Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SKENARIO 2 "PUASA SEBAGAI POLA HIDUP SEHAT" - Coggle Diagram
SKENARIO 2
"PUASA SEBAGAI POLA HIDUP SEHAT"
Abdi mahasiswa Fakultas Kedokteran semester 2 UNUSA, mendapat tugas untuk mencari jurnal tentang perubahan fisiologi dalam puasa. Setelah membaca beberapa jurnal Abdi menyimpulkan bahwa “Pada saat berpuasa akan terjadi proses adaptasi tubuh terhadap berkurangnya asupan sumber energi dan cairan. Adaptasi terkait dengan keseimbangan energi meliputi terjadinya glikogenolisis, lipolisis dan glukoneogenesis. Sedangkan adaptasi pada keseimbangan cairan terutama dilakukan oleh ginjal dengan mengurangi volume urin yang diproduksi dengan bantuan ADH, aldosterone dan kerja saraf simpatis.
Kata Kunci
Proses adaptasi tubuh
Berkurangnya sumber energi dan cairan
Perubahan fisiologi
Mengurangi volume urin yang diproduksi
Keseimbangan energi
Fisiologi tubuh saat puasa
Terjadi penurunan asupan cairan sehingga seseorang akan relatif kekurangan cairan
Akan merangsang ginjal untuk memproduksi Renin, yang melalui jalur Renin Angiotensin Aldosteron (RAA) akan diubah menjadi Aldosteron.
Terjadi peningkatan osmolaritas darah yang merangsang hipofisis posterior untuk memproduksi hormon antidiuretik (ADH), yang akan meningkatkan kepekatan dalam sel tubulus proksimal dan tubulus distal dari ginjal sehingga meningkatkan reabsorbsi air.
Menyebabkan produksi urin dengan volume sedikit. Meskipun volume urin sedikit, ginjal tetap bisa mengekskresikan zat-zat yang bersifat toksik dan harus dibuang dari tubuh, sehingga urin yang dihasilkan berkonsentrasi tinggi atau pekat.
Glikogenolisis
Proses
Enzim fosforilase glikogen memutuskan ikatan yang menghubungkan glukosa dengan glikogen dengan mengganti gugus fosforil. Pada tahap ini, glikogen telah memecah glukosa berupa glukosa 1-fosfat.
Enzim phosphoglucomutase kemudian mengubah glukosa-1-fosfat ->glukosa-6-fosfat. Ini merupakan bentuk molekul yang digunakan sel untuk membuat adenosin trifosfat (ATP), yakni pembawa energi di dalam sel tubuh.
Enzim percabangan glikogen memindahkan semua molekul glukosa ke cabang lain, kecuali untuk satu berada di percabangan glikogen menuju cabang lainnya.
Terakhir, enzim alfa glukosidase menghilangkan molekul glukosa terakhir, yang akhirnya menghilangkan cabang molekul glukosa tersebut.
Proses pemecahan molekul glikogen menjadi glukosa
Fungsi
Untuk memberikan energi segera dan untuk empertahankan kadar glukosa darah selama puasa.
Lipolisis
Metabolisme dimana trigliserida lipid dihidrolisis menjadi gliserol dan tiga asam
Proses
Adipose triglyceride lipase (ATGL) mengkatalisis hidrolisis triasilgliserol menjadi diasilgliserol
Hormon-sensitif lipase (HSL) mengkatalisis hidrolisis diasilgliserol menjadi monoasilgliserol lipase (MGL) mengkatalisis hidrolisis monoasilgliserol menjadi gliserol
Perilipin 1A adalah pengatur protein utama lipolisis dalam jaringan adiposa. Protein terkait tetesan lipid ini, ketika dinonaktifkan, akan mencegah interaksi lipase dengan trigliserida dalam tetesan lipid dan menangkap ko-aktivator ATGL, identifikasi gen komparatif 58 (CGI-58) (a.k.a ABHD5). Ketika perilipin 1A difosforilasi oleh PKA, ia melepaskan CGI-58 damn mempercepat penumpukan lipase terfosforilasi ke tetesan lipid. [4] CGI-58 dapat difosforilasi lebih lanjut oleh PKA untuk membantu penyebarannya ke sitoplasma.
Dalam sitoplasma, CGI-58 dapat secara bersamaan mengaktifkan ATGL. [5]Aktifitas ATGL juga dipengaruhi oleh regulator negatif lipolisis, G0/G1 switch gen 2 (G0S2). Saat diungkapkan, G0S2 bertindak sebagai inhibator kompetitif dalam pengikat CGI-58. Protein spesifik lemak 27 (FSP-27) (a.k.a CIDEC) juga merupakan regulator negatif lipolisis. Ekspresi FSP-27 berkorelasi negatif dengan level mRNA ATGL.
Glukoneogenesis
Pembentukan glukosa yang berasal buka dari karbohidrat
Proses
Tahap 1: Pengubahan piruvat menjadi asam fosfoenolpiruvat atau PEP
Tahap 2: Pengubahan PEP menjadi fruktosa-6-fosfat, senyawa yang menjadi turunan dari fruktosa
Tahap 3 :Pengubahan fruktosa-6-fosfat menjadi glukosa kemudian, glukosa akan digunakan sebagai energi.
Adaptasi tubuh terhadap berkurangnya asupan cairan
Saat puasa terjadi kekurangan cairan, hal ini merangsang produksi hormon ADH dalam tubuh
ADH meningkatkan kepekatan dalam sel dalam sel tubulus proksimal dan tubulus distal dari ginjal sehingga meningkatkan reabsorsi air. Selain mem butuhkan asupan nutrisi yang seimbang
Adaptasi tubuh terhadap berkurangnya energi
Saat puasa beberapa jam terdapat fase pasca absorpsi atau fase puasa
Pada fase ini zat makanan yang masuk akan diserap melalui traktus digestivus dan diedarkan ke suluruh tubuh
Glukosa sangat berlimpah dan menjadi sumber energi terbesar
Lemak dan protein sangat sedikit digunakan sebagai sumber energi, karena hampir semua sel akan menggunakan glukosa sebagai sumber energi apabila tersedia
Jika ada kelebihan energi, energi tidak segera digunakan tetapi disimpan dalam bentuk glikogen dan trigliserida
Pada fase-fase absorpsi cadangan energi dalam tubuh akan dimobilisasi untuk menyediakan energi yaitu melalui proses glikogenolisis (pemecahan glikogen dan glikolisis (pemecahan lemak) dan juga akan dibentuk glukosa dari sumber nutrien non karbohidrat (glukoneogenesis)
Pandangan islan tentang puasa
يٰبَنِىۡۤ اٰدَمَ خُذُوۡا زِيۡنَتَكُمۡ عِنۡدَ كُلِّ مَسۡجِدٍ وَّكُلُوۡا وَاشۡرَبُوۡا وَلَا تُسۡرِفُوۡا ۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الۡمُسۡرِفِيۡنََ
"Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.." (QS. Al-A`raf :31)
اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗوَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗوَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Artinya: “(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”. (QS al-Baqarah: 184).