Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Post Partum Hemorrhage, Chiara Maharani 2008260051 (SGD 8) - Coggle Diagram
Post Partum Hemorrhage
Definisi: Kehilangan darah 500-1000mL disertai gejala atau tanda hipovolemia dalam 24 jam setelah bersalin
Atonia uteri
Faktor risiko: Efek anestesia, distensi uterus berlebih, induksi persalinan, dan korioamniositis
Tanda dan gejala: Uterus lembek dan tidak kontraksi, perdarahan setelah anak lahir
Tatalaksana awal: Masase uterus, KBI max 5 menit, jika terus berdarah lakukan KBE + berikan oksitosin dan jika tidak berhenti segera rujuk
Tatalaksana lanjutan: Kompresi aorta abdominalis, lanjutkan infus 20 IU oksitosin dan ligasi a. uterina & uterika. Apabila perdarahan masif lakukan histerektomi setelah transfusi.
Jika masih terkontrol, rawat dan observasi
Patofisiologi: Darah yang menyuplai plasenta melewati myometrium dan biasanya tersumbat karena serat otot rahim berkontraksi setelah melahirkan
Trauma obstetri
Faktor risiko: Laserasi jalan lahir, episiotomi, histerektomi, dan SC
Tanda dan gejala: Darah berwarna merah segar, terlihat sumber perdarahan
Tatalaksana awal: Lakukan eksplorasi sumber perdarahan dan irigasi serta antiseptik pada tempat luka. Lalu, lakukan penjahitan
Tatalaksana lanjutan: Jika perdarahan masih lanjut, beri 1g asam traneksamat IV 1 menit dan diulang 30 menit.
Patofisiologi: Uterus dan jalan lahir mengalami kontraksi yang signifikan selama persalinan yang biasanya menyebabkan sejumlah kecil kerusakan pada jaringan ini
Tissue
Faktor risiko: Rest plasenta, plasenta inkreta, prekreta, dan accreta
-
Tatalaksana awal: Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000ml NaCl 0,9%.
Tatalaksana lanjutan: Lanjutkan infus oksitosin 20 IU 1000mL NaCl. Jika dalam 30 menit plasenta tidak lahir, lakukan manual plasenta
Patofisiologi: Terjadi pelepasan lengkap dan pengeluaran plasenta yang diperlukan untuk memungkinkan kontraksi uterus yang memadai dan oklusi pembuluh darah
Trombosis
Faktor risiko: Solutio plasenta, sindrom sepsis, dan koagulopati kongenital
Tanda dan gejala: Suubinvolusi uterus, nyeri tekan perut bawah, dan perdarahan > 24 jam pasca bersalin
-
Tatalaksana lanjutan: Tangani penyebab (seperti solutio plasenta, eklampsia). Berikan transfusi darah lengkap segar. Jika tidak ada, bisa diganti dengan Fresh frozen plasma, eritrosit packed, dan kriopresipitat.
Patofisiologi: Deposisi fibrin pada perlekatan plasenta dan oklusi pembuluh darah plasenta sangat penting untuk membatasi perdarahan post partum
Prognosis dan Komplikasi
Prognosis: Kematian ibu akibat PPH sekitar 1/1000 persalinan. Angka ini jauh berkurang jika penanganan PPH cepat dan tepat.
Komplikasi: Paling sering adalah anemia berat, tromboemboli, kerusakan organ, dan adhesi intrauterin.
Edukasi dan Pencegahan
Edukasi: Menyarankan ibu untuk rajin memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan (ANC), kemungkinan ibu anemia setelah PPH
Pencegahan: Menjaga berat badan selama kehamilan, meningkatkan asupan zat besi untuk menjaga konsentrasi Hb
Farmakologi Uterotonik
Oksitosin: Merangsang otot polos uterus untuk berkontraksi lebih kuat pada akhir kehamilan , saat persalinan, dan masa nifas. Oksitosin mengubah arus ion transmembran sel otot polos miometrium shg menyebabkan kontraksi uterus
Alkaloid ergot: Meningkatkan kontraksi uterus yang dipengaruhi oleh usia kehamilan. Meningkatkan amplitude dan frekuensi, diikuti relaksasi sempurna. Diabsorpsi secara lambat dan tidak sempurna lewat saluran cerna. Efek sampingnya distress janin
Prostaglandin: Relaksasi otot serviks dan meningkatkan kalsium intraseluler sehingga memfasilitasi kontraksi miometrium
Etiologi
-
Tissue: Retensio plasenta, rest plasenta
-
-
Cara Diagnosis
Anamnesis dan lihat dari gejala klinis: Pasien datang setelah melahirkan dengan perdarahan 500-1000cc. Dapat dilihat dari fundus uteri masih teraba atau tidak, serta konsistensinya lembek atau keras. Sumber perdarahan bisa dari vulva, vagina, atau uterus. Pada kasus retensio plasenta, dilihat apakah plasenta yang lahir lengkap.
PP: Darah lengkap untuk melihat Hb dan hematokrit. Penilaian dengan USG. Penilaian dari faktor pembekuan darah misalnya clotting time dan bleeding time.
-
-