mengantisipasi lebih besar dari biaya yang dikeluarkan
Konsep Kunci HBM
Perceived Susceptibility
Perceived Severity
Perceived Benefits
Perceived Barriers
Cues to Action
Self-Efficiancy
Disonansi Kognitif dan Perubahan Sikap
Disonansi Kognitif
Keadaan ketegangan psikologis yang menimbulkan ketidaknyaman ketika seseorang memiliki informasi yang bertentangan, dan memotivasi untuk mengurangi ketidaknyamannya
Individu akan selalu mencari keselarasan dalam sikap, oleh karena itu individu akan mencoba mengurangi disonansi dengan perubahan kognisi yang tidak selaras
Digunakan untuk memahami:
Perasaan menyesal dan perubahan sikap setelah mengambil keputusan
Pola dalam membuka diri dan mencari informasi baru
Alasan mengapa orang mencari dukungan sosial untuk keyakinan mereka
Perubahan sikap dalam situasi dimana kurangnya dukungan dari sesama anggota
Perubahan sikap saat dimana individu melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kepercayaannya
Perubahan sikap merasionalisasi perilaku munafik
Effort Justification
Act is voluntary -> Much effort expended -> Goal first rated as negative ->
Cognitive dissonance
-> Goal then rated as positive
Induced Compliance
Induced compliance -> Disonansi -> Justifikasi (mengurangi disonansi) -> Change attitude
Terkadang orang dibujuk untuk bertindk dengan cara yang tidak sesuai dengan sikap mereka. Fitur penting dari paradigma Induced Compliance adalah bujukan tidak boleh terlalu kuar sehingga orang merasa dipaksa diluar keinginan mereka (Eksperimen Zimbardo)
The Role of Self
Gagasan konsistensi diri adalah hal utama dari disonansi diambil dari Self Affirmation Theory. Jika konsep diri individu dipertanyakan secara evaluatif, maka akan cenderung mengalihkan pertanyaan dengan pernyataan positif. Orang dengan harga diri rendah mengalami disonansi karen kurang kemampuan penegasan diri
Vicarious Dissonance
Disonansi perwakilan terjadi ketika dua orang berbagi ikatan yang kuat dalam satu kelompok dan disonansi dapat dirasakan oleh orang lain. Dukungan sosial kelompok dapat mengurangi disonansi (Blake McKimmie)
Pandangan Alternatif
Self-perception theory
Penyimpulan sikap sendiri dari perilaku sendiri.
Memilih dengan bebas menghasilkan disonansi. Ketika tindakan dalam jangkauan penerimaan, teori ini mampu menjelaskan respons kita. Sikap dapat diubah melalui proses atribusi diri (persepsi diri) atau upaya untuk mengurangi perasaan disonansi kognitif
Model Baru
Ketika perilaku berlawanan dengan sikap, cari tahu konsekuensinya. Jika negatif dan serius, harus dilihat apakah kita melakukan tindakan itu dengan sukarela. Jika ya, menerima tanggung jawab, menimbulkan gairah dari keadaan disonansi yang mengikuti, dan membawa sikap relevan sehingga mengurangi disonansi
Shofi Mardiyah
112111133076
Kognisi Sosial E-2