Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SGD 1_1_UROLOGI_ISK_PUTRI AYU ANGGRAINI_1908260099 - Coggle Diagram
SGD 1_1_UROLOGI_ISK_PUTRI AYU ANGGRAINI_1908260099
ANATOMI
SYSTEMA URINARIUM
• Sistem Urinaria Atas (Upper Urinary Tract)
renal
ureter
Sistem Urinaria Bawah (Lower Urinary Tract)
prostata
vesica urinaria
urethra
HISTOLOGI
RENAL
Ginjal terbungkus dalam kapsul (simpai) berisi jaringan ikat fibrosa dan lemak. Bagian korteks dan medula ginjal tidak dibatasi oleh jaringan pembatas khusus namun kedua bagian itu mudah dikenali. Sebagian medula ginjal menjorok dan masuk korteks. Sebaliknya, sebagian korteksnya menjorok dan masuk ke medula. Korteks mempunyai struktur unik yang disebut korpus Malpighi sedangkan medula terdiri dari saluran-saluran.
URETER
Urin dari ginjal akan melalui ureter untuk ditampung dalam vesica urinaria. Lumen ureter berbentuk bintang. Mukosa ureter dilapisi oleh (1) epitel transisional dan (2) jaringan ikat longgar yang membentuk lamina propria di bawah epitel. Tunika muskularisnya terdiri dari tiga lapisan jaringan otot polos: (1) lapis otot longitudinal (dalam), (2) lapis otot sirkular (tengah), dan (3) lapis otot longitudinal (luar). Tunika adventisia berupa jaringan ikat longgar dan adiposa.
VESICA URINARIA
Mukosa kandung kemih dilapisi oleh epitel transisional dengan jaringan ikat longgar yang membentuk lamina propria di bawahnya. Tunika muskularisnya terdiri atas berkas-berkas serat otot polos yang tersusun berlapis-lapis dengan arah tak beraturan. Oleh karena itu, dalam sajian terlihat berkas serat otot yang terpotong dalam berbagai arah. Di antara berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat longgar. Tunika adventisianya terdiri atas jaringan ikat longgar; sebagian lainnya diliputi peritoneum dan disebut tunika serosa.
URETRA
Lumen uretra penis dikelilingi oleh korpus spongiosum, satu jaringan erektil yang kaya pembuluh darah. Jenis epitel yang melapisi urethra dapat berbeda, tergantung pada lokasi irisan: pseudostatified columnar, epitel berlapis kolumnar, dan epitel berlapis gepeng (di distal penis dekat orificium urethrae externum). Pada mukosa uretra dapat ditemukan kelenjar Litre yang bersekresi saat ada rangsangan seksual.
DEFENISI
ISK →akibat invasi mikro organisme pada jaringan traktus urinarius (TU) dari orifisium uretra – korteks ginjal.
Adanya bakteri dalam urin (bakteriuria) →TU berisiko alami infeksi.
Kultur (+) : kuman > 100.000/ml urin.
KLASIFIKASI
ISK ATAS
PYELONEFRITIS
ISK BAWAH
URETHRITIS
CYTITIS
PROSTATITIS
URETRITIS
ETIOLOGI
Berbagai jenis orgnisme dapat menyebabkan ISK. Escherichia coli (80% kasus) dan organisme enterik garam-negatif lainnya merupakan organisme yang paling sering menyebabkan ISK: kuman-kuman ini biasanya ditemukan di daerah anus dan perineum. Organisme lain yang menyebabkan ISK antara lain Proteus, Pseudomonas, Klebsiella, Staphylococcus aureus, Haemophilus.
Faktor resiko
Organisme gram negatif bakteri “ pseudomonas aeruginosa” adalah patogen yang paling umum yang bertanggung jawab untuk pengembangan infeksi saluran kemih diantara pasien kateter yang didapatkan dari pemasangan kateter dalam jangka panjang, serta bisa diakibatkan juga oleh hygine kateter, disfungsi bladder pada usia lanjut dan pemasangan kateter yang tidak sesuai dengan SOP.
Pola bakteri : Uropathogenic Escheria coli (UPEC) yang bermuatan P fimbriae agen penyebab sebagian besar ISK, termasuk sytitis, serta BPH.
Inkontensia urin :
pemasangan Sling – miduteral yang mengakibatkan terjadinya ISK setelah 1 tahun tindakan Sling-miduteral. Karena usia lanjut yang mengakibatkan menurunnya fungsi organ kemih
Hiv : bakteri e coli (kontak homoseksual) dan dampak penyakit HIV
DM tipe 2 : karena kontrol glikemik yang buruk dan fungsi ginjal yang buruk
Cara Mendiagnosis ISK
Anamnesis
ISK ATAS
NYERI PINGGANG
DEMAM
MENGGIGIL
MUAL
MUNTAH
HEMATURI
ISK BAWAH
POLAKISURIA
DISURIA
NYERI SUPRA PUBIK
PEMERKSAAN FISIK
Pemeriksaaan tanda-tanda lokal: Nyeri tekan suprasimpisis atau abdominal, nyeri ketok costovertebrae. Adanya kelainan genitalia seperti fimosis, retensi smegma, sinekia vulva, kelainan kongenital anorektal dengan kemungkinan fistulasi ke sistem urogenital.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisa
Leukosituri (>5/LPB)
Nitrit (+)
Bakteremia (+)
Kultur urin
Simtomatik : >10₃-10₄ / cfu
Asimtomatik : >10₅ / cfu
Kateter : > 10₃ / cfu
TATALAKSANA
Antimikroba untuk infeksi sistemik:Kombinasi Trimetoprim-sulfametoksazol (Co-trimoxazole)
Quinolon: Fluoroquinolon
Golongan Betalactam Penisillin dan cephalosporin, aminoampisilin + beta lactam inhibitor
Aminoglikosida
Carbapenem
Fosfomycin
KOMPLIKASI
Pyelonefritis Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan jaringan intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
Gagal Ginjal Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak diobati dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara akut dan kronik.
PROGNOSIS
Prognosis ISK secara keseluruhan cukup baik. Wanita dengan sistitis akut umumnya mengalami perbaikan gejala 3 hari setelah mengonsumsi antibiotik. Sistitis berulang dapat terjadi pada sekitar 25% wanita dalam 6 bulan setelah ISK pertama
PATOFISIOLOGI
Saat patogen mulai berkolonisasi dan menginvasi sel epitel saluran kemih, respons inflamasi dari host mulai aktif, seperti infiltrasi neutrofil ke area infeksi yang akan membantu untuk membunuh patogen tersebut. Namun, beberapa patogen dapat menghindar dari sistem imun dan bermultiplikasi, bahkan beberapa bakteri dapat membentuk biofilm yang semakin membantu mereka dalam kolonisasi dan menghindar dari sistem imun.
Bakteri ini akan memproduksi toksin dan protease yang menyebabkan kerusakan sel, sehingga zat nutrisi tertentu dilepaskan dari sel, yang kemudian akan membantu bakteri untuk terus hidup, bahkan naik ke ginjal. Setelah berkolonisasi pada ginjal, bakteri dapat melepaskan toksin lagi dan menyebabkan kerusakan sel host. Jika tidak ditangani dengan baik, ISK dapat berkembang menjadi bakteremia apabila patogen berhasil melintasi dan menembus epitel tubulus pada ginjal
EDUKASI DAN PENCEGAHAN
Banyak minum air putih untuk mendorong bakteri keluar
Jangan menahan buang air kecil, segeralah buang air kecil saat terasa
Basuh kemaluan dari arah depan ke belakang, bukan sebaliknya,hal ini akan mengurangi kemungkinan bakteri masuk ke saluran urin dari rektum
Segera buang air kecil setelah berhubungan seksual
Menggunakan pelicin/lubrikasi saat berhubungan seksual apabila cairan vagina terlalu sedikit
Ganti selalu pakaian dalam setiap hari, karena bila tidak diganti bakteriakan berkembang biak secara cepat dalam pakaian dalam
Pakailah bahan katun sebagai bahan pakaian dalam, bahan katun dapat memperlancar sirkulasi udara
Hindari memakai celana ketat yang dapat mengurangi ventilasi udara,dan dapat mendorong perkembangbiakan bakteri
Jika menderita infeksi saluran kemih berulang maka hindari penggunaan alat kontrasepsi diafragma.