Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Status Epilepticus, Rizma Husnul Khotimah Lubis 1908260152 SGD 16 - Coggle…
Status Epilepticus
etiologi
Simtomatis
penyebab diketahui a. Akut: infeksi, hipoksia, gangguan glukosa atau keseimbangan elektrolit, trauma kepala, perdarahan, atau stroke.
Remote
bila terdapat riwayat kelainan sebelumnya: ensefalopati hipoksik-iskemik (EHI), trauma kepala, infeksi, atau kelainan otak kongenital
-
-
tatalaksana
Tata laksana Evaluasi tanda vital serta penilaian airway, breathing, circulation (ABC) harus dilakukan seiring dengan pemberian obat anti-konvulsan. Pemilihan jenis obat serta dosis anti-konvulsan pada tata laksana SE sangat bervariasi antar institusi.
Diazepam IV: 0,2 - 0,5 mg/kg IV (maksimum 10 mg) dalam spuit
-
Faktor risiko
Epilepsi Sekitar 10-20% penderita epilepsi setidaknya akan mengalami satu kali episode status epileptikus dalam perjalanan sakitnya.
Pasien sakit kritis Pasien yang mengalami ensefalopati hipoksik-iskemik (EHI), trauma kepala, infeksi SSP, penyakit kardiovaskular, penyakit jantung bawaan (terutama post-operatif ), dan ensefalopati hipertensi
komplikasi
primer
akibat langsung dari status epileptikus Kejang dan status epileptikus menyebabkan kerusakan pada neuron dan memicu reaksi inflamasi, calcium related injury, jejas sitotoksik, perubahan reseptor glutamat dan GABA, serta perubahan lingkungan sel neuron lainnya
sekunder
Komplikasi sekunder Komplikasi sekunder akibat pemakaian obat anti-konvulsan adalah depresi napas serta hipotensi, terutama golongan benzodiazepin dan fenobarbital
defenisi
kejang yang berlangsung terus-menerus selama periode waktu tertentu atau berulang tanpa disertai pulihnya kesadaran diantara kejang.
gejala
Seluruh otot tangan dan kaki kaku, lalu diikuti dengan gerakan menghentak-hentak
-
-
-
Bibir dan jari kebiruan atau sianosis, yang diakibatkan kekurangan oksigen bila kejang berlangsung lama
Patofisiologi
Status epileptikus terjadi akibat kegagalan mekanisme untuk membatasi penyebaran kejang baik karena aktivitas neurotransmiter eksitasi yang berlebihan dan atau aktivitas neurotransmiter inhibisi yang tidak efektif. Neurotransmiter eksitasi utama tersebut adalah neurotran dan asetilkolin, sedangkan neurotransmiter inhibisi adalah gamma-aminobutyric acid (GABA).
-