Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Abses Paru, Chiara Maharani (2008260051) SGD 8 - Coggle…
Abses Paru
CMD Abses Paru
Gejala klinis, demam, sesak nafas, malaise, anorexia
Pemeriksaan fisik, umumnya normal tetapi dijumpai kelainan apabila terdaapt pneumoni, efusi pleura, dan atelektasis. Pada cavitas besar dijumpai suara nafas amforik.
Radiologis, kaviti berbentuk oval dan bulan dengan dinding tebal serta air fluid level di dalamnya.
Pemeriksaan mikrobiologis, pewarnaan gram sputum, biakan kuman anaerob, aspirasi paru perkutaneus (CT-scan, USG, fluoroskopi).
Tatalaksana Abses Paru
Pemberian antibiotik, Prevotella (metronidazole), Fusobacterium (klindamisin), Klostridium (metronidazole).
Drainase postural, mengalirkan sputum di paru ke saluram pernafasan besar agar lebih mudah dikeluarkan.
Bronkoskopi, memasukkan selang + kamera ke dalam paru
Etiologi
Primer
Kuman anaerob di orofaring, seperti Prevotella melanninogenica.
Sekunder
Kuman aerob, seperti Staphylococcus aureus dan Klebsiella pneumoniae.
Klasifikasi Abses Paru
Primer, akibat pneumonia aspirasi
Sekunder, penyebaran infeksi secara hematogen, limfogen, dan perkontinuitatum.
Prognosis dan Komplikasi
Lebih dari 90% abses paru dapat disembuhkan dengan manajemen medis saja, kecuali jika disebabkan oleh obstruksi bronkus sekunder akibat karsinoma.
-
-
Faktor Risiko
Aspirasi sekret orofaring, proses neurologis, defek esophagus, intubasi, penyakit gigi dan gusi.
-
Patofisiologi Abses Paru
Kuman masuk melalui saluran pernafasan atas dan menuju paru kanan. Terjadi infeksi lokal bronkus. Dari pembuluh darah lokal terjadi trombosis lalu muncul nekrosis dan likuefaksi sehingga terbentuk air fluid level.
DD Abses Paru
Karsinoma bronkus dengan kaviti, TB Paru dan infeksi jamur Aspergiloma, empiema terlokalisir.
-
-