Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
EPILEPSY - Coggle Diagram
EPILEPSY
Komplikasi, Prognosis dan Edukasi, Pencegahan
status epileptikus, SUDEP (sudden unexpected death in epilepsy
prognosis bergantung dari tipe epilepsi serta sindrom epilepsi yang diderita --> menimbulkan rekurensi(15-70%), dan memiliki berbagai komorbid yang berpengaruh pada prognosis
pada kasus ini membutuhkan informasi yang baik dan membutuhkan perhatian khusus dari keluarga dan lingkungan sekitar. pasien membutuhkan pengawasan khusus pada saat berdekatan dengan lingkungan air sehingga pasien perlu diawasi. kasus ini bisa dicegah dengan minum obat yang teratur
Definisi, Klasifikasi dan Etiologi, Faktor Risiko
epilepsi merupakan suatu serangan kejang paroksismal berulang tanpa provokasi dengan interval lebih dari 24 jam tanpa penyebab yang jelas
kejang umum (tonik, klonik, tonik-klonik, absans, mioklonik, atonik), kejang parsial (sederhana, kompleks, umum)
idiopatik, genetik epilepsi sindrom (fragile x, sindrom rett, trisomi parsial 13q22qter), struktural /metabolik sindrom (tuberosklerosis, palsi serebral, sklerosis hipokampus)
lingkungan, genetik, faktor patologis dan psikologis, riwayat keluarga epilepsi,
Diagnosis banding kejang
serangan paroksismal bukan kejang
kejang non epileptik --> kejang demam, kejang refleks, kejang anoksik, kejang akibat withdrawl alkohol, kejang yang dicetuskan oleh obat-obatan atau bahan kimia lainnya, kejang pasca trauma, kejang akibat kelainan metabolik atau elektrolit akut
Diagnosa
pemeriksaan fisik
vital sign, pemeriksaan umum head to toe, pemeriksaan neurologis khusus
pemeriksaan penunjang
darah rutin, Elektroensefalografi (EEG), Magnetic Resonance Imaging (MRI), CT-scan
anamnesis
pola/bentuk serangan, lama serangan, gejala sebelumnya, frekuensi serangan, faktor pencetus, riwayat penyakit sekarang, usia pertama kali terjadi serangan, riwayat epilepsi sebelumnya
Tatalaksana
Non-farmakologis --> diet ketogenik (diet kandungan lemak tinggi, rendah karbohidrat, cukup protein), tindakan bedah (berdasarkan tipe dan lokalisasi kejang --> bedah kuratif atau paliatif. stimulisasi nervus vagus (efektif dalam mengurangi frekuensi kejang)
Farmakologi --> OAE pertama --> fenobarbital (epilepsi umum dan fokal), fenitoin (epilepsi fokal dan umum), asam valproat (epilepsi umum, fokal, absans, mioklonik), karbamazepin (epilepsi fokal)
patofisiologi epilepsi
kejang pada epilepsi terjadi karena lonjakan impuls elektrik dalam otak yang melewati batas normal --> aktivitas tersebut menyebar pada are area otak --> lalu di transmisikan ke otot menyebabkan adanya gerakan abnormal dari tubuh. aktivitas elektrik dari otak di pengaruhi oleh neurotransmiter (hambatan dari fungsi GABA, gangguan pada fungsi kanal natrium dan kalium, adanya penurunan fungsi dari buffer kalsium intraseluler
mekanisme kelistrikan pada otak
potensial aksi menyebar disepanjang perjalanan serabut saraf melalui mekanisme depalorisasi sistem saraf, depolarisasi ini yang disebut sebagai impuls saraf. mekanisme ini memerlukan waktu selama kurang1 milisecond. absolute refractory absolute --> sel membran saraf berada dalam keadaan sulit untuk mengalami stimulasi lanjutan dan relative refravtory period --> akan terjadinya stimulus yang lebih kuat sehingga menimbulkan potensia aksi sekunder
patofisiologi
terjadinya perubahan fungsi mmebran neuron sehingga membran mudah dilalui oleh ion Ca dan Na dari ruangan ekstra ke intra seluler. induksi Ca akan mencetuskan letupan depolarisasi membran dan melepaskan muatan listrik yang berlebihan, tidak teratur dan tidak terkendali --> lepasnya muatan listrik dengan jumlah besar --> maka neuron secara sinkron merupakan dasar suatu mekanisme proses kejang