Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Serba-Serbi Tokoh Papua, Nasional, dan PEPERA - Coggle Diagram
Serba-Serbi Tokoh Papua, Nasional, dan PEPERA
- Perbedaan Soeharto dan Soekarno Dalam Memandang "asing"
Soeharto adalah orang yang mengutamakan kepraktisan dan kegunaan atau manfaat (pragmatis), sehingga dia merasa "pro" kepada Modal Asing tersebut.
Soekarno memiliki perbedaan dengan Soeharto. Soekarno ini menolak adanya Modal Asing yang datang ke Indonesia.
Atau, Soekarno ingin modal asing itu datang, jikalau penduduk Indonesia sudah teredukasi, sehingga dia bisa mengatur daerahnya sendiri.
Soekarno memberikan pesan kepada seluruh dunia bahwa Model Asing bisa datang ke Indonesia, tetapi 20 tahun setelah tahun 1960-an. Jadi Soekarno ingin membentuk dulu masyarakat Indonesianya.
Karena jika penduduk Indonesia belum teredukasi, mereka bisa dibodoh-bodohi, sama seperti hadirnya Freeport McMoran di tahun 1967.
Soeharto menjadi presiden, ketika Soekarno sudah lengser. Soeharto dengan pragmatisnya, dia mau menerbitkan UU No. 1 tahun 1967, sebagai undang-undang pertama mengenai Modal Asing.
Soeharto juga menjadi presiden pertama yang meresmikan hadirnya Modal Asing di Indonesia untuk pertama kalinya. Jadi, warisan yang sebenarnya diberikan Soeharto kepada generasi saat ini adalah Freeport McMoran.
Tanggal 7 April 1967, mereka sudah menginjakkan kaki di Irian Barat.
- Perubahan Strategi PEPERA Oleh Pemerintah Indonesia
Peran yang harus dilakukan oleh Soekarno adalah orang-orang Papua ini tidak boleh banyak menuntut atau protes.
Alias, mereka harus terbuka dengan adanya Freeport ini. Maka, dibuatlah PEPERA bekerjasama dengan PBB.
Soeharto ingin sekali proyek karya ter- realisasikan, dimana PEPERA ini akhirnya dilakukan. Dan Soeharto menunjuk tangan kanannya, Ali Moertopo.
Ali Moertopo diminta untuk memberikan sesuatu atau hadiah kepada rakyat Papua (kepala suku, orang-orang terpandang, dll) untuk mencari hati kepada semua orang di Papua.
Ali Moertopo mengirimkan tembakau, dan juga bir kepada kepala suku Papua, yang dimana orang-orang disana paling suka dengan bir dan tembakau.
Jusuf Wanandi (asisten pintar dari Ali Moertopo) tahu bahwa PEPERA ini versi voting, maka rakyat Papua akan memilih untuk merdeka, dibandingkan dengan bersama Indonesia.
Akhirnya ide dari Jusuf Wanandi, diteruskan Ali Moertopo ini ke PBB supaya adanya komunikasi terlebih dahulu kepada orang-orang Papua untuk memilih merdeka atau memilih Papua Barat gabung kembali dengan Indonesia.
Hasil dari PEPERA ini menunjukkan bahwa Papua ingin bergabung dengan Indonesia (disini terjadinya suatu kejanggalan).
Pemerintah Indonesia juga memberikan tekanan kepada rakyat Papua, dimana adanya TNI, dan polisi untuk menjaga ketat dan mengawasi mereka
Disana juga mengatakan bahwa ada banyak pemilih yang bukan dari Papua asli, ada juga yang menyatakan bahwa hal tersebut sudah diatur oleh Pemerintah.
- Hadirnya Abdurrahman Wahid dan Efek yang Ditimbulkan Bagi Masyarakat Papua
Rakya Papua menjadi benci sekali dengan Pemerintah Indonesia, termasuk Soeharto. Tetapi dibalik itu semua, Indonesia memiliki titik positif, dengan hadirnya Abdurrahman Wahid.
-
Bahkan, saat hari kematiannya, orang-orang Papua sangat sedih.
Dia juga seorang Ulama pertama yang menginjakkan kaki di tanah Papua. Maka disitulah mengapa banyak penduduk Papua yang beragama muslim semakin banyak.
Abdurrahman Wahid adalah salah satu presiden yang menghapus nama Irian menjadi Papua, karena terdengar dengan istilah yang lebih sensitif
- Munculnya Seorang Frans Kaisiepo Sebagai "The Hero of Papua"
Frans Kaisiepo sempat mengalami pembully-an saat dilaunchingnya pertama kali mata uang 10.000 Rupiah, dimana dia diejek-ejek bahwa dia kayak binatang, dll.
Irian adalah sebuah singkatan yang berarti "Ikut Indonesia Anti Nederlands", dan dikemukakan oleh Frans Kaisiepo.
Dia adalah salah satu tokoh asal Papua, yang akhirnya menjadi Gubernur pertama di provinsi Papua. Dia adalah sosok yang sangat nasionalisme, yang sampai menamai Irian "Ikut Indonesia Anti Netherlands".