Please enable JavaScript.

Coggle requires JavaScript to display documents.

SK 2, DD (Diagnosis banding dari fraktur terbuka), Nayla Bayjati Amalia …

- - - - kesadaran compos mentis
    - - Luka memar, luka lecet di pelipis kiri diameter 3 cm
    - - Superior sinistra
        
        Inspeksi
        
        Pergelangan tangan kiri didapatkan luka sepanjang kurang lebih 6 cm
        
        Lengan kiri bawah tampak tulang menonjol ukuran kurang lebih 2 x 1 cm
        
        Palpasi
        
        Nyeri lokal dan nyeri tekan (+), krepitasi saat digerakkan (+)
      - Superior dekstra : dBN
  - - - Tampak open fraktur, os radius ulna sinistra 1/3 distal
      - Pemeriksaan tambahan
        
        Laboratorium : darah lengkap dbN
  - - - Patofisiologi
        
        trauma langsung
        
        tekanan pada tulang
        
        Fraktur sempurna (open fractur)
        
        kerusakan struktur tulang
        
        merusak jar. pem. darah
        
        2 more items...
      - klasifikasi
        
        Fraktur Tertutup
        
        fraktur sederhana
        
        keadaan kulit belum pecah dan tetap utuh
        
        patah tulang yang tidak menyebabkan robekan pada kulit
        
        Fraktur Terbuka
        
        fraktur campuran / kompleks
        
        patah dengan luka pada kulit atau membran mukosa meluas ke tulang yang mengalami fraktur
        
        Tipe I
        
        Laserasi < 1 cm, biasanya dari dalam ke luar; kontusio otot minimal; fraktur oblik sederhana transversal atau pendek
        
        Tipe II
        
        Laserasi > 1 cm, dengan kontusi otot di sekitarnya; tanpa kerusakan jaringan lunak yang luas; komponen penghancuran minimal sampai sedang; melintang sederhana atau fraktur oblik pendek dengan kominitas minimal.
        
        Tipe III
        
        Kerusakan jaringan lunak yang luas, termasuk otot, kulit, dan struktur neurovaskular; sering cedera energi tinggi dengan komponen penghancur yang parah.
        
        1 more item...
      - faktor resiko
        
        Merokok
        
        berhubungan dengan hormon
        
        Wanita perokok umumnya mengalami menopous pada usia yang lebih dini
        
        Usia dan jenis kelamin
        
        Wanita jauh lebih mungkin mengalami patah tulang dari pada pria
        
        pada pasien
        
        wanita kehilangan kepadatan tulang lebih banyak daripada pria saat mereka menua karena hilangnya eksterogen saat menopouse
        
        Steroid (kortikosteroid)
        
        penggunaannya pada dosis tinggi dapat menyebabkan tulang keropos dan patah tulang
        
        Artritis rematoid atritis
        
        Peradangan yg dapat menghancurkan jaringan persendian dan bentuk tulang
        
        Gangguan kronis lainya
        
        penyakit celiac, penyakit Chorn, dan kolitis ulserativa
        
        Pasien diabetes tipe I
        
        pasien memiliki kepadatan tulang yang rendah
      - Penegakan Diagnosis
        
        Anamnesis
        
        Riwayat mekanisme cedera (posisi kejadian) dan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan cedera
        
        Riwayat cedera atau fraktur sebelumnya
        
        Riwayat sosial ekonomi, pekerjaan, obat-obatan yang di konsumsi, perokok
        
        Riwayat alergi
        
        Riwayat osteoporosis serta penyakit lain
        
        Pemeriksaan Fisik
        
        Inspeksi / look
        
        deformitas (angulasi, rotasi, pemendekan, pemanjangan), bengkak.
        
        Pemeriksaan trauma di tempat lain meliputi kepala, toraks, abdomen, pelvis
        
        Palpasi / feel
        
        nyeri tekan, krepitasi
        
        palpasi ekstremitas tempat fraktur
        
        meliputi persendian diatas dan dibawah cedera, daerah yang mengalami nyeri, efusi, dan krepitasi
        
        Neurovaskularisasi bagian distal fraktur
        
        pulsasi aretri, warna kulit, pengembalian cairan kapler, sensasi
        
        Pemeriksaan gerakan / moving
        
        dinilai apakah adanya keterbatasan pada pergerakan sendi yang berdekatan dengan lokasi fraktur.
        
        Pemeriksaan Penunjang
        
        Foto rontgen (X-ray)
        
        untuk menentukan lokasi dan luasnya fraktur.
        
        Scan tulang, temogram, atau scan CT/MRIB
        
        untuk memperlihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak
        
        Anteriogram
        
        untuk memastikan ada tidaknya kerusakan vaskuler
      - Manifestasi klinis
        
        riwayat trauma, rasa nyeri dan bengkak di bagian tulang yang patah, deformitas (angulasi, rotasi, diskrepansi), gangguan fungsi muskuloskeletal akibat nyeri, putusnya kontinuitas tulang, dan gangguan neurovaskuler
      - Tatalaksana
        
        Proteksi tanpa reposisi dan imobilisasi
        
        fraktur dengan dislokasi fragmen patahan yang minimal
        
        dislokasi yang tidak akan menyebabkan kecacatan dikemudian hari
        
        Imobilisasi dengan fiksasi
        
        imobilisasi agar tidak terjadi dislokasi fragmen luar tanpa reposisi
        
        Reposisi dengan cara manipulasi diikuti dengan imobilisasi
        
        dilakukan pada fraktur yang bila direposisi secara manipulasi akan terdislokasi kembali dalam gips
        
        Reposisi diikuti dengan imobilisasi dengan fiksasi luar
        
        untuk fiksasi fragmen patahan tulang, dimana digunakan pin baja yang ditusukkan pada fragmen tulang, kemudian pin baja tadi disatukan secara kokoh dengan batangan logam di kulit luar
        
        Reposisi dilakukan secara non-operatif diikuti dengan pemasangan fiksator tulang secara operatif
        
        Fragmen direposisi secara non-operatif dengan meja traksi
        
        pemasangan prosthesis
        
        Reposisi secara operatif dikuti dengan fiksasi patahan tulang dengan pemasangan fiksasi interna
        
        berupa pen di dalam sumsum tulang panjang, bisa juga plat dengan skrup di permukaan tulang.
        
        TL pada pasien
        
        Fraktur Terbuka pd pasien
        
        Hal-hal penting
        
        Profilaksis Antibiotik
        
        menggunakan antibiotik sefalosporin generasi I dan II
        
        Cefadroxil 1-2 gram per hari dibagi menjadi 2 kali sehari
        
        1 more item...
        
        Cephalexin 500 mg setiap 8 jam
        
        1 more item...
        
        Cefotaxim 1–2 gram tiap 8–12 jam
        
        1 more item...
        
        Cefixime 200–400 mg per hari, 1–2 kali pemberian, selama 7–14 hari.
        
        1 more item...
        
        Debridemen
        
        harus dilakukan dengan segera
        
        Jika terdapat kematian jaringan/ kontaminasi, luka harus diperhatikan dan jaringan yang mati di eksisi
        
        Luka akibat penetrasi fragmen tulang tulang yang tajam juga perlu dibersihkan dan dieksisi, tetapi cukup dengan debridemen terbatas saja
        
        Stabilisasi
        
        dilakukan dengan pemasangan fiksasi interna atau fiksasi eksterna
        
        Penutupan Luka
        
        Fraktur terbuka harus diobati dalam waktu periode emasnya
        
        6-8 jam mulai dari terjadinya kecelakaan
        
        Pencegahan Tetanus
        
        Bila tidak didapatkan riwayat imunisasi tetanus sebelumnya
        
        diberikan imunisasi pasif dengan menggunakan human immune globulin tetanus 250 unit
        
        Bila pasien telah mendapatkan imunisasi tetanus toxoid
        
        diberikan booster toxoid
      - definisi
        
        gangguan dari kontinuitas yang normal dari suatu tulang
      - Etiologi
        
        Cedera traumatik
        
        Cedera langsung
        
        pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah secara spontan
        
        pada pasien
        
        Cedera tidak langsung
        
        pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan
        
        jatuh dengan tangan berjulur sehingga
        menyebabkan fraktur clavicula
        
        Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak
        
        Fraktur patologik
        
        Tumor tulang
        
        Infeksi
        
        seperti ostemielitis dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut
        
        Rakhitis
        
        elainan pertumbuhan tulang pada anak yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D
        
        Secara spontan disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus
      - komplikasi
        
        Cedera saraf
        
        Sindroma kompartemen
        
        kondisi meningkatnya tekanan di dalam kompartemen otot, karena perdarahan atau pembengkakan setelah cedera
        
        Kontraktur Volkman
        
        deformitas tungkai akibat sindroma kompartemen yang tak tertangani
        
        Sindroma emboli lemak
        
        serupa dengan emboli paru yang muncul pada pasien fraktur
        
        terjadi setelah fraktur
        
        Kaku sendi atau artritis
        
        jangka panjang
        
        Malunion
        
        fragmen fraktur sembuh dalam kondisi yang tidak tepat
        
        Non-union
        
        penyembuhan fraktur terjadi 4-6 bulan setelah cedera awal dan setelah penyembuhan spontan sepertinya tidak terjadi
        
        Penyatuan terhambat
        
        pencegahan
        
        medis
        
        Nutrisi dan Sinar Matahari
        
        Aktivitas Fisik
        
        Jika kecanduan merokok
        
        Hindari alkohol
        
        islam
        
        Tidak minum khamr
        
        menjaga pola makan, jangan makan terlalu kenyang
        
        berolahraga
    - - Patofisiologi
        
        kerusakan tubuh/kulit akibat gesekan/pukulan
        
        Stimulasi nyeri
        
        menstimulasi nosiseptor di perifer
        
        Impuls nyeri diteruskan oleh serat afferen
        
        ke medulla spinalis
        
        1 more item...
      - etiologi dan klasifikasi
        
        Luka terbuka
        
        Luka Lecet
        
        mengenai lapisan kulit paling atas (epidermis) yang karena gesekan kulit dengan permukaan yang kasar
        
        pada pasien
        
        Luka Insisi
        
        karena teriris oleh benda yang tajam dan rata seperti silet atau pisau.
        
        Luka Robek
        
        disebabkan oleh benturan keras dengan benda tumpul.
        
        Luka Tusuk
        
        disebabkan oleh benda runcing yang menusuk kulit
        
        Luka karena Gigitan
        
        akibat gigitan hewan/manusia. Bentuk luka sama dg susunan gigi yang menggigit
        
        Luka Tembak
        
        luka karena peluru dari tembakan senjata api
        
        Luka Bakar
        
        luka akibat kontak dengan api/benda panas lainnya, zat kimia, terkena radiasi, aliran listrik atau petir
        
        Luka Tertutup
        
        Luka Memar
        
        cedera jaringan yg menyebabkan kerusakan kapiler sehingga darah merembes ke jaringan sekitarnya
        
        pada pasien
        
        Hematoma
        
        pengumpulan darah setempat (biasanya menggumpal) di dalam organ atau jaringan akibat pecahnya dinding pembuluh darah
        
        Berdasarkan lamanya penyembuhan
        
        Luka Akut
        
        luka yang baru terjadi yang dapat sembuh sesuai dengan lama fase penyembuhan yang normal
        
        pada pasien
        
        Luka Kronik
        
        luka yang telah berlangsung lama karena mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan yang normal / luka yang sering kambuh
      - Penegakan Diagnosis
        
        Anamnesis
        
        Riwayat luka
        
        Keluhan yang dirasakan saat ini
        
        Riwayat penanganan luka yang sudah diperoleh
        
        Konsekuensi luka dan bekas luka bagi pasien
        
        Kemampuan pasien dalam melakukan aktifitas sehari-hari dan Pekerjaan pasien
        
        Aspek kosmetik dan Kondisi psikologis pasien
        
        Pemeriksaan Fisik
        
        Pemeriksaan tanda vital
        
        Pemeriksaan fisik umum
        
        mencari tanda adanya faktor komorbid
        
        Penilaian adanya infeksi
        
        seperti demam, malaise, edema, eritema, rasa nyeri, peningkatan suhu lokal
        
        Penilaian terhadap terjadinya kerusakan struktur di bawah luka
        
        Pembuluh darah, saraf,otot, tendon, tulang
        
        Pemeriksaan Penunjang
        
        Hitung darah lengkap, kadar hematokrit, leukosit, hb
        
        yg perlu pada kasus ini
        
        Analisa Gas Darah (AGD)
        
        Untuk kecurigaan cedera inhalasi
        
        Elektrolit Serum
        
        berhubungan dengan cedera jaringan
        
        Albumin
        
        Albumin serum meningkat akibat kehilangan protein pada edema jaringan.
        
        kreatinin
        
        Kreatinin meningkat menunjukkan perfusi jaringan.
        
        HCT/PCV, LED
        
        diperlukan jika pasien mengalami perdarahan banyak
        
        PT/APPT
        
        dilakukan sebelum pasien dioperasi
        
        Penilaian luka
        
        benda asing, dasar luka, posisi luka, ukuran luka, jumlah luka, kelembaban luka, bau, nyeri, tepi luka, jar disekitar luka
      - manifestasi klinis
        
        paling umum ditemui adalah nyeri, pembengkakan, dan pendarahan
      - Tatalaksana
        
        langkah
        
        anestesi
        
        Anestesi lokal yang biasa digunakan adalah lidokain 0.5% / 1.0%
        
        irigasi
        
        Cairan yang biasa digunakan adalah 0.9% saline, dan cairan yang mengandung surfaktan
        
        persiapan kulit sekitar
        
        Kulit sekitar luka dibersihkan dg larutan antibakteri
        
        povidone –iodine
        
        debridement serta penutupan luka
        
        menutup luka
        
        jahitan, staples, tape, perekat jaringan, dan skin graft / skin flap
        
        paling sering jahitan
        
        1 more item...
        
        pencegahan
        
        umum
        
        Perhatikan saat anak Anda bermain
        
        Pahami cara penggunaan suatu produk/barang
        
        Atur pencahayaan dengan baik agar Anda dapat melihat dengan jelas apa yang Anda lakukan
        
        islam
        
        membaca basmallah ketika hendak melakukan sesuatu
      - definisi
        
        terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau pembedahan
      - Komplikasi
        
        terjadi infeksi
        
        hematoma
        
        pembentukan skar hipertrofik
        
        keloid
    - - Definsi
        
        setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan/ penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga
      - Klasifikasi
        
        Kekerasan fisik
        
        merupakan bentuk kekerasan, di mana korban mengalami penderitaan secara fisik baik dalam bentuk yang ringan maupun berat
        
        Kekerasan Psikologis
        
        mengucapkan perkataan kotor ,makian, tidak tegur sapa, merendahkan harga diri, melarang keluar rumah, ancaman pembunuhan.
        
        Kekerasan Seksual
        
        tidak ingin melakukan hubungan intim, melakukan hal-hal aneh ketika berhubung intim, tidak memberi kepuasan.
        
        Penelantaran rumah tangga
        
        meninggalkan keluarga saat keadaan sulit, tidak peduli pendidikan anak, tidak memberikan makanan pokok, membuat keluarga terlantar, kurang perhatian kesehatan keluarga, pemaksaan anak dibawah umur untuk bekerja, sering keluar rumah, kurang pengawasan, terjadi perselingkuhan.
        
        Ancaman untuk melakukan perbuatan pemaksaan atau pemaksaan
        
        arangan keluar rumah, ancaman bunuh diri, larangan mengikuti kegiatan sosial, anak-anak tidak mendapatkan waktu bermain, terjadi kekuasaan, pilih kasih.
      - pemeriksaan foresik
        
        Anamnesis
        
        keluhan utama, bagaimana peristiwa tersebut terjadi, maupun riwayat penyakit sebelumnya yang pernah diderita
        
        Pemeriksaan tanda-tanda vital
        
        keadaan umum
        
        tingkat kesadaran
        
        frekuensi nafas
        
        frekuensi nadi
        
        tekanan darah dan suhu
        
        Deskripsi luka
        
        regio, koordinat, jenis luka, bentuk luka, tepi luka, dasar luka, keadaan sekitar luka, ukuran luka, jembatan jaringan, benda asing dan sebagainya
        
        Pengobatan / perawatan yang diberikan
        
        menulis keterangan pemeriksaan penunjang yang dilakukan beserta hasilnya
        
        terapi / pengobatan serta perawatan yang dilakukan terhadap korban
      - aspek medikolegal
        
        Undang-undang No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga
        
        Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2005 tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan
      - Etiologi
        
        Adanya hubungan kekuasaan yang tidak seimbang antara suami dan istri
        
        Ketergantungan ekonomi
        
        istri yg bergantung pada suami
        
        Kekerasan sebagai alat untuk menyelesaiakan konflik
        
        tujuan agar istri dapat memenuhi harapannya tanpa melakukan perlawanan karena ketidak berdayaannya
        
        Persaingan
        
        akibat ketidak setaraan antara keduanya untuk saling memenuhi keinginan masing-masing
        
        Frustasi
        
        dapat terjadi akibat lelahnya psikis yang menimbulkan frustasi diri dan kurangnya kemampuan coping stress
      - Epidemiologi
        
        lembaga layanan mitra Komnas Perempuan kasus yang paling menonjol adalah KDRT
        
        Kekerasan Terhadap Istri (KTI) menempati peringkat pertama
        
        3.221 kasus (50%)
      - Pandangan Islam
        
        Islam secara tegas melarang terjadinya kekerasan dalam rumah tangga
        
        dalam al Qur’an maupun hadith yang memerintahkan para suami untuk memperlakukan istrinya dengan pergaulan yang baik.
        
        ar Rum 30:21
  - - - Tulang
        
        Corpus dan ujung distal radius
        
        berbentuk segitiga pada penampang lintangnya
        
        Tiga margo (anterior, posterior, dan interossea)
        
        Tiga facies (anterior, posterior, dan lateralis).
        
        Corpus dan ujung distal ulna
        
        corpus ulnae berbentuk segitiga pada penampan lintang
        
        Tiga margo (anterior, posterior, dan interossea)
        
        Tiga facies (anterior, posterior, dan medialis)
      - Musculus Anterior
        
        Lapisan superficialis
        
        m pronator teres, m flexsor carpii radialis
        
        Lapisan antara/intermedia
        
        m flexsor digitorum superfisialis
        
        Lapisan profundus
        
        m flexor digitorum profundus, m flexor pollicis longus
        
        Musculus Posterior
        
        Lapisan superficialis
        
        m brachioradialis, extensor carpi radialis longus, extensor carpi radialis brevis, extensor digitorum, extensor digiti minimi, extensor carpi ulnaris, dan anconeus
        
        Lapisan profundus
        
        m supinator, abductor pollicis longus, extensor pollicis brevis, extensor pollicis longus, dan extensor indicis
      - Vaskularisasi
        
        Anterior
        
        Arteria ulnaris
        
        Arteria radialis
        
        Posterior
        
        Arteria interossea posterior
        
        Arteria interossea anterior
        
        Arteria radialis
      - Inervasi
        
        Anterior
        
        nervus medianus dan nervus ulnaris, dan ramus superficialis nervus radialis
        
        Posterior
        
        Nervus radialis
    - - stuktur berlapis
        
        S = Kulit (skin),
        
        struktur sama dengan kulit di seluruh tubuh dan terdapat rambut dalam jumlah banyak
        
        C = Jaringan ikat padat (connective tissue-dense),
        
        terdapat jaringan ikat padat
        
        mengandung arteriae, venae, dan nervi yang menyuplai scalp
        
        A = Lapisan aponeurosis (aponeurotic layer),
        
        terdiri dari
        
        musculus occipitofrontalis,
        
        yang mempunyai venter frontalis di anterior dan occipitalis di posterior
        
        sebuah tendo (aponeurosis epicranium)
        
        yang menghubungkan antara keduanya
        
        L = Jaringan ikat kendor (loose connective tissue),
        
        memisahkan lapisan aponeurosis dari pericranium
        
        P = Pericranium.
        
        periosteum pada permukaan luar calvaria
        
        melekat pada tulang calvaria
      - Vaskularisasi
        
        Suplai arterial
        
        Cabang-cabang dari arteri carotis externa
        
        A temporalis superficialis, A auricularis posterior, dan A occipitalis
        
        Cabang-cabang dari arteria ophthalmica
        
        A supratrochlearis dan A supraorbitalis
        
        Drainase vena
        
        Vena supratrochlearis
        
        vena supra-orbitalis
        
        Vena temporalis superficialis
        
        Vena auricularis posterior
        
        Vena occipitalis
      - Inervasi
        
        2 sumber
        
        nervi craniales atau nervi cervicales.
        
        Anterior dari auris dan vertex
        
        Cabang-cabang dari nervus trigeminus [V]
        
        nervus supratrochlearis, nervus supraorbitalis, nervus zygomaticotemporalis, dan nervus auriculotemporalis
        
        Posterior dari auris dan vertex
        
        nervi cervicales
        
        nervus auricularis magnus, nervus occipitalis minor, nervus occipitalis major, dan nervus occipitalis tertius.