Erik Erikson

Biografi

Strukrur Kepribadian

Perkembangan Kepribadian

Dinamika Kepribadian (8 fase perkembangan)

Lahir: Jerman, 15 Juni 1902

mengalami perjalanan panjang dalam mengenal identitas dirinya

Di Amerika, dia mengganti namanya dari Homburger menjadi Erikson.

Erikson secara bertahap mengembangkan teori kepribadian, terpisah dari teori Freud tetapi tidak bertentangan dengan teori Freud.

Meninggal: 12 Mei 1994, pada usia 91 tahun.

Ego Kreatif: ego yang dimiliki individu yang mampu mendapatkan penyelesaian secara kreatif terhadap suatu persoalan yang ada di setiap kehidupan. Terdapat tiga aspek yaitu:

Ego Otonomi Fungsional: adaptasi ego terhadap realita yang ada.

Pengaruh Masyarakat: peran masyarakat juga tak kalah penting dalam pembentukan ego untuk muncul pada diri individu.

ego identity: gambaran tentang bagaimana diri kita dalam menjalankan peran sosial di lingkungan.

ego ideal: gambaran bagaimana seharusnya diri atau konsep diri menjadi sesuatu yang sempurna atau ideal.

body ego: ego yangmana mengarah pada pengalaman yang dimiliki seseorang dengan tubuh/fisiknya sendiri.

Infancy: Trust vs Mistrust (0-1 tahun)

Early childhood: Autonomy vs Shame & Doubt (18 bulan-3 tahun)

Preschool age: Initiative vs Guilt (3-5 tahun)

School age: Industry vs Inferiority (6-12 tahun)

Adolescence: Identity vs Identity Confusion (18-20 tahun)

Young adulthood : Intimacy vs Isolation (20-30 tahun)

Adulthood: Generativity vs Stagnation (30-60 tahun)

Senescence: Ego Integrity vs Despair (60 tahun ke atas)

Prinsip Epigenetik: tahapan perkembangan pada organ-organ setiap embrio.

Ritualisasi vs Ritualisme: Ritualisasi adalah kesepakatan saling hubungan antara dua orang (atau lebih). Ritualisme adalah pola hubungan yang tidak menyenangkan kedua belah pihak, perhatiannya fokus kepada diri sendiri.

Tahapan Perkembangan Psikososial

1. Fase Bayi (0-1 tahun): Aspek Psikoseksual: Sensori Oral, Krisis Psikoseksual: Kepercayaan vs Kecurigaan, Virtue: Harapan, yang muncul dari adanya konflik kepercayaan dan ketidakpercayaan, Ritualisasi-ritualisme: Keramat vs Pemujaan yang muncul tergantung dari perlakuan ibu kepada anaknya.

2. Fase Anak-anak (1-3 tahun): Aspek Psikoseksual: Otot Anal-Uretral, yakni anak belajar mengontrol tubuhnya; Krisis Psikososial: Otonomi vs Malu dan Ragu; Virtue: Kemauan; Ritualisasi-ritualisme: Bijaksana vs Legaisme.

3.Usia Bermain (3-6 tahun): Aspek Psikoseksual: Perkelaminan-Gerakan; Konflik Psikososial: Inisiatif vs Perasaan Berdosa; Virtue: Tujuan-Sengaja; Ritualisasi-ritualisme: Dramatik vs Impersonasi.

4. Usia Sekolah (6-12 tahun): Aspek Psikoseksual: Terpendam (laten); Krisis Psikososial: Ketekunan vs Inferioritas; Virtue: Kompetensi; Ritualisasi-ritualisme: Formal vs Formalisme.

5. Adolesen (12-20 tahun): Aspek Psikoseksual: Pubertas; Krisis Psikososial: Identitas dan Kekacauan identitas; Virtue: Kesetiaan; Ritualisasi-ritualisme: Ediologi vs Totalisme.

6. Dewasa Awal (20-30 tahun): Aspek Psikoseksual: Perkelaminan; Krisis Psikososial: Keakraban vs Isolasi; Virtue: Cinta; Ritualisasi-ritualisme: Afiliasi vs Elitisme.

7.Dewasa (30-65 tahun): Aspek Psikososial: Prokreativa; Krisis Psikososial: Generativitas vs Stagnasi; Virtue: Kepedulian; Ritualisasi-ritualisme: Generasional vs Otorisme.

8. Usia Tua (>65 tahun): Aspek Psikososial: Generalisasi Sensualitas; Krisis Psikososial: Integritas vs Putus asa, Virtue: Kebijaksanaan, Ritualisasi-ritualisme: Integral vs Sapentisme.

Penerapan

Pendidikan Sosial

Pengukuran

Play Construction Test

Erikson Psychosocial Stage Inventory (EPSI)