Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
LYMPHOGRANULOMA VENERUM, Fariza Suhaila 1908260166 - Coggle Diagram
LYMPHOGRANULOMA VENERUM
Anatomi regio inguinalis
Definisi
Limfogranuloma venereum merupakan suatu infeksi kronis sistem limfatik yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini ditularkan melalui kontak seksual, meliputi hubungan seks vaginal, anal, dan oral. Penyakit ini lebih sering dijumpai pada pria dibandingkan pada wanita
Etiologi
Lymphogranuloma venereum (LGV) terjadi akibat infeksi bakteri Chlamydia trachomatis tipe L1, L2, dan L3
Lymphogranuloma venereum (LGV) merupakan penyakit infeksi menular seksual (sexually transmitted disease/STD)
Limfogranuloma venereum adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini menembus kulit dan mengeluarkan lendir di dalam node limfa, menyebabkan penyumbatan di sekitar node. Penyakit ini mempengaruhi node limfa, alat kelamin bagian luar, mulut, bahkan rektum atau anus.
Gejala klinis
Gejala awal limfogranuloma venereum adalah bermula dari 1 sampai 4 minggu setelah terinfeksi, lalu muncul bintik-bintik dan sakit pada alat kelamin luar, tapi bintik-bintik dapat sembuh dengan cepat. Kemudian node limfa di dalam selangkangan membengkak, memerah, dan menjadi lebih lunak.
Selain itu, muncul pembentukan abses, nanah yang menetes, dan darah yang menjadi lebih buram. Demam, nyeri otot, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, muntah dan nyeri sendi mungkin terjadi
Patofisiologi
Limfogranuloma venereum merupakan penyakit jaringan limfatik. C. trachomatis tidak dapat menembus kulit sehat. Organisme ini masuk ke pembuluh limfatik melalui mikrotrauma pada kulit atau sel epitel membran mukosa. Kuman patogen menginfeksi kelenjar getah bening dan menyebabkan limfangitis serta limfadenitis
Prosesnya melibatkan trombolimfangitis dan perilimfangitis disertai penyebaran reaksi inflamasi kelenjar getah bening yang terinfeksi menuju ke jaringan sekitar
Limfangitis ditandai adanya proliferasi sel endotel yang menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening dan pembentukan area nekrosis. Area nekrosis menarik leukosit polimorfonuklear (PMN) dan membentuk stelate absceses berbentuk segitiga atau segiempat yang dikelilingi oleh sel epiteloid, makrofag dan giant cell. Abses dapat bergabung dan pecah spontan membentuk fistula atau saluran sinus. Pada proses inflamasi terjadi penyembuhan dengan fibrosis setelah beberapa minggu atau bulan
Patogenesis
Perlekatan partikel awal yang infeksius pada sel hospes
Masuknya partikel ke sel hospes
Perubahan morfologi menjadi partikel retikuler yang berada di dalam intraseluler dan mengalami replikasi di dalam vakuola, letaknya melekat pada inti sel hospes. Bentuk ini disebut sebagai badan inklusi
Vakuola yang pecah menyebabkan perubahan morfologi dari partikel retikuler menjadi badan elementer
Pelepasan partikel yang infeksius
Diagnosa banding
hernia inguinalis
granuloma inguinalis
ulkus molle
muluskum kontagiosum
Cara menegakkan diagnosa
Pemindaian dengan CT scan, untuk melihat kondisi infeksi lebih detail dan menilai apakah hal tersebut berpotensi berkembang menjadi kanker
Nucleic Acid Amplification Test (NAAT), untuk mengetahui keberadaan bakteri melalui sampel swab dari urine atau jaringan area terinfeksi
Kultur Chlamydia trachomatis, untuk mengetahui keberadaan bakteri ini melalui penelitian sampel cairan dan jaringan dari kelenjar getah bening
Pemeriksaan direct immunofluoresence assay, untuk mengetahui keberadaan antibodi tubuh pada Chlamydia trachomatis
Tes darah serologi, untuk mendeteksi keberadaan antibodi yang dihasilkan tubuh ketika mengalami infeksi bakteri C. trachomatis
Tatalaksana
Antibiotik berguna untuk melawan infeksi dan harus diminum dalam waktu 3 minggu.
Obat pereda nyeri seperti acetaminophen, ibuprofen, dan mengompres bagian yang terinfeksi juga dapat sedikit membantu pengobatan.
Pasien harus makan makanan bergizi untuk mempercepat proses penyembuhan luka.
Komplikasi
Radang panggul pada wanita
Konjungtivitis
Arthritis
Perikarditis
Pneumonia
Radang otak dan selaput meningen
Hepatomegali
Edukasi
Selama masa pengobatan, dokter juga akan memberikan saran seputar hubungan seksual yang aman sehingga kondisi tidak kembali terjadi. Dokter umumnya menyarankan pasien agar tidak berganti-ganti pasangan seksual.
Selain itu, dokter akan menyarankan pasien untuk selalu memakai alat pengaman, seperti kondom, saat berhubungan seksual.
Untuk mencegah penyebaran penyakit semakin luas, pasien diharapkan memberitahu kondisinya kepada pasangan seksualnya dalam 60 hari sejak gejala pertama muncul. Pasangan seksual pasien juga perlu melakukan skrining infeksi menular seksual dan mengonsumsi antibiotik.
LGV yang ditangani lebih awal memiliki persentase kesembuhan lebih besar. Kekambuhan mungkin terjadi bila pasien baru didiagnosis saat kondisi sudah berat.
Stadium
Dini
Lesi primer genital : (3-12 hari)
tidak ada nyeri erosi/ulkus dangkal
tidak ada tanda khas
papul
vesikel
Sindrom inguinal :
beberapa minggu -> Limfadenitis inguinal lateral
agak nyeri
demam, mual, muntah, nyeri kepala
Lanjut
Sindrom anorektal :
pruritus anal
duh anal purulen
mukosa hiperemis mudah berdarah
jaringan parut
Elefantiasis genital :
infeksi kelenjar limfe
Lk : peniscrotal elepantiasis
Pr : lipatan genitokruris
Fariza Suhaila
1908260166