Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SISTEM EKSRESI PADA HEWAN DAN MANUSIA, Picture1, Picture5, Picture7,…
SISTEM EKSRESI PADA HEWAN DAN MANUSIA
KULIT
Kulit merupakan lapisan jaringan pelindung terluar yang terdapat di permukaan tubuh. Kulit termasuk organ ekskresi karena mampu mengeluarkan zat-zat sisa berupa kelenjar keringat.
Dermis (Lapisan Kulit Jangat)
Dermis merupakan lapisan kulit yang terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan dermis lebih tebal daripada lapisan epidermis.
Kelenjar keringat
, berfungsi mengeluarkan keringat menuju pori-pori di permukaan kulit. Keringat terdiri atas air dan garam.
Kelenjar minyak
, berfungsi menghasilkan minyak agar rambut dan kulit tidak kering.
Pembuluh darah kapiler
, memberi zat-zat makanan pada akar rambut dan sel kulit sehingga sel-sel tersebut tetap hidup.
Jaringan ikat bawah kulit
Lapisan ini terletak di bawah dermis, di antara lapisan jaringan ikat bawah kulit dengan dermis dibatasi oleh sel lemak. Lemak ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari benturan, sebagai sumber energi dan penahan suhu tubuh.
Epidermis (Lapisan Kulit Ari)
Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar dan sangat tipis. . Epidermis terdiri dari lapisan tanduk dan lapisan malphigi.
Lapisan tanduk
, merupakan lapisan terluar dan terdiri atas sel-sel mati yang dapat mengelupas.
Lapisan Malphigi
, terdiri atas sel-sel yang hidup yang mengandung pigmen melanin dan berfungsi melindungi tubuh dari sengatan matahari.
SISTEM EKSRESI PADA MANUSIA
SISTEM EKSRESI PADA HEWAN
Sistem ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Sisa-sisa metabolisme ini berupa senyawa-senyawa yang bersifat toksik (racun) sehingga jika tidak dikeluarkan dapat menyebabkan terganggunya fungsi organ- organ di dalam tubuh.
GINJAL
Ginjal berfungsi untuk menyaring zat-zat sisa metabolisme dari dalam darah, mempertahankan keseimbangan cairan tubuh, mengeskresikan gula darah yang melebihi kadar normal dan mengatur keseimbangan kadar asam, basa, dan garam di dalam tubuh.
Nefron
Nefron merupakan unit structural dan fungsional dari ginjal serta tempat pembuatan urin.
Tubulus Ginjal
Tubulus proksimal
Lengkung henle: saluran ginjal yang melengkung pada daerah medula, menghubungkan tubulus proksimal dengan tubulus distal.
Tubulus distal
Tubulus kolektivus (pengumpul) yang terdapat pada medula
Glomelurus
Merupakan kapiler yang berbentuk bola berjaring dan berhubungan dengan arteriola (pemeliharaan tekanan darah)dan berfungsi sebagai penyaringan / filtrasi darah
Proses Pembentukan Urin
Tahap Filtrasi
Pembentukan urine dimulai dari darah mengalir melalui arteri aferen ginjal, masuk ke dalam glomerulus yang tersusun atas kapiler-kapiler darah.
Saat darah masuk ke glomerulus, tekanan darah pun menjadi tinggi sehingga mendorong air dan zat-zat yang memiliki ukuran kecil akan keluar melalui pori-pori kapiler, dan menghasilkan filtrat.
Cairan hasil penyaringan tersebut (filtrat), tersusun atas:
Urobilin
Urea
Glukosa
Air
Asam amino
Ion-ion seperti natrium, kalium, kalsium, dan klor
Filtrat selanjutnya disimpan sementara di dalam kapsula bowman dan disebut
urine primer.
Tahapan pembentukan urine primer ini disebut tahap filtrasi. Sementara itu, darah dan protein tetap tinggal di dalam kapiler darah karena tidak dapat menembus pori-pori glomerulus.
Tahap Reabsorpsi
Urine primer yang terbentuk pada tahap filtrasi masuk ke tubulus proksimal. Di dalamnya terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh (tahap reabsorpsi).
Glukosa, asam amino, ion kalium, dan zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh juga diangkut ke dalam sel, kemudian ke dalam kapiler darah di dalam ginjal. Sedangkan urea hanya sedikit yang diserap kembali.
Cairan yang dihasilkan dari proses reabsorpsi disebut
urine sekunder
yang mengandung air, garam, urea (penimbul bau pada urine), dan urobilin (pemberi warna kuning pada urine).
Urine sekunder yang terbentuk dari proses reabsorpsi selanjutnya mengalir ke lengkung henle, kemudian menuju tubulus distal. Selama mengalir dalam lengkung henle, air dalam urine sekunder juga terus direabsorpsi.
Tahap Augmentasi
Pada bagian tubulus distal masih ada proses penyerapan air, ion natrium, klor, dan urea. Di sinilah terjadi proses augmentasi, yaitu pengeluaran zat-zat yang tidak diperlukan tubuh ke dalam urine sekunder.
Urine yang terbentuk selanjutnya keluar dari ginjal melalui ureter, menuju kandung kemih yang merupakan tempat menyimpan urine sementara (Kandung kemih) dan kemudian akan dikeluarkan dari tubuh.
PARU-PARU
Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O).
Ketika kamu bernapas melalui hidung atau mulut, terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida di Alveolus.
Alveolus adalah tempat terjadinya pertukaran antara oksigen dan karbondioksida. Dalam alveolus, oksigen akan diserap oleh pembuluh darah lalu disalurkan ke jantung. Kemudian, organ jantung akan memompa oksigen untuk sel-sel tubuh.
HATI
Hati berfungsi untuk mengeksresikan getah empedu zat sisa dari perombakan sel darah merah yang telah rusak dan dihancurkan di dalam limpa.
Selain berfungsi sebagai organ ekskreksi, hati juga berperan sebagai penawar racun, menyimpan glikogen (gula otot), pembentukan sel darah merah pada janin dan sebagai kelenjar pencernaan.
Hati menghasilkan enzim arginase yang dapat mengubah arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk dapat mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun.
Zat warna empedu hasil perombakan sel darah merah yang telah rusak tidak langsung dikeluarkan oleh hati, tetapi dikeluarkan melalui alat pengeluaran lainnya. Misalnya, akan dibawa oleh darah ke ginjal dan dikeluarkan bersama-sama di dalam urin.
Berikut ini beberapa Fungsi Hati :
Sebagai organ pengeluaran
Sebagai tempat untuk menyimpan gula dalam bentuk glikogen.
Mengubah asam amino berlebih menjadi urea
Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh
Merombak sel darah merah yang rusak menjadi empedu. Empedu terdiri dari garam empedu (berfungsi mengemulsikan lemak dalam proses pencernaan) dan zat warna empedu (bilirubin) yang akan memberi warna pada urin dan feses (tinja).
Mengatur kadar gula dalam darah.
Sebagai tempat membuat fibrinogen dan protrombin yang berperan dalam proses pembekuan darah.
Sistem Ekskresi Hewan Invertebrata
Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada vertebrata. Invertebrata belum memiliki ginjal yang berfungsi sempurna pada vertebrata. Alat Eksresinya berupa saluran Malphigi, Nefridium, dan Sel Api.
PROTOZOA
Protozoa tidak memiliki organ khusus sehingga zat metabolisme dikeluarkan melalui organ berdenyut (vakuola kontraktil) atau melalui kulit secara difusi melalui dinding sel dan osmosi.
Sistem eksresi protozoa, misalnya pada Paramaecium, dilakukan oleh vakuola kontraktil.
Disebut Vakuola kontraktil karena dapat membesar dan mengecil. Selain untuk eksresi vakuola ini juga berfungsi sebagai pengatur tekanan osmisis (mengatur kadar air pada sel)
PLANARIA
Alat eksresi pada planaria disebut sel-sel api atau flame cell. Cairan tubuh yang melewati sel api akan disaring, lalu kandungan zat-zat sisa akan diserap oleh sel api.
Gerakan bulu getar dalam saluran sel api akan mendorong zat air ke arah saluran gabungan. Pada saluran gabungan inilah zat-zat sisa akan dibuang keluar melalui lubang eksresi.
ANELIDA
Sistem ekskresi pada cacing tanah berupa sistem nefridium. Setiap segmen tubuh cacing tanah mengandung sepasang nefridium disebelah kiri dan kanan, kecuali pada tiga segmen pertama dan satu segmen terakhir.
Nefrostoma
, yaitu corong bersilia yang terdapat pada rongga tubuh semu (pseudoselom)
Saluran atau pipa halus yang berliku, disebut
Duktus Ekskretorius
. Bagian akhir dari saluran ini membesar dan ujung akhir saluran ini berakhir pada nefridiopor (lubang nefridia) .
Nefridiopor
, merupakan lubang tempat muara sisa metabolisme, terletak pada permukaan ventral tubuh cacing.jumlahnya tiap segmen sepasang
INSECTA
Alat eksresi pada serangga misalnya belalang,berupa pembuluh Malphigi. Pembuluh Malphigi berupa benang halus berwarna putih kekuningan dengan jumlah banyak dan pangkalnya melekat pada dinding usus.
Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.
Sistem Ekskresi Hewan Vertebrata
SISTEM EKSKRESI PADA IKAN
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal yang memanjang (opistonefros), berwarna kemerah-merahan dan menyatu dengan saluran kelenjar kelamin yang disebut saluran urogenital.
Fungsi sistem ekskresi ikan yaitu untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolisme protein.
Pada ikan berkembang dua tipe ginjal, yaitu:
Pronefros
Ginjal pronefros adalah ginjal primitif. Pada ginjal ini, tubulus – tubulus bagian anterior tidak ada, beberapa tubulus bagian tengah berhubungan dengan testis serta terdapat konsentrasi dan pelipatgandaan tubulus di bagian posterior. Meskipun terdapat perkembangan embrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional. Fungsi ginjal ini akan digantikan oleh ginjal mesonefros.
Mesonefros
Ginjal bertipe mesonefros berfungsi hampir sam dengan ginjal pronefros, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkat kompleksitas, dan pada efesiensi kerja.
Perbedaan Eksresi Ikan Tawar dan Ikan Laut
Ikan Tawar
Tubuh lebih hipertonis dari lingkungannya banyak
yang keluar dari tubuh permukaan tubuhnya
ikan air tawar sedikit minum air
Urin yang dihasilkan banyak dan encer
Ginjal dilengkapi sejumlah glomelurus yang penyaringan
sisa hasil metabolisme berjalan sisa hasil metabolisme berjalan cepat
Ikan Laut
Tubuh lebih hipotonis dari air laut sehingga air yang keluar dari tubuh
Akibatnya ikan laut banyak minum air laut untuk menutupi kehilangan air yang besar
Urin yang dihasilkan sedikit dan pekat
Ginjal memiliki sedikit glomelurus sehingga penyaringan sisa hasil metabolisme berjalan lambat
SISTEM EKSKRESI PADA AMPHIBI
Alat ekskresi pada Amphibi terutama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros).
Zat sisa yang diambil oleh ginjal akan disalurkan melalui ureter menuju ke kantong kemih yang berupa kantong berdinding tipis yang terbentuk dari tonjolan dinding kloaka.
Fungsinya untuk menyimpan urine sementara. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya menyatu, sedangkan pada katak betina tidak.
SISTEM EKSRESI PADA REPTIL
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme. Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.
SISTEM EKSRESI PADA AVES (BURUNG)
Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), hati, paru-paru, dan kulit. Saluran ginjal, saluran kelamin, dan saluran pencernaan bermuara pada sebuah lubang yang disebut kloaka.
Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan kelarutan garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung).
Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada ujung ekornya. Kelenjar minyak tersebut berguna untuk meminyaki bulu- bulunya.