perundingan bilateral secara langsung dengan Belanda. Sayangnya, hingga akhir 1950, usaha ini masih menemui jalan buntu.Karena telah menyimpang dari perjanjian KMB, Presiden Soekarno membawa masalah Irian Barat ke forum PBB, tetapi masih juga gagal. Akhirnya, Presiden Soekarno memutuskan untuk meminta bantuan dari pimpinan Blok Timur (Uni Soviet), Nikita Khrushchev. Tanpa ragu, Nikita bersedia mendukung Indonesia untuk membebaskan Irian Barat. Pada 18 November 1957, rapat umum pun dilangsungkan. Namun, hingga tahun 1960, masalah Irian Barat masih belum juga menemukan titik terang.