Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Sifilis - Coggle Diagram
Sifilis
Clinical Science
Definisi
Merupakan penyakit infeksi bakteri yang dapat menular melalui seks, dimana penyakit ini disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum
Etiologi
Disebabkan oleh infeksi dari bakteri Treponema Polidum
Karakteristik
Long, slender, helically coiled, spirals, or corkscrew-shaped bacilli measuring about 0.2 μm in width and 5–15 μm in length
Gram-negative bacteria
Obligate parasite bacteria → Cannot survive outside human body
So thin → Not readily seen unless immunofluorescent stain or dark-field illumination is used
Do not stain well with aniline dyes → Can be seen in tissues when stained by a silver impregnation method
Cannot be cultured in vitro
Reproduction → Multiplication through transverse fission
The only natural host → Human
Produces hyaluronidase → Breakdown hyaluronic acid → Enhances invasiveness
Epidemiologi
Berdasarkan CDC, diperkirakan terdapat 88.042 kasus baru sifilis yang dilaporkan pada tahun 2016 dan sekitar 27.814 kasus
Pada tahun 2008 - 2012, tingkat kasus congenital sifilis mengalami penurunan meskipun meningkat kembali sebanyak 38% pada tahun 2012.
Di Amerika Serikat, kasus sifilis terus meningkat dengan prevalensi pada tahun 2014 terdapat 20% kasus/100 ribu penduduk dan meningkat dibanding sebelumnya yaitu 17% kasus/100ribu orang
Prevalensi sifilis 7 juta infeksi baru ( global 2020 ) dan indonesia menempati urutan ke 12 kejadian sifilis terbanyak ( 5.216 kasus) tahun 2012
Faktor Risiko
Seks tanpa pelindung
Multiple sex partners
Hubungan seksual : anal,vaginal, oral
Penggunaan jarum suntik/transfusi darah
Klasifikasi
Secondary Syphilis
Mengalami ruam kulit dan/atau luka di mulut, vagina, atau anus.
Ruam dapat muncul saat luka utama Anda sembuh atau beberapa minggu setelah luka sembuh.
Ruam bisa di telapak tangan dan/atau bagian bawah kaki Anda dan terlihat kasar, merah, atau coklat kemerahan
Ruam biasanya tidak gatal, dan terkadang sangat samar sehingga tidak akan disadari
Biasanya primary sifilis dapat resolve dengan sendirinya dalam waktu 4-6 minggu tapi tidak sedikit juga yang berlanjut menjadi secondary sifilis apabila tidak diobati
Tertiary Syphilis
Tahap ini terjadi sejak kurang lebih 1 tahun sejak terinfeksi dan biasanya tidak bergejala
Pada sebagian kasus juga biasanya akan muncul beberapa gejala, pada kurun waktu 5-20 tahun setelahnya
Pada tahap tertiary ini biasanya ditandai oleh adanya lesion pada cardiovascular system, central nervous system, atau bahkan pada organ lainnya
Sifilis tersier sangat serius dan akan terjadi 10–30 tahun setelah infeksi
Pada sifilis tersier, penyakit ini merusak organ dalam dan dapat menyebabkan kematian
Primary Sifilis
Mulai menyebar ke seluruh tubuh
terdapat satu luka atau beberapa luka
Beberapa minggu sejak paparan (21 hari)
Patology
Clinical Manifestation
Secondary
Muncul ruam di seluruh tubuh, meliputi telapak tangan dan kaki
Lesi membran mukosa (mulut, vagina, anus)
Pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan, nyeri otot, dan gangguan sistem saraf
Tertiary
Mengganggu berbagai sistem organ, termasuk otak, saraf, mata, jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan persendian
Menimbulkan berbagai macam komplikasi, cardiovascular syphilis, dan neurosyphilis
Kematian
Primary
Terdapat 1 atau lebih luka
Chancre biasanya (tetapi tidak selalu) berbentuk kokoh, bulat, dan tidak nyeri dan muncul di lokasi di mana sifilis memasuki tubuh.
Chancre berlangsung selama 3 sampai 6 minggu dan sembuh terlepas dari apakah seseorang dirawat atau tidak.
Tetapi meskipun chancre telah sembuh, sifilis masih ada dan seseorang masih dapat menularkan infeksinya kepada orang lain.
Laten
Asimptomatik
Diagnosis
History Taking
Physical Examination
Dark field examination
Serological test
Treatment
Primary Syphilis
Intramuscular benzathine penicillin G (single dose)
Or intramuscular procaine penicillin (daily doses for 10-14 days)
If penicillin-based treatment cannot be used, oral doxycycline (twice daily doses for 10-14 days)* or
Ibu Hamil
Eritromisin 500 mg/oral, 4 kali/hari selama 14 hari (Primary&Secondary Syphillis)
Eritromisin 500 mg/oral, 4 kali/hari selama 30 hari (Late Syphillis)
Late Syphilis
Intramuscular benzathine penicillin G (weekly doses for 3 weeks)
Or intramuscular procaine penicillin (daily doses for 20 days)
If penicillin-based treatment cannot be used, oral doxycycline (daily doses for 30 days)
Basic Science
Anatomy
Male Internal Genital Organs
Testes, Epididymides, ductus deferens, seminal glands, ejaculatory ducts, prostate, and bulbo-urethral gland
Ductus Deferens
Merupakan lanjutan dari ductus epididimis
Memiliki otot yang relatif tebal dan lumen yang kecil
Dimulai dari ekor epididimis, di inferior pole dari testis
Naik ke posterior testis dan medial epididimis
Komponen utama dari spermatic cord
Menembus dinding anterior abdomen melalui inguinal canal
Melewati external iliac vessel dan masuk ke pelvis
Melewati dinding lateral panggul (terletak di luar peritoneum parietal)
Berakhir bergabung dengan seminal gland u/ membuat ejaculatory duct.
Prostate
Ukuran
Panjang : 3 cm, Lebar : 4 cm
Mengelilingi Prostatic Urethra
Diselubungi oleh 2 lapisan yaitu :
Fibrous Capsule yang dikelilingi oleh Prostatic Venous Plexus dan Prostatic Venous Nerve
Visceral Layer of Pelvic Fascia [Fibrous Prostatic Sheath]
Bulbourethral Gland
Cowper Glands
Berada di posterolateral dari intermediate part of urethra, di dalam external urethral sphincter
Duktusnya melewati perineal membrane bersama intermediate urethra dan membuka ke proximal part spongy urethra di bulb penis
Mensekresi seperti mukus saat gairah seksual
Distal Male Urethra
Intramural Part
Intermediate ( membranous ) part
Prostatic Urethra
Spongy urethra
Scrotum
Cutaneous fibromuscular sac
Mengandung testis, epididimis, & struktur terkait
Posteroinferior dari penis
Inferior dari pubic symphysis
Pemanjangan dartos fascia (septum of the scrotum) membagi scrotum menjadi 2 kompartemen (masing” terdapat 1 testis)
Bilateral embryonic formation: berasal dari midline scrotal raphe → berlanjut ke penile raphe (ventral surface dari penis) dan perineal raphe (posterior sepanjang medial line dari perineum)
Penis
Penis adalah organ kopulasi pria, mempunyai saluran keluar bersama untuk urin dan semen
Terdiri dari : root, body, glans
Terdiri dari tiga badan cavernosa silindris dari jaringan ereksi :
2 corpus cavernosa di bagian dorsal
Corpora carvenosa menyatu satu sama lain di bidang median
Secara internal, jaringan corpora cavernosa dipisahkan oleh septum penis
1 corpus spongiosum di bagian ventral
Corpus spongiosum mengandung uretra seperti spons (spongy urethra)
Ejaculatory Duct
Saluran penyatu antara seminal gland & ductus deferens
Ukuran : 2.5 cm
Lokasi : Dekat Neck of Bladder
Opening dari Ejaculatory Duct terletak di Seminal Colliculus di bawah Prostatic Utricle
Seminal Fluid & Prostatic Secretions baru bercampur di Prostatic Urethra
Histology
Intratesticular Duct
Meliputi → straight tubules (or tubuli recti), the rete testis, and the efferent ductules
Excretory genital ducts
Terdiri dari→ epididymis, ductus (or vas) deferens, and urethra.
→ transport sperm from the scrotum to the penis during ejaculation
Epididimis
Duktus berkelok panjang, dikelilingi jaringan ikat, terletak di dalam skrotum sepanjang sisi superior dan posterior masing-masing testis
panjang 4-5 m
bagian → head region (efferent ductules enter) body (where sperm cells undergo further subtle modifications), and tail (where sperm are stored until ejaculation.)
perjalanan sperma di duktus epididimis 2-4 minggu.
Vas Deferens
suatu tubulus lurus panjang berdinding otot tebal, dinding otot dan lumen yang relatif kecil, berlanjut ke prostatic urethra where it empties
mukosa yang sedikit dilipat secara longitudinal
lamina propria mengandung banyak serat elastis, dan lapisan epithelial lining is pseudostratified dengan beberapa sel memiliki stereosilia jarang
Muskularis sangat tebal terdiri dari lapisan dalam dan longitudinal luar dan lapisan sirkular. Selama ejakulasi otot-otot menghasilkan kontraksi peristaltik kuat, yang secara cepat menggerakkan sperma di sepanjang duktus ini dari epididimis
Accessory Glands
Kelenjar aksesori saluran reproduksi pria menghasilkan sekret.
Sekret yang bercampur dengan sperma selama ejakulasi untuk menghasilkan air mani dan penting untuk reproduksi.
Terdiri dari: vesikula seminalis atau kelenjar seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbourethral.
Prostate Glands
Mengelilingi uretra di bawah kandung kemih.
Ukurannya sekitar 2 cm × 3 cm × 4 cm dan beratnya sekitar 20 gram.
Terdiri dari kumpulan 30-50 kelenjar tubuloasinar yang tertanam dalam stroma fibromuskular yang mana otot polos berkontraksi pada ejakulasi.
Terdiri dari 3 zona utama:
Zona transisi → 5% dari volume prostat, mengelilingi bagian superior dari uretra, berisi mukosa periuretra kelenjar.
Zona tengah → 25% jaringan kelenjar, mengandung kelenjar submukosa periuretra dengan saluran yang lebih panjang.
Zona perifer → 70% dari organ jaringan, berisi kelenjar utama prostat dengan saluran yang lebih panjang.
Physiology
Control of Sexual Functions
Pada gilirannya, LH adalah stimulus utama untuk sekresi testosteron oleh testis, dan FSH terutama merangsang spermatogenesis.
Hormon ini merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk mensekresi:
follicle-stimulating hormone (FSH).
luteinizing hormone (LH)
Bagian utama dari kontrol fungsi seksual pada pria dan wanita dimulai dengan sekresi gonadotropin-releasing hormone (GnRH) oleh hipotalamus.
Spermatogenesis
Hormonal Factors
Testosteron
Esterogens
Folicle stimulating hormone
Growth hormone
Lutenizing hormone
Semen
Ejakulasi selama men sexual act, terdiri dari cairan sperma & vesicle, cairan dari prostate gland
Male Sexual Act
Neuronal Stimulus for Performance
Stage
Lubrikasi oleh urethral dan bulbourethral gland untuk mengeluarkan lendir/mucus
Male organism
emisi & ejakulasi
Penile erection
Resolution: 1-2 menit setelah ejakulasi
Gagasan
Peningkatan Edukasi Kepada Masyarakat tentang Pentingnya Prevention Terhadap Penyakit Sifilis
Meningkatkan Edukasi Pada masyarakat apa itu penyakit Sifilis, mencegah perilaku - perilaku yang bisa menyebabkan dikemudian hari terkena Sifilis agar masyarakat lebih memperhatikan dan memikirkan lagi bahwa Sifilis adalah penyakit yang bisa membahayakan.
Edukasi melalu platform media sosial, tampilan awalnya harus menarik agar masnyarakat lebih tertarik untuk membaca dan edukasi secara langsung oleh dokter terkait
Melakukan kampanye online melalui media sosial
Mengajak semua teman - teman dan orang - orang yang berpengaruh di masyarakat agar kampanye dan edukasi ini lebih diperhatikan oleh masyarakat