Ritme sirkadian adalah proses internal dan alami yang mengatur siklus tidur-bangun yang diulangi kira-kira setiap 24 jam.[Ini dapat merujuk pada proses biologis yang menampilkan osilasi endogen, entrainable sekitar 24 jam. Ritme 24 jam ini digerakkan oleh jam sirkadian, dan proses ini telah diamati secara luas pada tanaman, hewan, jamur, dan cyanobacteria.[2]
Istilah sirkadian berasal dari bahasa Latin; circa, yang berarti "sekitar" (atau "kira-kira"), dan diēm, yang berarti "hari". Studi formal tentang ritme biologis sementara, seperti ritme harian, pasang surut, mingguan, musiman, dan tahunan, disebut kronobiologi. Proses dengan osilasi 24 jam lebih umum disebut ritme diurnal; sebenarnya, hal tersebut tidak dapat disebut dengan ritme sirkadian kecuali sifat endogennya telah dikonfirmasi.[3]
Ritme sirkadian adalah proses internal dan alami yang mengatur siklus tidur-bangun yang diulangi kira-kira setiap 24 jam. Ini dapat merujuk pada proses biologis yang menampilkan osilasi endogen, entrainable sekitar 24 jam. Ritme 24 jam ini digerakkan oleh jam sirkadian, dan proses ini telah diamati secara luas pada tanaman, hewan, jamur, dan cyanobacteria.
Istilah sirkadian berasal dari bahasa Latin; circa, yang berarti "sekitar" (atau "kira-kira"), dan diēm, yang berarti "hari". Studi formal tentang ritme biologis sementara, seperti ritme harian, pasang surut, mingguan, musiman, dan tahunan, disebut kronobiologi. Proses dengan osilasi 24 jam lebih umum disebut ritme diurnal; sebenarnya, hal tersebut tidak dapat disebut dengan ritme sirkadian kecuali sifat endogennya telah dikonfirmasi.]
Cara sistem saraf dan sistem hormonal berinteraksi
Menciptakan suatu rangsangan yang berupa neurotransmitter dan hormon hormon yang berisi pesan kimia ataupun juga memberikan suatu hambatan agar tetap bisa menjaga kehomeostasiskan tubuh.