Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Perlawanan terhadap pemerintah Kolonial Hindia Belanda oleh Pangeran…
Perlawanan terhadap pemerintah Kolonial Hindia Belanda oleh Pangeran Diponegoro
Latar belakang
Pajak-pajak yang diterapkan pemerintah
Hindia Belanda dan kebijakan ekonomi lainnya
Tindakan Belanda yang dianggap melecehkan harga diri dan nilai budaya masyarakat menjadi penyebab kebencian rakyat kepada Belanda
Campur tangan Pemerintah Hindia Belanda dalam urusan Keraton Yogyakarta
Membangun jalan baru pada bulan Mei 1825
Memasan patok - patok pada tanah leluhur Diponegoro
Proses perlawanan
Perang Diponegoro meletus pada 20 Juli 1825
Strategi Pangeran Diponegoro
Merencanakan serangan ke keraton Yogyakarta dengan mengisolasi pasukan Belanda dan mencegah masuknya bantuan dari luar
Mengirim utusan kepada para bupati dan ulama agar bersiap melawan Belanda
Memilah bangsawan yang dinilai sebagai lawan dan kawan
Membagi wilayah perang dan pertahanan
Pangeran Diponegoro juga melakukan perluasan Perang di berbagai daerah
Strategi Benteng Stelsel belanda
Menghadapi perlawanan Diponegoro yang terus meluas, Jenderal de Kock sebagai pemimpin perang Belanda memutuskan untuk mengubah strategi, yaitu dengan sistem Benteng Stelsel. Dengan strategi ini, perlawanan Diponegoro di berbagai tempat berhasil dilumpuhkan Belanda hingga ruang geraknya menjadi semakin sempit. Selain itu, para pemimpin yang membantu Pangeran Diponegoro banyak yang tertangkap.
Selama perang Pangeran Diponegoro menerapkan strategi Perang gerilya dan perang atrisi
Dampak perlawanan
Akibat peperangan besar melawan Pangeran Diponegoro, kas Belanda terkuras habis karena membiayai perang. Belanda mendapatkan beberapa wilayah di Yogyakarta dan Surakarta dan kekuasaan Kerajaan-kerajaan Jawa mulai berkurang.
Menelan korban sebanyak 200.000 jiwa penduduk Jawa
Raja dan Bupati Jawa tunduk pada Belanda
Menegaskan penguasan Belanda atas Pulau Jawa karena kekalahan Pangeran Diponegoro
Akhir perlawanan
Pada bulan Maret 1830, Diponegoro bersedia mengadakan perundingan dengan Belanda di Magelang, Jawa Tengah. Perundingan tersebut hanya sebagai jalan tipu muslihat karena ternyata Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, kemudian ke Makassar hingga wafat tahun 1855.
Nilai - nilai yang bisa dipetik
semangat kebangsaan
kepedulian
kejujuran
pantang menyerah