Journey Indonesia: Awal Kemerdekaan

Awal Kemerdekaan: "Merdeka gak Merdeka"

Anomie adalah suatu keadaan tanpa norma dan tanpa arah, sehingga dalam masyarakat tersebut tidak tercipta kesesuaian antara kenyataan yang diharapkan dan kenyataan sosial yang ada.


Kaitan Anomie dengan Awal Kemerdekaan: Di awal kemerdekaan Indonesia belum tercipta kondisi yang teratur di masyarakat karena pemerintah belum terbentuk.

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.


Kaitan Inflasi dengan Awal Kemerdekaan: RI pernah mengalami inflasi yang turut memperparah kondisi krisis ekonomi akibat blokade dagang yang dilakukan oleh Belanda. Inflasi pada awal kemerdekaan disebabkan oleh mata uang Jepang yang beredar di masyarakat tidak bisa dikendalikan oleh pemerintah.

Invasi Jerman: Rezim Nazi tumbang setelah Sekutu mengalahkan Jerman pada bulan Mei 1945.


Kaitan Invasi Jerman dengan awal Kemerdekaan: Tentara Jerman dalam Perang Kemerdekaan Indonesia "terseret" arus Perang Dunia II. Tentara Jerman ini memutuskan ikut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia

Agresi militer adalah tindakan yang dilakukan suatu negara terhadap negara lain dengan melakukan penyerangan ke suatu wilayah dengan tujuan untuk merebut kedaulatan atau kesejahteraan sebuah negara tersebut.


Kaitan Agresi Militer dengan Awal Kemerdekaan: Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947. Tujuan utama agresi Belanda adalah merebut daerah-daerah perkebunan yang kaya dan daerah yang memiliki sumber daya alam, terutama minyak.

KMB (Konferensi Meja Bundar) digelar di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus-2 November 1949.

Isi perjanjian KMB:

  1. Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
  2. RIS dan Kerajaan Belanda akan dibentuk Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
  3. Penarikan kapal-kapal perang Belanda dari Indonesia.
  4. Penarikan Tentara Kerajaan Belanda dari Indoenesia, pembubaran KNIL.
  5. Pengakuan kedaulatan Indonesia akan dilakukan paling lambat pada tanggal 30 Desember 1949.
  6. Masalah Irian Barat akan dirundingkan kembali dalam waktu 1 tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS.

Efek yang dirasakan Indonesia dari hasil KMB:
(Dampak Positif)
a. Negara Belanda mengakui secara formal kedaulatan pemerintah negara Indonesia di bekas wilayah Hindia Belanda.
b. Wilayah Indoneisa bekas jajahan Belanda diserahkan ke Indonesia tanpa bersyarat.
c. Negara Indonesia terbebas serta terhindar dari agresi pasukan militer Belanda.


(Dampak Negatif)
a. Negara Indonesia yang semula berbentuk negara kesatuan harus berubah menjadi negara serikat diakibatkan perjanjian KMB.
b. Negara Indonesia mengalami beban ekonomi dan keuangan sebab seluruh hutang Belanda ditanggung oleh Indonesia.
c. Negara Indonesia harus menerima tertundanya hak kepemilikan wilayah Papua Barat (dulu bernama Irian Barat).

Masalah yang tidak dapat dipecahkan KMB dan hasilnya:

  1. Masalah Uni Indonesia Belanda Indonesia menginginkan uni yang sifatnya hanya kerja sama bebas, sedangkan Belanda menghendaki uni yang bersifat permanen.
    1. Soal utang Hindia Belanda Indonesia mengakui utang Hindia Belanda sampai menyerahnya Belanda kepada Jepang, sedangkan Belanda menghendaki Indonesia mengambil alih semua utang Hindia Belanda sampai saat berlangsungnya konferensi.

Solusi yang dilakukan presiden untuk menyelesaikan masalah KMB:
Meskipun dari hasil kesepakan dari Konferensi Meja Bundar, bayak yang menguntungkan pemerintah Belanda. Namun, ada beberapa hal yang juga menguntungkan Indonesia. Diantaranya ialah tentang Belanda yang bersedia mengakui kemerdekaan dan kedaulatan negara Indonesia, dan juga Belanda bersedia menarik militernya dari Indonesia.


Kesepakatan tentang pengakuan kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia serta penarikan militer Belanda dari Indonesia, merupakan yang sangat penting bagi perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan Belanda. Bahkan hal tersebut mejadi puncak perjuangan sekaligus kemenangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah Belanda.


Dengan demikian, alasan Indonesia mau mengakui perjanjian KMB adalah karena dari perjanjian KMB Indonesia mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Belanda yang merupakan puncak perjuangan melawan Belanda.

Perdebatan Irian Barat

Asal muasal nama Irian: kata Irian dari bahasa Biak yang artinya Panas karena tanah Papua adalah tempat matahari terbit.

Upaya pembebasan Irian Barat sendiri bermula ketika Belanda menolak mengakui Irian Barat sebagai bagian NKRI. Sikap itu disampaikan Belanda dalam perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB), 23 Agustus-2 November 1449. Delegasi Indonesia dan Belanda berselisih pandang

Hadirnya Amerika Serikat, dan sebab Amerika Serikat hadir: Amerika Serikat memainkan peranan besar dalam misi “pengembalian” Papua dari Belanda ke Indonesia melalui Perjanjian New York pada 15 Agustus 1962. Dalam perundingan tersebut, Amerika Serikat (AS) menempatkan diri sebagai mediator.



Perjanjian New York:
Tanggal 15 Agustus 1962, disepakatilah Perjanjian New York yang berisi penyerahan Papua bagian barat dari Belanda melalui United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA). Tanggal 1 Mei 1963 Papua bagian barat kembali ke Indonesia

PEPERA (Penentuan Pendapat Rakyat)

Pada tahun 1969 sesuai dengan Perjanjian New York, pemerintah Republik Indonesia mengadakan penentuan pendapat rakyat (Pepera). Melalui Pepera tersebut rakyat diberi kesempatan untuk memilih tetap bergabung dengan Republik Indonesia atau merdeka. Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) adalah pemilihan umum yang diadakan pada tanggal 14 Juli–2 Agustus 1969. Hasil dari Pepera yang memutuskan secara bulat bahwa Irian Barat tetap merupakan bagian dari Indonesia. (Kontroversi: Jenderal Sarwo Edhi Wibowo memilih 1.025 laki-laki dan perempuan dari 800.000 penduduk untuk mewakili suara rakyat Papua Barat. Mereka diminta memilih dengan mengangkat tangan atau membaca kalimat yang sudah disiapkan di hadapan pengamat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).


Efek yang dirasakan masyarakat Irian Barat dari PEPERA adalah masyarakat Irian Barat merasakan tertekan dan diancam agar tetap memilih Indonesia.

Freeport-Mcmoran pada 1967 hadir di Irian barat dengan masa kontrak penambangan emas selama 30 tahun.

Saat masih menjabat Ketua Presidium Kabinet Ampera atau sebelum resmi menjadi presiden, Soeharto sudah menerbitkan Undang-Undang No.1/1967 tentang Penanaman Modal Asing pada Januari 1967. Salah satu kebijakan awal Soeharto yang berdampak panjang, termasuk menyangkut nasib rakyat Papua, adalah kontrak karya kepada Freeport.


Serba - Serbi Tokoh Papua, Nasional, dan PEPERA

Perbedaan Soeharto dan Soekarno dalam memandang "asing" :
Ketika Soeharto mengambilalih kekuasaan dari Sukarno dan menjabat sebagai Presiden RI ke-2 sejak 12 Maret 1967, ia langsung dihadapkan dengan persoalan ekonomi Indonesia yang merosot. Tak seperti Bung Karno yang cenderung anti modal asing, Pak Harto lebih pragmatis. Berkebalikan dengan sang proklamator, Soeharto justru memandang modal asing adalah jalan keluar untuk mengurai carut-marutnya perekonomian Indonesia kala itu. Salah satu peluang yang paling terbuka adalah Papua yang sudah dilirik oleh Freeport.


Perubahan strategi PEPERA oleh pemerintah Indonesia: Pada tahun 1969 sesuai dengan Perjanjian New York, pemerintah Republik Indonesia mengadakan penentuan pendapat rakyat (Pepera). Melalui Pepera tersebut rakyat diberi kesempatan untuk memilih tetap bergabung dengan Republik Indonesia atau merdeka. Hasilnya, Dewan Musyawarah Pepera memutuskan tetap bergabung dengan Republik Indonesia. Hasil Pepera kemudian dibawa oleh diplomat PBB (Ortis Sanz) untuk dilaporkan dalam sidang Majelis Umum PBB ke-24. Pada tanggal 19 November 1969, sidang umum PBS mengesahkan hasil Pepera tersebut.

Hadirnya Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan efek yang ditimbullkan bagi masyarakat Papua :
Gus Dur menekankan bahwa:

  1. Tidak boleh ada diskriminasi di Papua.
  2. Gus Dur menyadari bahwa pemerintah pusat belum adil terhadap Papua.
  3. Gus Dur ingin sekali masyarakat Papua mendapatkan hak nya sebagai warga negara.
  4. Gus Dur mengatakan pemerintah harus memberikan kebebasan berekspresi jika ingin rakyat Papua menerima dengan sepenuh hati sebagain bagian dari NKRI.

Munculnya seorang Frans Kaisiepo sebagai "The Hero of Papua"
Perjuangan Frans Kaisiepo di bidang politik terus berlanjut. Pada tahun 1946, Ia mendirikan Partai Indonesia Merdeka di Biak. Frans terus memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di tanah Papua meski Indonesia telah resmi memproklamirkan kemerdekaannya. Karena perlawanannya, dia dipenjarakan oleh belanda dari tahun 1954 hingga 1961.


Pada tahun 1961, Frans Kaisiepo mendirikan partai Irian Sebagian Indonesia (ISI) yang bertujuan untuk menuntut penyatuan Papua dengan Republik Indonesia. Pada tahun yang sama, Presiden Soekarno membentuk Tiga Komando Rakyat (Trikora) pada 19 Desember 1961. Melalui ISI, Frans membantu pendaratan sukarelawan Indonesia yang diterjunkan ke Mimika. Hasil utama dari Trikora adalah Perjanjian New York pada tanggal 1 Mei 1963 yang memutuskan bahwa wilayah Papua dikembalikan dari Kerajaan Belanda ke Indonesia. Pemerintah RI kemudian menggunakan nama warisan dari Frans Kaiseipo, yaitu Irian Barat (Pada tahun 1969 berganti menjadi “Irian Jaya” kemudian berganti nama menjadi Papua pada tahun 2001).

click to edit