Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
BATUK BERDAHAK - Coggle Diagram
BATUK BERDAHAK
TUBERKULOSIS
Definisi, etiologi dan faktor resiko
definisi : suatu penyakit kronik menular yang disebabkanoleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
etiologi
Mycobacterium tuberculosis yang merupakan basil tahan asam dan alkohol, menyebar dari orang ke orang melalui partikel droplet aerosol. Ukuran droplet infeksius dari pasien tuberkulosis paru bervariasi dari 0,65 µm hingga >7,0 µm.
klasifikasi
berdasarkan lokasi infeksi : TB Paru dan TB ekstra paru
berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya : kasus baru TB, kasus yang pernah diobati TB, kasus pengobatan gagal, kasus putus obat, lain-lain
patofisiologi
Individu dengan infeksi tuberkulosis laten tidak dapat menularkan bakteri tetapi infeksi laten dapat teraktivasi bila host mengalami imunosupresi. Setelah itu, infeksi akan menjadi infeksi tuberkulosis sekunder. Lesi tuberkulosis sekunder umumnya berada di apeks paru-paru.
CMD
anamnesis : batuk berdahak yang dapat bersifat kronis dan mungkin disertai darah. Nyeri dada, lemas, penurunan berat badan, demam, sesak napas, penurunan nafsu makan, rasa menggigil, dan keringat malam
pem. fisik : kelainan suara napas, terutama di lobus atas paru, Auskultasi dapat menemukan ronki basah, suara napas bronkial, suara napas amforik, dan penurunan suara napas vesikuler di apeks paru yang menandakan konsolidasi paru
pem. penunjang : tes Mantoux atau IGRA (interferon release assays). Selain itu, pasien yang dicurigai mengalami TB dapat menjalani pewarnaan BTA (basil tahan asam) dan kultur sputum. Pemeriksaan radiologis seperti rontgen toraks
DD
pneumonia, keganasan, infeksi jamur paru, sarkoidosis, dan abses paru
Komplikasi
relaps, bronkiektasis, kerusakan paru yang ekstensif, acute respiratory distress syndrome (ARDS), penyebaran milier ke organ lain seperti meningitis TB, dan pneumotoraks
tatalaksana
dilakukan dengan pemberian obat antituberkulosis atau OAT, misalnya isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Kombinasi obat-obat ini dikonsumsi secara teratur dan diberikan dalam jangka waktu yang tepat meliputi tahap awal dan tahap lanjutan.
Histologi
cavum nasi
vestibulum : (plexus venosus/kiesselbach) dan sel seromukosa, epitel alfaktorius : lamina propia (kel bawman), regio respirasi (epitel respirasi)
faring
nasofaring : epitel respiratorius, lamina propria (kelenjar mukoserosa dan jar limfoid), orofaring : epitel berlapis gepeng
laring
kartilago hialin : tiroid, cricoid aritenoid (sepasang), kartilago elastis : epiglotis, kuneiform (sepasang), kornikulata (sepasang), otot rangka (plika voklais, jaringan ikat dan kelenjar)
trakea
epitel repiratorius, lapisan : mukosa (epitel respirasi, membran basal tebal lamina propria), tunika sub mukosa (kel seromukosa), tunika adventisia (tulang rawan hialin)
bronkus
mukosa : epitel respiratorius, membran basal, lamina propria, serat otot polos tersusun melingkar), tunika submukosa (kel mukosa dan serosa), tunika adventisia (lempeng kartilago hialin berbentuk tidak beraturan)
bronkiolus
bronkiolus primer : epitel torak bersilia kuboid dengan sel goblet
bronkiolus sekunder : epitel selapis kuboid bersilia dengan banyak sel clara, sel goblet (+)
Anatomi
secara struktural
atas : nasus, pharynx, larynx
bawah : trakea, bronkus, pulmonal
secara fungsional
sistem konduksi : cavum nasi, pharynx, larynx, trakea, bronkus, bronkiolus, bronkiolus terminalis
sistem respirasi : bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, saccus alveolaris, dan alveoli
Fisiologi dan regulasi
fisiologi : inspirasi dan ekspirasi
regulasi : voluntary/disadari dan otomatis/spontan