Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
BENJOLAN SEKITAR SELANGKANGAN - Coggle Diagram
BENJOLAN SEKITAR SELANGKANGAN
ANATOMI GENITALIA MASCULINA
ANATOMI REGIO INGUINAL
DD BENJOLAN SEKITAR SELANGKANGAN
Limfogranuloma Venerum
Hernia Inguinalis
Saphena varix
Sifilis
Keganasan
DEFINISI LGV
Limfogranuloma venereum merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis serovar L1,L2 dan L3.
Limfogranuloma venereum mengenai pembuluh limfe dan kelenjar limfe terutama pada daerah genital, inguinal, anus dan rektum. Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan sekret infeksius umumnya melalui berbagai macam hubungan seksual baik oral, genital atau anal.
ETIOLOGI LGV
Chlamydia trachomatis serovar L1,L2 dan L3.
C. trachomatis telah diidentifikasi menjadi 15 serovar yaitu A, B, Ba, C-K, L1-L3.
Serovar L2 dibagi menjadi L2, L2’, L2a dan L2b berdasarkan perbedaan komponen asam amino.
Serovar A-C merupakan penyebab infeksi okular trakoma.
Serovar D-K menyebabkan infeksi urogenital.
Serovar A-K hanya terbatas pada mukosa,
sedangkan serovar L1-L3 bersifat lebih invasif.
FAKTOR RISIKO LGV
Pria
Melakukan hubungan seksual yang tidak aman
Menjadi penerima hubungan seks anal
Seks oral
Pekerja seksual
Berganti-ganti pasangan seksual
PATOGENESIS LGV
Siklus hidup C.trachomatis dapat dibagi menjadi beberapa tahap:
Perlekatan partikel awal yang infeksius pada sel hospes
Masuknya partikel ke sel hospes
Perubahan morfologi menjadi partikel retikuler yang berada di dalam intraseluler dan mengalami replikasi di dalam vakuola, letaknya melekat pada inti sel hospes. Bentuk ini disebut sebagai badan inklusi
Vakuola yang pecah menyebabkan perubahan morfologi dari partikel retikuler menjadi badan elementer
Pelepasan partikel yang infeksius
PATOFISIOLOGI LGV
CMD LGV
ANAMNESIS
Usia : Seksual aktif
Jenis kelamin : Pria lebih dominan
Keluhan : Malaise, nyeri kepala, artralgia, anoreksia, nausea, demam, inflamasi KGB di inguinal medial.
Lingkungan : Lebih banyak pada daerah tropik dan sub-tropic
Riw. Kebiasaan : Hygiene yang buruk
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda vital : Demam
Lokalisasi : Daerah inguinal
Efloresensi : Tumor multipel dengan konsistensi kenyal dan lunak, merah, nyeri tekan. (dijumpai pada secondary stages)
PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
Tes Frei
Pemeriksaan mikroskopik
Kultur jaringan
Pemeriksaan serologi
- Tes Fiksasi Komplemen - Tes Mikroimunofluoresen
Nucleic Acid Amplification Test (NAAT)
TATALAKSANA LGV
Terapi antibiotik sistemik
Terapi pembedahan
KOMPLIKASI LGV
Ruptur bubo menyebabkan pembentukan sinus yang membutuhkan waktu lama untuk sembuh.
Limfogranuloma venereum tersier juga menyebabkan striktur anorektal dan fistula serta elefantiasis penis dan vulva.
Komplikasi sistemik seperti hepatitis dan meningitis jarang terjadi pada LGV.
Lesi LGV meningkatkan risiko terkena HIV
LGV juga meningkatkan risiko terinfeksi hepatitis C.
PENCEGAHAN LGV
Pencegahan LGV berfokus pada identifikasi dan terapi pada pasien yang terinfeksi
LGV atau terduga LGV.
Pasien harus segera mendapatkan terapi antibiotik jika gejala klinis mendukung ke arah infeksi LGV. Hal ini untuk mencegah reinfeksi dan mengeliminasi sumber penularan. Mengingat adanya peningkatan prevalensi dari anorektal LGV pada kalangan LSL di Eropa Barat dan Amerika Serikat, maka setiap pasien yang datang dengan gejala proktitis patut diwaspadai.
Penggunaan kondom dan tidak berganti-ganti pasangan merupakan pencegahan yang paling utama.
Stadium LGV
Primer, sekunder dan tersier