Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
LGV - Coggle Diagram
LGV
-
Faktor resiko LGV
Berjenis kelamin pria, terutama yang melakukan hubungan seksual sesama jenis
-
-
Berhubungan seksual tanpa alat pengaman, seperti kondom
-
Menggunakan alat yang dipakai di area kelamin atau dubur secara bergantian, seperti enema (alat untuk memasukkan obat lewat dubur)
Pencegahan LGV :
-
Menggunakan alat pengaman, seperti kondom, saat berhubungan seksual
-
Tidak berbagi penggunaan barang pribadi, seperti handuk atau pakaian
Melakukan skrining infeksi menular seksual secara berkala bila sudah pernah didiagnosis atau berisiko mengalaminya
-
Tatalaksana LGV
-
-
-
Moxifloxacin, biasanya diberikan bila pasien resisten terhadap doxyxcycline
Edukasi LGV
Selama masa pengobatan, dokter juga akan memberikan saran seputar hubungan seksual yang aman sehingga kondisi tidak kembali terjadi. Dokter umumnya menyarankan pasien agar tidak berganti-ganti pasangan seksual.
Selain itu, dokter akan menyarankan pasien untuk selalu memakai alat pengaman, seperti kondom, saat berhubungan seksual.
Untuk mencegah penyebaran penyakit semakin luas, pasien diharapkan memberitahu kondisinya kepada pasangan seksualnya dalam 60 hari sejak gejala pertama muncul. Pasangan seksual pasien juga perlu melakukan skrining infeksi menular seksual dan mengonsumsi antibiotik.
LGV yang ditangani lebih awal memiliki persentase kesembuhan lebih besar. Kekambuhan mungkin terjadi bila pasien baru didiagnosis saat kondisi sudah berat.
Anatomi regio inguinal
Kanalis inguinalis adalah saluran yang melalui dinding perut bagian bawah berbentuk tabung yang merupakan tempat turunnya testis ke dalam skrotum. Kanalis inguinalis dibatasi oleh anulus inguinalis internus yang merupakan bagian terbuka dari fasia transversalis dan aponeurosis muskulus transversus abdominalis.
Pada laki-laki, funikulus spermatikus (s.c) melewati kanal inguinalis yang merupakan tempat testis di dalam kantong skrotum. Funikulus spermatikus memiliki banyak pembuluh darah arteri, saraf, dan duktus deferen yang menghubungkan testis dengan vesikula seminalis.
-
-
CMD LGV
Gejala
Tahap 1
Gejala tahap 1 dapat muncul sekitar 10–14 hari setelah seseorang terinfeksi. Gejala pada tahap satu adalah luka ulkus kecil yang dangkal pada area kelamin atau mulut tempat terjadinya kontak dengan bakteri penyebab infeksi.
-
Tahap 3
Gejala tahap 3 biasanya baru muncul ketika infeksi tidak kunjung diatasi. Jeda kemunculan gejala tahap 3 sangat beragam, bahkan bisa baru muncul hingga 20 tahun setelah penderita pertama kali terinfeksi LGV.
-
-
-
-
-
-
PP
Tes darah serologi, untuk mendeteksi keberadaan antibodi yang dihasilkan tubuh ketika mengalami infeksi bakteri C. trachomatis
Pemeriksaan direct immunofluoresence assay, untuk mengetahui keberadaan antibodi tubuh pada Chlamydia trachomatis
Kultur Chlamydia trachomatis, untuk mengetahui keberadaan bakteri ini melalui penelitian sampel cairan dan jaringan dari kelenjar getah bening
Nucleic Acid Amplification Test (NAAT), untuk mengetahui keberadaan bakteri melalui sampel swab dari urine atau jaringan area terinfeksi
Pemindaian dengan CT scan, untuk melihat kondisi infeksi lebih detail dan menilai apakah hal tersebut berpotensi berkembang menjadi kanker
Etiologi LGV
Lymphogranuloma venereum (LGV) terjadi akibat infeksi bakteri Chlamydia trachomatis tipe L1, L2, dan L3. Meski sama-sama disebabkan oleh bakteri C. trachomatis, penyebab LGV berbeda dengan bakteri penyebab klamidia atau chlamydia. Klamidia disebabkan oleh bakteri C. trachomatis tipe D-K.
Definisi LGV
Lymphogranuloma venereum (LGV) adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis varian tertentu. Penyakit ini biasanya diawali dengan luka borok (ulkus) pada kelamin yang sembuh dengan sendirinya dan pembengkakan kelenjar getah bening di pangkal paha.
-