Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
KOLIK RENAL ec NEFROLITIASIS - Coggle Diagram
KOLIK RENAL ec NEFROLITIASIS
ANATOMI GINJAL
Terletak di sisi dalam Regio Abdomen di kedua sisi posterior Cavitas Abdominis yang hanya diliputi sebagian kecil struktur Peritonem. Berbentuk seperti “Kacang” dengan konsistensi padat dan ukuran berat masing-masing ± 150 gr
PATOGENESIS PEMBENTUKAN BATU SALURAN KEMIH
Faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan batu saluran kemih ada 2 yaitu Faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik berasal dari dalam individu, yang termasuk faktor instrinsik adalah umur dan jenis kelamin.
KOMPLIKASI & PROGNOSIS NEFROLITIASIS
Komplikasi dapat timbul saat ukuran batu ginjal sangat besar hingga mengambat aliran urine. Kondisi ini dapat memicu terjadinya infeksi ginjal dan kerusakan ginjal permanen (penyakit ginjal kronis).
Cedera pada ureter
Perdarahan
Infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh melalui darah atau bakteremia.
DEFENISI, ETIOLOGI, FAKTOR RISIKO NEFROLITIASIS
Penyakit batu ginjal atau nefrolitiasis adalah pembentukan materi keras menyerupai batu yang berasal dari mineral dan garam di dalam ginjal. Batu ginjal dapat terjadi di sepanjang saluran urine, dari ginjal, ureter (saluran kemih membawa urine dari ginjal menuju kandung kemih), kandung kemih, serta uretra (saluran kemih yang membawa urine ke luar tubuh)
Batu ginjal terbentuk saat urine lebih banyak mengandung zat pembentuk kristal dibanding cairan dalam urine. Pembentukan batu ginjal juga dapat terjadi saat tubuh kekurangan zat yang dapat mencegah batu saling menempel. Kondisi ini menjadi lingkungan yang kondusif untuk pembentukan batu ginjal.
TATALAKSANA GAWAT DARURAT NEFROLITIASIS
Penanganan batu ginjal berukuran kecil dapat berupa:
Minum air putih sebanyak 6-8 gelas air setiap hari.
Mengonsumsi obat pereda nyeri, karena keluarnya batu ginjal melalui urine dapat menimbulkan rasa sakit atau tidak nyaman. Obat pereda nyeri yang dapat dikonsumsi adalah paracetamol .
Untuk batu ginjal yang berukuran besar atau melebihi 6 mm, yang sulit keluar atau menimbulkan perdarahan, kerusakan ginjal, serta infeksi saluran kemih, maka dokter akan menyarankan metode penanganan berikut ini:
Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL), Ureteroskopi, Percutaneous nephrolithotomy, Bedah terbuka.
EDUKASI
Banyak minum air putih, yaitu sekitar 2-3 liter setiap hari. Hal ini dapat mencegah penderita dari dehidrasi dan mencegah produk limbah tubuh terlalu pekat yang berisiko membentuk batu ginjal. Dalam kondisi cuaca panas, disarankan minum lebih banyak lagi.
Tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan sarat kalsium. Konsumsi suplemen kalsium juga sebaiknya dikonsultasikan lebih dahulu pada dokter.
Mengurangi konsumsi daging, unggas, atau ikan untuk mencegah batu jenis asam urat.
DIAGNOSIS BANDING NYERI KOLIK ec NEFROLITIASIS
Penyakit radang panggul akut. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyerang organ reproduksi wanita. Segera berikan antibiotik untuk menangani infeksi bakteri tersebut
Kista ovarium. Kista ini terjadi karena kantong berisi cairan terbentuk di bagian ovarium. Umumnya, kondisi ini tidak berbahaya dan bisa hilang tanpa melakukan pengobatan.
Penyakit usus buntu. Usus buntu adalah kantong sebesar jari yang terhubung dengan usus besar, yang akan menghasilkan rasa sakit pada perut bagian bawah di sisi sebelah kanan
PERBEDAAN NYERI KOLIK & NON KOLIK
Nyeri kolik terjadi karena adanya stagnansi batu pada saluran kemih sehingga terjadi resistensi dan iritabilitas pada jaringan sekitar
FISIOLOGI PEMBENTUKAN URIN
Filtrasi adalah proses penyaringan darah yang mengandung zat-zat berbahaya sisa metabolisme. Zat tersebut bersifat racun bagi tubuh.
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal dan menghasilkan urine sekunder.
Augmentasi (Pengendapan), Dari lengkung henle asenden, urine sekunder akan masuk ke tubulus distal untuk masuk tahap augmentasi (pengendapan zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh).
CMD NEFROLITIASIS
Dalam mendiagnosis batu ginjal, pertama-tama dokter akan mencoba menggali keterangan dari pasien mengenai gejala, riwayat penyakitnya, serta riwayat batu ginjal dalam keluarganya. Selanjutnya, pemeriksaan fisik dilakukan untuk menguatkan kecurigaan yang mengarah pada batu ginjal. Guna memastikan diagnosis, dokter perlu melakukan serangkaian tes lanjutan yang meliputi:
Tes urine, Tes darah, CT scan, foto Rontgen, atau USG.