Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Epilepsi, Jihan Maghfira, 1908260209, SGD 17 - Coggle Diagram
Epilepsi
edukasi dan pencegahan
-
-
Jika pasien di tempat tidur,singkirkan bantal dan tinggikan pagar tempat tidur.
Kontrol gaya hidup dan lingkungan karena dapat mencetus kejang ,gangguan emosi,stress lingkungan baru,awitan menstruasi pada wanita, atau demam.
-
-
-
etiologi
-
-
Gangguan pada otak, sprt; Tumor Otak, Stroke
Penyakit infeksi, sprt; Meningitis, Ensefalitis
Gangguan pada saat kehamilan, sprt; infeksi dari Ibu, nutrisi kurang baik, kurang oksigen
Gangguan perkembangan, sprt; Autisme, Neurofibromatosis
komplikasi
-
-
-
Komplikasi akut terjadi akibat hipertermia, edema paru, aritmia jantung, dan kolaps kardiovaskular. Komplikasi jangka panjang termasuk epilepsi (20% hingga 40%), ensefalopati (6% hingga 15%), dan defisit neurologis fokal (9% hingga 11%).
Cedera saraf yang mengarah ke epilepsi lobus temporal mungkin dimediasi oleh eksitasi berlebih melalui aktivasi subtipe N-metil-D-aspartat (NMDA) reseptor glutamat dan akibatnya peningkatan kalsium intraseluler yang menyebabkan nekrosis akut dan kematian sel apoptosis yang tertunda.
Berdasarkan pengamatan klinis dan eksperimental, status epileptikus parsial kompleks lebih mungkin mengakibatkan cedera saraf mirip dengan status epileptikus kejang umum.
-
patofisiologi kejang
Neurotransmiter yang eksitasi (glutamate, aspartate, nitric oxide), memudahkan depolarisasi muatan listrik,
Neurotransmiter yang inhibisi (glisin, GABA, serotonin dan dopamine), menghambat aktifitas listrik saraf dalam sinaps.
Neurotransmiter yang campuran (asetilkolin, norefinefrin).
Pada saat mentransmisikan signal maka akan terjadi pelepasan neurotransmitter dari vesikel-vesikel yang ada di pre sinaptik menuju ke pos sinaptik.
Pelepasan neurotransmitter tersebut dikarenakan adanya ion Ca yang masuk ke dalam sel nuron pre sinaptik sehingga akan terjadi potensial aksi yang mencetuskan depolarisasi dan terjadi pelepasan neurotransmitter tersebut. Dan sel akan melepaskan muatan listrik atau signal.
-
CMD
anamnesis : mengenai onset kejang, adakah gejala prodromal atau aura sebelumnya, gambaran secara jelas bagaimana kondisi pasien saat terjadi kejang, durasi kejadian, dan bagaimana kondisi pasien saat post iktal
pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik pasien epilepsi harus dilakukan sesegera mungkin dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan ulang berkala untuk menilai ada tidaknya kelainan klinis yang menetap. Bila ditemukan kelemahan, afasia, atau lateralisasi Postictal menetap, bisa saja ini merupakan tanda lokasi sumber lesi berupa kelainan struktur, contohnya tumor atau stroke. Gejala tersebut merupakan pertanda kejang simptomatik akut yang bisa saja berkembang menjadi epilepsi.
pemeriksaan penunjang : eeg, studi prolaktin, neuroimaging,
Klasifikasi kejang Menurut The International League Agains Epilepsy of Epileptic Seizure (ILAE) tahun 1982
-
-
defenisi
kondisi dimana otot-otot tubuh berkontraksi secara tidak terkendali. Kejang terjadi akibat gangguan fungsi otak sementara yang menyebabkan ketidaksinkronan saraf-saraf di otak.
manifestasi gangguan fungsi otak yaitu kejang berulamg tanpa provokasi dengan interval lebih dari 24 jam tanpa penyebab yang jelas, terjadi akibat lepasannya muatan listrik neuron otak secara berlebihan dan paroksismal.
tatalaksana
Pemilihan obat anti epilepsi (OAE) sangat tergantung pada bentuk bangkitan dan sindroma epilepsi, selain itu juga perlu dipikirkan kemudahan pemakaiannya
Penggunaan terapi tunggal, dan dosis tunggal menjadi pilihan utama. Kepatuhan pasien juga ditentukan oleh harga dan efek samping OAE yang timbul
-
non farmako : pembedahan epilepsi,stimulasi nervus vagus, diet ketogenik
prognosis
Gejala sisa lebih sering terjadi pada SE simtomatis; 37% menderita defisit neurologis permanen, 48% disabilitas intelektual. Sekitar 3-56% pasien yang mengalami SE akan mengalami kembali kejang yang lama atau status epileptikus yang terjadi dalam 2 tahun pertama.
Faktor prognostik mungkin dipengaruhi fitur demografis, indikator penyakit tertentu (misalnya frekuensi kejang, etiologi epilepsi) atau komorbiditas.
Prognosis untuk epilepsi terdiri dari sejumlah titik akhir yang dapat diukur: prediksi kekambuhan setelah kejang tunggal yang tidak diprovokasi, kemungkinan remisi setelah diagnosis epilepsi dan risiko kematian dini.
fisiologi kelistrikan
-
klasifikasi epilepsi
-
-
-
-