Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Nyeri tenggorokan/sakit menelan - Coggle Diagram
Nyeri tenggorokan/sakit menelan
Tonsilitis
Defenisi
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil palatina yang ditandai dengan peradangan tonsil, sakit tenggorok, gangguan menelan, dan pembesaran ringan kelenjar limfe
Klasifikasi dan Etiologi
Tonsilitis Akut
A. Tonsilitis Viral
Tonsilitis viral bisa diesebabkan oleh Epstein-Barr Virus (EBV), Hemofilus influenza, dan virus coxsachakie. Pada infeksi virus coxsachakie dapat ditemukan luka-luka kecil pada palatum. Gejala tonsilitis viral menyerupai common cold yang disertai dengan rasa
nyeri tenggorok
B. Tonsilitis Bakterial
Penyebab paling sering dijumpai adalah group A beta-hemolyticstreptococcus (GABHS), Streptokokus viridians dan Streptokokus piogenes. Tonsilitis bakterial menyebabkan 15-30%
kasus faringotons
C. Tonsilitis Rekuren
Tonsilitis rekuren adalah tonsilitis streptokokal yang berulang. Dalam satu tahun memiliki 7 episode kultur positif, 5 infeksi dalam 2 tahun berturut-turut atau 3 infeksi setiap tahun selama 3 tahun berturut-turut
Tonsilitis Membranosa
A. Tonsilitis Difteri
Tonsilitis difteri biasanya disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphteriae. Kuman ini termasuk dalam kuman batang gram positif. Bakteri ini menghasilkan endotoksin yang dapat menyebabkan nekrosis sel epitel dan ulserasi
B. Tonsilitis Septik
Penyebab tonsilitis septik ialah Streptokokus hemolitikus. Ini bisa didapatkan dalam susu sapi biasanya dapat menimbulkan epidemik tetapi jarang dapat ditemukan di Indonesia karena susu sapi dimasak dulu dengan cara pasteurisasi sebelum minum.
Tonsilitis Kronis
Tonsilitis kronis biasanya disebabkan bakteri seperti Streptokokus alfa dan beta hemolitikus, S aureus, H influenza dan Bacteriodes. Faktor prediposisi timbulnya tonsilitis kronis ialah higiene mulut yang buruk dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat
Patogenesis
Gejala Klinis
Nyeri tenggorok
Disfagia
Odinofagia
Demam
Nyeri pada telinga
Penurunan nafsu makan
Eritema dan pembesaran tonsil
Diagnosa
Pemeriksaan fisik didapatkan tonsil bengkak, hiperemesis dan terdapat dentritus berbagai bentuk. Pada tonsillitis viral akibat infeksi virus coxsachakie dapat dijumpai luka-luka kecil pada palatum dan tonsil. Pada tonsilitis difteri dapat dijumpai bercak putih keabu-abuan.
Perlu dilakukan penilaian tonsil. Ukuran tonsil dapat dikelompokkan sebagai berikut :
T1: tonsil tidak melewati pilar faring posterior (0-25% ; 1+)
T2: tonsil melewati pilar posterior namun tidak melewati garis pertengahan (imajiner antara uvula dan pilar posterior) (25-50% ; 2+)
T3: tonsil mencapai garis pertengahan antara uvula dan pilar posterior (50-70% ; 3+)
T4: tonsil saling menempel (kissing tonsil) atau mendorong uvula (75-100% ;4+)
Pemeriksaan bakteriologi dapat dilakukan pada kasus tonsilitis. Dapat dilakukan dengan pemeriksaan swab atau dengan pemeriksaan biakan dan uji kepekaan. Pemeriksaan swab dilakukan dengan pewarnaan.
Tatalaksana
Terapi Suporatif
Steroid per oral atau intramuskular pada dewasa atau anak-anak menunjukan pembaikan symptom dengan efek samping yang minimal dan tidak ada efek negative pada perkembangan penyakit. Pemberian dexamethasone (10mg), betamethasone (8mg) atau prednisone (60mg) dapat meringankan rasa nyeri pada tonsilitis akut
Non farmakologi
Istirahat yang cukup dapat mempercepat pasien sembuh dan mencegah penderita dari penyakit tonsilitis. Selain itu, dengan memperbaiki higienitas mulut dan menggunakan obat kumur (mouthwashes) dapat mengurangi resiko terjadinya tonsilitis
Komplikasi dan Pencegahan
Komplikasi
Obstruksi jalan nafas
Abses peritonsilar
Pencegahan
1.Menjaga kebersihan diri untuk mencegah infeksi. Cara terbaikadalah sering mencuci tangan.
2.Tidak menggunakan gelas minum atau peralatan makanan secara bersama, menutupi mulu ketika bersin atau batuk, dan menghindarai berdekatan dengan orang yang sakit
DD
Faringitis ialah peradangan atau infeksi pada tenggorokan.
Laringitis ialah peradangan atau infeksi pada laring (letak pita suara di tenggorokan)