Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
penurunan kesadaran: Jilhan Aulia 19009 - Coggle Diagram
penurunan kesadaran: Jilhan Aulia 19009
fisiologi kesadaran
Kesadaran adalah kondisi peka terhadap diri sendiri dan dunia luar. Kesadaran terdiri dari dua aspek yaitu bangun (wakefulness) dan ketanggapan (awareness).
Kesadaran diatur oleh kedua hemisfer otak dan ascending reticular activating system (ARAS)
Ketidaksadaran adalah keadaan tidak sadar terhadap diri sendiri dan lingkungan dan dapat bersifat fisiologis (tidur) ataupun patologis (koma atau keadaan vegetatif)
Pertukaran informasi luas yang sangat terkoordinasi diantara berbagai korteks memberikan subjektif informasi, yang memberikan kita sdar akan apa yang kita alami hanya ketika informasi yang diberikan melewati saluran khusus (informasi sensorik) didistribusikan ke korteks sehingga suatu kesatuan pikiran.
patofisiologi penurunan kesadaran
Pada penurunan kesadaran, gangguan terbagi menjadi dua, yakni gangguan derajat (kuantitas, arousal, wakefulness) kesadaran dan gangguan isi (kualitas, awareness, alertness) kesadaran.
Adanya lesi yang dapat mengganggu interaksi ARAS dengan korteks serebri, apakah lesi supratentorial, subtentorial dan metabolik akan mengakibatkan menurunnya kesadaran.
Untuk menjelaskan level kesadaran adalah analogi “tombol on- off lampu”. Perilaku (yang dikontrol oleh hemisfer otak) sebagai Bohlam Lampu dan Komponen kesadaran (dikontrol oleh ARAS) adalah tombol untuk menyalakan lampu. Untuk menyalakan lampu (kondisi seseorang menjadi Sadar), Lampu harus berfungsi dan menyala.
Ada tiga kemungkinan Lampu tersebut tidak menyala (dalam hal ini Kesadaran Terganggu), yaitu adanya defek pada lampu itu sendiri (Disfungsi menyeluruh pada hemisfer otak), defek pada tombol lampu (abnormalitas dari ARAS), atau terdapat defek pada kedua lampu dan tombol lampu (Disfungsi CNS secara umum).
DD penurunan kesadaran
koma
Koma merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi, di mana seseorang tidak sadar dan tidak memberi respons terhadap suara maupun nyeri atau sakit. Kondisi ini terjadi karena menurunnya aktivitas di dalam otak sebagai akibat dari berbagai hal.
koma timbul oleh adanya lesi di: medulla oblongata, pons, mesensalon, diensefalon, hemisfer
klasifikasi:
Koma infra-tentorial
Koma bihemisferik difus
Koma supra-tentorial (lesi hemisfer unilateral)
persistent vegetative state
Kelainan kesadaran di mana pasien dengan kerusakan otak serius berada dalam kondisi sadar secara parsial namun tidak menunjukan persepsi dan reaksi kognitif terhadap rangsangan yang ada di sekitarnya.
Penderita koma akibat hipoksia/iskemia/lesistruktural otak -> bangun kembali, tetapi tidak sadar -> Setelah 1 bulan disebut “Persistent Vegetative State”
respon motorik yg normal
Bertahan bertahun-tahun, perbaikan jarang
Non-traumatik setelah 3 bulan
Traumatik setelah 12 bulan.
locked in syndrome
Locked in syndrome adalah suatu kondisi dimana terdapat kelainan neurologis yang langka dan menyebabkan terjadinya kelumpuhan seua otot kelcuali otot untuk pergerakan bola mata. Locked in sydrome ini merupakan salah satu jenis stroke berat. Penderita locked in syndrome ini tidak bisa menggerakkan tubuh juga tidak bisa bicara. Hanya bisa melihat, menggerakkan bola mata, bekedip dan biasanya kemampuan kognitifnya masih berfungsi dengan baik. Hal ini terjadi karena adanya kerusakan pada batang otak yaitu pons yang terdapat serabut-serabut saraf yang berfungsi untuk menyampaikan infromasi ke area otak yang lain.
gejala
Lumpuh kedua kaki
Lumpuh kedua tangan
Lumpuh wajah
Tidak bisa berbicara
Penyebab dari locked in syndrome ini bisa awal dari serangan stroke yang menyebabkan aliran darah menuju batang otak dan pons terganggu, bisa juga karena adanya penyakit keganasan (kanker) yang menyebar ke otak, atau karena kondisi medis lainnya yang dapat merusak pons.
ensefalopati
kelainan struktural
perdarahan intraserebral
ensefalitis
hidrosefalus
abses serebri
edema serebri
kelainan metabolik (non struktural)
ensepalopati hipertensi
ensepalopati hepatik
ensepalopati uremikum
ensepalopati iskemik hipoksia
definisi toxoplasmosis cerebri
Toksoplasmosis disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, protozoa intraseluler obligat dan merupakan patogen yang dapat menginfeksi sistem saraf pusat.
Toksoplasmosis cerebri : penyebab paling umum dari lesi otak ekspansif pada pasien HIV / AIDS (ODHA) dan terus menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
Organisme ini memiliki potensi untuk menyebabkan penyakit yang signifikan pada bayi dan individu dengan gangguan kekebalan melalui infeksi primer atau pengaktifan kembali infeksi laten.
Kebanyakan infeksi primer pada individu imunokompeten bersifat subklinis dan setelah infeksi akut mereda organisme encysted tetap tidak aktif di jaringan sampai terjadi penurunan imunitas. Reaktivasi paling sering terlihat pada pasien dengan HIV, terutama ketika jumlah sel CD4 + T turun di bawah 100, dan itu adalah infeksi sistem saraf pusat (SSP) oportunistik yang paling umum pada populasi ini
etiologi TC
Daging yang dimasak dengan tidak benar
Makanan yang terkontaminasi dengan kotoran kucing
Memasukkan tangan yang terkontaminasi tanah atau kotoran kucing ke mulut
Menggunakan peralatan yang telah terkontaminasi dengan daging hewan yang terinfeksi, seperti pisau, gunting, dan talenan bekas daging mentah terinfeksi.
Mengonsumsi buah-buahan dan sayuran yang tidak dicuci atau minum air yang terkontaminasi kotoran kucing.
faktor resiko TC
Hamil.
Mengonsumsi obat kortikosteroid atau imunosupresif jangka panjang.
Menderita HIV/AIDS.
Sedang menjalani kemoterapi.
patogenesis TC
´Protozoa intraseluler obligat
´Zoonosis
´Hospes definitive : kucing
´Hospes perantara : mamalia (termasuk manusia), avest (burung)
´50% manusia di seluruh dunia diduga terinfeksi Toksoplasma
fase akut
Takizoit menginvasi semua sel berinti di dalam tubuh hospes -> replikasi dalam 6-9 jam -> menginfeksi sel-sel di sekitarnya, Makrofag, sel NK, fibroblast, sel endotel, sel epitel menjadi aktif -> membatasi proliferasi toksoplasma
fase kronis
Pembentukan kista di jaringan
manifestasi klinis
Headache
Defisit neurologis fokal
Demam
Mental Confusion -> kebingungan
Kejang
Perubahan perilaku dan psikomotor
Kelumpuhan saraf kranial
Ataksia
Kelainan penglihatan
Hipertensi Intrakranial
pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Kesadaran
glasgow coma scale (GCS)
Pemeriksaan Neurologis
kaku kuduk
brudzinski neck sign
kernig sign
p. nervus kranialis
pemeriksaan motorik
pemeriksaan sensorik
pemeriksaan fisik umum
Vital sign
Kepala
Leher
Toraks
Abdomen
Ekstermitas
pemeriksaan penunjang
pemeriksaan serologis
IgM = mendeteksi infeksi akut (1mgg)
IgG = Mendeteksi infeksi kronis
pemeriksaan PCR toxoplasma gondii
biopsi otak
fungsi lumbal
pemeriksaan darah lengkap
CD4
pemeriksaan CT scan dan MRI
tatalaksana
anti toksoplasma
fase induksi
Kombinasi primetamin 50-100mg & sulfadiazine 1-2g tiap 6 jam selama 2 minggu
kombinasi primetamin 50-100mg dengan klindamisin 450-600mg tiap 6 jam selama 2 minggu awal.
fase lanjutan
Primetamin 25-50mg/hari & sulfadiazine 500-1000mg selama 6 minggu
Pasien diitambah asam folat 5-10mg/hari untuk mencegah depresi sumsum tulang.
edukasi dan pencegahan
Memasak makanan hingga suhu aman atau daging beku selama beberapa hari pada suhu di bawah nol sebelum dimasak.
Cuci atau kupas semua buah dan sayuran hingga bersih.
Cuci bersih permukaan yang bersentuhan dengan daging mentah, unggas, makanan laut, dan buah atau sayuran yang tidak dicuci.
Hindari susu kambing yang tidak dipasteurisasi (dipanaskan).
Mengenakan sarung tangan dan membersihkan tangan dengan benar setelah menyentuh kotoran, pasir atau tanah yang mungkin telah bersentuhan dengan kotoran kucing.
komplikasi
toksoplasmosis okular
toksoplasmosis kongenital
ensepalitis
prognosis
Toxoplasmosis yang menyerang sistem saraf pusat di otak memiliki komplikasi baik neurologis fokal, multifokal maupun menyeluruh (difusa) bergantung pada lokasi infeksinya di otak.
anamnesis
Onset keluhan/ gejala klinis (kapan keluhan/ gejala ini pertama kali muncul?)
Progresifitas dari keluhan tersebut (apakah keluhan ini atau gejala lainnya yang menyertai atau membaik?)
Keluhan tambahan lainnya (adakah keluhan atau gejala lainnya yang menyertai keluhan utama?)
Riwayat penyakit sebelumnya (apakah pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya atau pernahkah menderita sakit lainnya?)