Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Abses Paru Rintan Azhari Amelia Supriatna (2008260210) - Coggle Diagram
Abses Paru
Rintan Azhari Amelia Supriatna (2008260210)
Definisi, Etiologi, Faktor Risiko
Definisi:
Abses paru adalah infeksi mikroba paru yang mengakibatkan nekrosis parenkim paru. Tergantung pada durasinya, dapat diklasifikasikan sebagai akut (kurang dari empat minggu) atau kronis (lebih dari empat minggu).
Abses paru-paru adalah kumpulan nanah yang terbatas di paru-paru yang mengarah ke pembentukan rongga, biasanya dengan air-fluid level yang terlihat pada rontgen dada.
Etiologi: Berdasarkan etiologinya, mereka dapat diklasifikasikan sebagai sekunder jika terjadi dengan adanya lesi paru yang mendasarinya, atau sebagai primer jika terjadi tanpa adanya lesi paru yang mendasarinya
Abses Paru Primer, disebabkan oleh infeksi di dalam paru-paru.
Gangguan penggunaan alkohol, orang dengan gangguan penggunaan alkohol sering mengalami serangan muntah dan tingkat kesadaran yang berubah . Komplikasi ini meningkatkan kemungkinan seseorang menghirup isi perut dan bakteri ke dalam paru-paru, yang dapat menyebabkan infeksi.
Pneumonia, pneumonia aspirasi adalah infeksi yang berkembang setelah makanan atau sekresi dari mulut, lambung, atau sinus dihirup ke paru-paru alih-alih masuk ke kerongkongan. Ini adalah penyebab yang sangat umum dari abses primer.
Kecelakaan serebrovaskular (CVA)
Abses Paru Sekunder, disebabkan oleh apa pun selain infeksi yang dimulai di paru-paru. Contohnya meliputi:
Obstruksi bronkus, misalnya oleh benda pasing neopplasma, tumor, pembesaran kelenjar
Penyebaran hematogen, (misalnya endokarditis sisi kanan, sepsis perut, penyalahgunaan obat intravena, kanula yang terinfeksi atau kateter vena sentral, tromboemboli septik) atau immunocompromise
Faktor Risiko:
Orang dengan gangguan penggunaan alkohol atau yang baru saja sakit (terutama dengan pneumonia) memiliki risiko lebih tinggi terkena abses paru.
Orang lain yang juga berisiko termasuk mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah dari: transplantasi organ, kanker, HIV, penyakit autoimun
Risikonya tinggi bagi orang-orang yang baru saja menjalani anestesi atau sedasi , dan mereka yang tidak sadarkan diri akibat cedera atau penyakit.
Menghirup benda asing yang menghalangi jalan napas besar juga merupakan faktor risiko.
Patogenesis
Abses paru yang paling sering terjadi akibat aspirasi kuman dari saluran napas bagian atas -> teraspirasi kedalam paru -> paru kanan
Abses karena aspirasi dimulai dari suatu infeksi lokal bronkus -> bronkiolus
Pembulih darah lokal -> Trombosis -> Nekrosis + likuefaksi. Jaringan granulasi -> Nekrosis -> Kaviti (Air Fluid Level)
Cara Menegakkan Diagnosa
Anamnesis:
Batuk; bersarah/berdahak
Demam
Sesak nafas
Nyeri dada
Penurunan BB dan Lemas
Viital Sign:
Suhu Tubuh: Tinggi (demam)
Denyut Nadi dan Tekanan Darah: dbs
Pernapasan: meningkat
Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi mulut: dijumpai kemerahan, karang gigi, gigi berlubang
Perkusi thoraks: redup
Auskultasi thoraks: suara napas tambahan amforik
Pemeriksaan Penunjang:
Photo Thoraks: Cavitas dengan airfluid level
Differential Diagnosis
TB Paru dan Infeksi Jamur
Karsinoma Bronkus dengan Kaviti
Bulla Paru yang terinfeksi dengan suatu batas permukaan cairan
Kista Paru Terinfeksi
Hematoma Paru
Sekuester Paru
Komplikasi dan Prognosis
Komplikasi:
Empiema. Pada empiema, kumpulan besar cairan yang terinfeksi menumpuk di sekitar paru-paru dekat abses. Kondisi ini bisa mengancam nyawa. Perawatan medis segera diperlukan agar cairan dapat dikeluarkan.
Fistula bronkopleural. Fistula bronkopleural adalah koneksi abnormal yang berkembang antara saluran udara besar di dalam paru-paru Anda dan ruang di lapisan di sekitar bagian luar paru-paru Anda. Pembedahan atau bronkoskopi dapat memperbaikinya. Dalam bronkoskopi, bronkoskop dan sealant dapat menutup fistula.
Pendarahan dari paru-paru atau dinding dada Anda. Ini bisa berupa sejumlah kecil darah atau banyak darah, yang mengancam nyawa.
Infeksi menyebar ke bagian lain dari tubuh. Jika infeksi meninggalkan paru-paru Anda, maka dapat menyebabkan abses di bagian lain dari tubuh Anda, termasuk otak Anda .
Prognosis: Pada kebanyakan kasus, abses paru primer berhasil diobati dengan terapi antibiotik empiris, diikuti dengan terapi target tergantung pada pewarnaan gram dan hasil kultur dengan tingkat kesembuhan sekitar 90%. Abses sekunder memerlukan pengobatan penyebab yang mendasari untuk meningkatkan hasil. Prognosisnya buruk, terutama pada pasien immunocompromised dan pasien dengan neoplasma bronkial dibandingkan dengan abses paru primer dengan angka kematian sekitar 75%.
Tatalaksana
Farmako
Obat antibiotik yang biasa digunakan untuk mengatasi abses paru adalah clindamycin, penisilin, dan kombinasi metronidazole dengan penisilin.
Non-Farmako
Fisioterapi dada; mengeluarkan cairan yang terdapat di paru.
Terapi bronkoskopi: Terapi ini dilakukan untuk mengangkat benda asing dan membantu proses drainase cairan nanah yang terdapat di paru dengan cepat.
Operasi: Operasi atau tindakan pembedahan menjadi pilihan pengobatan untuk kasus abses paru yang serius, bila pengobatan konservatif tidak lagi cukup membantu.
Edukasi dan Pencegahan
Hindari makan dan minum dengan cepat
Selalu makan dan minum dalam posisi duduk
Hindari langsung berbaring setelah makan dan minum
Posisikan bagian kepala lebih tinggi dari badan saat makan atau minum
Konsumsi obat-obatan sesuai dengan anjuran dokter.
Jaga kebersihan gigi dan mulut
Patofisiologi
Merupakan proses lanjut pneumonia inhalasi bakteria pada penderita dengan faktor predisposisi. Bakteri mengadakan multiplikasi dan merusak parenkim paru dengan proses nekrosis. Bila berhubungan dengan bronkus, maka terbentuklah air-fluid level bakteria masuk kedalam parenkim paru selain inhalasi bisa juga dengan penyebaran hematogen (septik emboli) atau dengan perluasan langsung dari proses abses ditempat lain (nesisitatum) misalnya abses hepar.
Kavitas yang mengalami infeksi. Pada beberapa penderita tuberkulosis. dengan kavitas, akibat inhalasi bakteri mengalami proses keradangan supurasi. Pada penderita empisema paru atau polikistik paru yang mengalami infeksi sekunder
Obstruksi bronkus dapat menyebabkan pneumonia berlanjut sampai proses abses paru. Hal ini sering terjadi pada obstruksi karena kanker bronkogenik. Gejala yang sama juga terlihat pada aspirasi benda asing yang belum keluar Kadang-kadang dijumpai juga pada obstruksi peribronkial
Pembentukan kavitas pada kanker paru. Pertumbuhan massa kanker bronkogenik yang cepat tidak dumbangi peningkatan suplai pembuluh darah sehingga terjadi likuifikasi nekrosis sentral Bila terjadi infeksi dapat terbentuk abses