Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Pembengkakan Regio Ingunalis ec Limfogranuloma Venereum - Coggle Diagram
Pembengkakan Regio Ingunalis ec Limfogranuloma Venereum
Definisi LGV
infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis serovar L1,L2 dan L3
juga dikenal dengan nama tropical bubo, climatic bubo, strumous bubo, poradenitis inguinalis, penyakit Durand-Nicolas Favre, limfogranuloma inguinal, limfopatia venera dan the fourth, fifth, sixth venereal disease
Anatomi Regio Ingunalis
Kanalis inguinalis adalah saluran yang berjalan oblik (miring) dengan panjang 4cm dan terletak 2-4cm diatas ligamentum inguinale
Ligamentum Inguinale merupakan penebalan bagian bawah aponeurosis muskulus oblikus eksterna
Terletak mulai dari SIAS sampai ke ramus superior tulang pubis
Diagnosa Banding LGV
Stadium Primer
herpes simpleks
chancroid
granuloma ingunal
neisseria gonorrhoeae
Stadium Sekunder
hernia inguinalis
limfadenitis ingunal
limfoma
Stadium Tersier
trauma
pesudoelefantiasis
keganasan
hidradenitis supuratif
Etiology
Siklus hidup C.trachomatis dapat dibagi menjadi beberapa tahap:
Perlekatan partikel awal yang infeksius pada sel hospes
Masuknya partikel ke sel hospes
Perubahan morfologi menjadi partikel retikuler yang berada di dalam intraseluler dan
Vakuola yang pecah menyebabkan perubahan morfologi dari partikel retikuler menjadi badan elementer
Pelepasan partikel yang infeksius
Chlamydia trachomatis serotype L-1, L-2, dan L-3 yang terutama menginfeksi sistem limfatik dan dapat ditularkan melalui kontak seksual tanpa perlindungan dan juga dapat ditularkan melalui kontak seksual anal atau oral
Manifestasi Klinis
Limfogranuloma primer
Lesi muncul setelah masa inkubasi selama 3-30 hari
lesi primer LGV pada laki-laki paling sering di sulkus koronarius, frenulum, preputium, penis, glans penis, skrotum
pada wanita di dinding vagina posterior, fourchette, serviks posterior dan vulva
bentuk papul yang tidak nyeri, pustul, nodul, erosi yang dangkal, atau ulkus herpetiform
Sekret mukopurulen dari uretra, serviks atau rektum dapat muncul tergantung pada tempat inokulasi
Limfogranuloma sekunder
sindrom inguinal
Sindrom ini ditandai dengan keterlibatan kelenjar limfe inguinal dan atau femoral yang sering ditemukan pada laki-laki
Pada sindrom ini yang terkena yaitu kelenjar limfe inguinal medial yang merupakan kelenjar regional bagi genitalia eksterna
sindrom anorektal
Sindrom anorektal akut ditandai dengan keterlibatan kelenjar limfe perirektal, proktitis hemoragik akut dan gejala sistemik
Sindrom ini merupakan gambaran umum pada wanita dan laki-laki homoseksual yang melakukan anal seks
Gejalanya berupa pruritus ani, perdarahan anus yang diikuti duh anal purulen, tenesmus, diare, konstipasi dan nyeri abdomen bawah
Limfogranuloma tersier
sering juga disebut sebagai sindroma genitoanoreaktal
Stadium ini banyak ditemukan pada wanita dengan sindrom anorektal yang tidak diterapi dan laki-laki homoseksual
aliran limfe terbendung dan terjadi edema serta elefantiasis
Pada pria, elefantiasis terjadi di penis dan skrotum, sedangkan wanita di labia dan klitoris
Edema pada penis dan skrotum sering disebut “saxophone penis”
Diagnosa
Anamnesis
riwayat bergonta ganti pasangan
berhubungan sexual tanpa penggunaan kondom
Pemeriksaan Fisik
sesuai manisfestasi klinis stadium
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
gambaran darah tepi tampak leukositosis ringan dengan peningkatan monosit dan
eosinofil berkaitan dengan adanya bubo dan LGV anogenitorektal
Laju endap darah
(LED) juga mengalami peningkatan
peningkatan konsentrasi gamma globulin yang disebabkan oleh peningkatan IgA, IgG dan IgM
Tes Frei
Pemeriksaan Serologi
Nucleic Acid Amplification Test (NAAT)
Pencegahan LGV
Pencegahan LGV berfokus pada identifikasi dan terapi pada pasien yang terinfeksi LGV atau terduga LGV
Pasien harus segera mendapatkan terapi antibiotik jika gejala klinis mendukung ke arah infeksi LGV
Penggunaan kondom dan tidak berganti-ganti pasangan merupakan pencegahan yang paling utama
Tatalaksana LGV
Doksisiklin 100mg orally twice a day for 21 days merupakan pilihan terapi utama untuk LGV
Pada ibu hamil dan menyusui yang terinfeksi LGV disarankan pemberian eritromisin atau azitromisin
Evaluasi infeksi LGV juga dilakukan pada pasangan seksual selama 30 hari terakhir
Tindakan pembedahan disarankan pada beberapa kondisi tertentu
Patogenesis LGV
Organisme ini masuk ke pembuluh limfatik melalui mikrotrauma pada kulit atau sel epitel membran mukosa
patogen menginfeksi kelenjar getah bening dan menyebabkan limfangitis serta limfadenitis
Limfangitis ditandai adanya proliferasi sel endotel yang menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening dan pembentukan area nekrosis
Pada proses inflamasi terjadi penyembuhan dengan fibrosis setelah beberapa minggu atau bulan. Pembentukan fibrosis akan menghancurkan struktur normal dari kelenjar getah bening dan menghalangi aliran limfe
Limfangitis yang kronis progresif menyebabkan edema kronis dan fibrosis sklerosis sehingga aliran limfe terbendung
Hal ini mengakibatkan striktur dan fistula yang dapat menyebabkan elefantiasis dari genital
Fibrosis juga mengakibatkan gangguan suplai darah menuju kulit atau membran mukosa.
ini menyebabkan terjadinya ulserasi mukosa rektum, inflamasi transmural dinding usus, obstruksi drainase limfatik, perlekatan antara kolon sigmoid dan rektum ke dinding panggul atau organ sekitar serta pembentukan striktur fibrotik
Spermatic Cord
sepasang struktur tubular dalam sistem reproduksi laki-laki yang mendukung testis di skrotum
dilapisi jaringan ikat dan berisi jaringan arteri, vena, saraf, dan bagian pertama dari duktus deferens
Jaringan Penutup dari Spermatic Cord
Tunika vaginalis menutupi permukaan anterior dari Spermatic Cord tepat di atas testis
Fasia spermatika internal (transversalis / fascia endoabdominal)
Fasia cremasteric (fascia otot oblik internal)
Fasia spermatika eksternal (aponeurosis otot oblik eksternal)
Fasia cremasteric mengandung loop otot cremasteric, yang menarik testis superior di skrotum ketika dingin.
Konstituen Spermatic Cord
Deferens ductus (menyampaikan sperma dari epididimis ke saluran ejakulasi)
Arteri testis (muncul dari aorta abdominal di L2)
Arteri deferens ductus (muncul dari arteri vesikalis inferior)
Arteri cremasteric (muncul dari arteri epigastrika inferior)
Pleksus pampiniformis (dibentuk hingga 12 vena, mengalir ke kanan dan kiri vena testis)
Serabut saraf simpatis pada arteri
Serabut saraf simpatis dan parasimpatis pada duktus deferens
Cabang kelamin dari saraf genitofemoralis memasok otot cremaster
Limfatik
Komplikasi LGV
LGV tersier juga menyebabkan striktur anorektal dan fistula serta elefantiasis penis dan vulva
Dougan dkk (2007) di Eropa Barat melaporkan sekitar 75% dari seluruh kasus LGV disertai dengan seropositif HIV. Hal ini menunjukkan bahwa adanya lesi LGV meningkatkan risiko terkena HIV