Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
ABSES PARU - Coggle Diagram
ABSES PARU
-
PENCEGAHAN
Menjaga kebersihan diri (mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah beraktivitas, jaga kebersihan gigi dan mulut)
-
-
-
-
-
PATOFISIOLOGI NYERI DADA
Nyeri yang timbul dari pleura parietalis atau dinding dada sering dilebih-lebihkan selama pernapasan dalam, batuk/bersin, atau gerakan batang tubuh yang melibatkan dinding dada.
Intensitas dapat bervariasi di antara pasien dengan patologi yang sama, dari asimtomatik hingga menyakitkan, dan bukan merupakan indikator penyebab yang mendasari. Gambaran rasa sakit juga dapat bervariasi secara signifikan di antara pasien, misalnya, dari tajam hingga tumpul, dari terbakar hingga tersengat. Evolusi temporal rasa sakit dapat berguna.
Bagian tengah diafragma dipersarafi oleh saraf frenikus, dan iritasi diafragma sentral dirujuk ke ujung bahu ipsilateral atau bahkan leher. Pleura viseral secara ekstensif dipersarafi oleh cabang paru dari saraf vagus dan batang simpatik, tanpa nosiseptor spesifik.
Onset nyeri yang tiba-tiba dapat menyertai pneumotoraks spontan atau patah tulang rusuk, sedangkan nyeri yang timbul dari keterlibatan maligna dari pleura seringkali dengan onset yang tersembunyi. Neuritis interkostal telah terdaftar sebagai diagnosis banding nyeri dada pernapasan, tetapi jarang terjadi.
Bagian perifer diafragma dan bagian kosta pleura parietal dipersarafi oleh saraf interkostal somatik, sehingga nyeri yang dirasakan di daerah ini sering terlokalisasi pada distribusi kutaneus dari neuron yang terlibat di atas dinding dada yang berdekatan.
EDUKASI
Mengedukasi pasien tentang komplikasi yang disebabkan abses paru yang paling sering terjadi adalah empiema dengan atau tanpa fistel bronkopleura.
Identifikasi riwayat penyakit dahulu dan faktor resiko (mislnya penggunaan narkoba suntik atau konsumsi minuman beralkohol dan menderita penyakit gigi atau gusi yang parah)
-
-
KOMPLIKASI
-
Ruptur pleura visceralis : piopneumothorax, fistula bronkopleura
-
Abses kronik : bronkiektasis, cor pulmonale, amiloidosis
PATOFISIOLOGI
Keadaan ini menyebabkan obstruksi bronkus dan terbawanya organisme virulen yang akan menyebabkan terjadinya infeksi pd daerah distal obstruksi.
Secara hematogen, yang sering terjadi adalah akibat septicemia atau sebagai fenomena septic emboli, sekunder dr fokusinfeksi dr bagian lain tubuhnya seperti tricuspidvalve endocarditis. Penyebaran hematogen umumnya akan berbentuk abses multiple dan kecil-kecil.
Terjadinya abses paru biasanya melalui 2 cara : aspirasi dan hematogen. Yang sering dijumpai kelompok abses bronkogenik akibat dr aspirasi, benda asing, tumor, dan striktur bronchial
Abses hepar bakterial atau amubik bisa mengalami ruptur dan menembus diafragma sehingga trjdi abses paru.
-
TATALAKSANA
Bronkoskopi : dapat membantu drainase dan pengambilan benda asing serta diagnosis tumor. Perlu diingat bahwa bronkoskopi mengandung risiko pecahnya abses paru sehingga dapat tumpah ke bronkus dan menyebabkan asfiksia.
Drainase : Drainase postural perlu dilakukan pada penderita abses paru dan harus dilakukan dengan hati-hati. Tindakan drainase ini sangat penting dalam penyembuhan abses.
Terapi antibiotik
Yang paling baik adalah klindamisin, diberikan mula-mula dgn dosis 3x600mg intravenous, kemudian 4x300 mg oral/hari.
-
Atau kombinasi dgn ampisilin/sulbaktam 1,5-3gr IV tiap 6 jam
Regimen alternative : penisilin G 2-10 jt unit/hari, ada yg memberikan sampai 25jt unit/lebih dgn streptomisin, kemudian dilanjutkan dgn penisilin oral 4x500-750 mg/hari
CARA MENEGAKKAN DIAGNOSA
Pemfis
Dijumpai kelaninan apabila terdapat : pneumonia, atelektasis, efusi pleura
-
-
-
Pem.penunjang
Gambaran radiologi : Terdapat kaviti berbentuk oval dan bulan dengan dinding tebal dan gambaran Air Fluid Level didalam kaviti tersebut.
CT-scan : berupa lesi hipodens bundar dengan kavitas berdinding tebal tdk teratur dan terletak didaerah jaringan paru yg rusak.
-
-
-
ETIOLOGI
Primer
disebabkan kuman anaerob yang terdapat di daerah orofaring. Kuman penyebabnya polimikroba dengan predominan kuman anaerob, seperti : Prevotella melanninogenica, Fusobacterium nucletum, Peptosraptococcus
Sekunder
Kuman penyebabnya : Staphilococcus aereus, Streptococcus pneumoniae, Klebsiella pneumoniae, Haemophillus influenza.
FAKTOR RESIKO
-
FR terjadi abses paru
Penyakit gigi dan gusi, piorhea
-
-
-
DEFENISI
Abses paru adalah proses infeksi paru supuratif yang menimbulkan destruksi parenkim dan pembentukan satu atau lebih kaviti yang mengandung pus sehingga membentuk gambaran Radiologist Air Fluid Level.