Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Relief Candi Borobudur (Seni Masa Purba) - Coggle Diagram
Relief Candi Borobudur (Seni Masa Purba)
Data gambar
Pada candi Borobudur terdapat panel relief sebanyak 2.672 relief.
Jumlah panel tersebut dibagi menjadi 2
Panel relief naratif (berbentuk cerita) sebanyak 1.460 panel
Panel relief dekoratif sebanyak 1.212 panel
Panel relief naratif terdapat 5 gugus relief
yang terdiri dari relief Karmawhibangga (160 panel) pada kaki candi, relief Lalitavistara (120 panel), relief Jataka (500 panel), relief Awandana (120 panel+100 panel), dan relief Gandawyuha (460 panel)
Relief ini diperkirakan mencapai panjang 6 km.
Pembuat
Peninggalan Dinasti Syailendra yang didirikan pada 770 Masehi hingga 842 Masehi.
Pada saat peninggalan raja Samaratungga
Candi ini kemudian ditemukan kembali oleh Sir Thomas Stamford Raffles pada tahun 1884 dan relief pada kaki candi (Karmawhibangga) sendiri ditemukan pertama kali oleh J. W. Ijzerman, arkeolog Belanda pada tahun 1885/
Pada saat pertama kali ditemukan, semua relief tersebut tertutup oleh bebatuan yang kemudian dibongkar pada tahun 1890-1891. Relief tersebut difoto terlebih dahulu oleh Kassian Chephas, fotografer Indonesia sebelum relief tersebut ditutup kembali.
Alasan penutupan kembali relief tersebut adalah karena adanya kesalahan struktur sehingga bebatual itu digunakan untuk menopang struktur candi Borobudur. Kendati demikian, terdapat hipotesa lain bahwa relief pada kaki candi tersebut ditutup karena penggambaran yang terlalu vulgar mengenai perbuatan buruk manusia pada relief tersebut.
Karakter penting
Kalau biasa kita membaca atau melihat sesuatu dari kiri ke kanan (pradaksina), pembacaan relief dimulai dari sisi timur candi mengikuti arah jarum jam.
Relief pada bagian dinding candi tidak hanya sebagai unsur estetika saja, tetapi menyimpan berbagai nilai luhur kehidupan dan pesan moral secara universal yang dapat menjadi pelajaran hidup bagi orang yang membacanya.
Adanya akulturasi budaya dari kebudayaan Indonesia dan kebudayaan luar (India)
Relief tersebut menampilkan banyak gambar seperti gambar manusia baik dari seorang bangsawan maupun rakyat jelata, seorang pertapa, hingga berbagai jenis flora dan fauna yang seperti menunjukkan berbagai aspek kehidupan mereka pada saat itu.
Salah satu relief peninggalan pada masa itu adalah relief Kapal Borobudur atau kapal bercadik yang menjadi salah satu aspek peninggalan penting pada masa itu.
Penggambaran flora dan fauna pada relief sebagai penunjuk dan penanda waktu dan kejadian.
Estetika
elemen desain
bentuk
Penggambaran bentuk ukirannya yang sangat mendetail, seperti penggambaran flora dan faunanya, hingga ke hal-hal paling kecil seperti ukiran-ukiran pada pakaian. Penggambaran bentuk ukirannya juga memberikan kesan yang anggun jika kita melihat gerakan tangan dan kaki pada sosok manusia yang ada. selain itu, melalui ukiran-ukiran ini kita dapat melihat akulturasi budaya antara India dan Indonesia yang terletak pada ....
tekstur
Selain penggambaran reliefnya yang sangat mendetail, kita juga dapat melihat bahwa ukiran tersebut memiliki tekstur yang halus pada setiap ukirannya, seperti pada ukiran-ukiran sosok manusianya, bentuk-bentuk daunnya.
ukuran
Walaupun media penggambaran yang terbilang sempit, tetapi penggambaran bentuk ukiran yang mendetail dan halus
ruang / space
Walaupun dalam bentuk ukiran batu, kita dapat melihat kesan kedalaman yang dibuat pada relief tersebut, seperti bentuk pepohonan yang terdapat di bagian belakang sosok manusia atau hewan.
Kesimpulan
prinsip desain
Proporsi
unity
Adanya kesan kesatuan antar tiap ukirannya yang ditunjukkan melalui hubungan kejadian dan gaya ukiran pada/antar tiap panelnya.
balance
Konteks sosial
untuk memberikan pembelajaran hidup dari ukiran-ukiran reliefnya. Melalui perjalanan hidup sang Buddha, kehidupan sebab akibat manusia, dll
Relief Lalitawistara mengisahkan kehidupan sang Buddha dari masa sebelum lahir hingga pengajaran pertamanya di Taman Rusa.
Relief Jataka menceritakan kehidupan sang Budhha sebelum dilahirkan sebagai pangeran Sidharta dan menceritakan perbuatan baik sang Bodhisattwa yang berbeda dengan makhluk lainnya.
Seperti relief pada kaki candi, relief Karmawhibangga yang menceritakan tentang hukum karma kehidupan manusia yang memetik apa yang mereka tuai (hukum sebab-akibat).
Relief Awandana mengisahkan kisah-kisah moral atau perbuatan baik yang dapat menjadi tuntutan hidup.
Dan yang terakhir relief Gandawyuha yang mengisahkan perjalanan tokoh Sudhana yang berkelana untuk mencari Pengetahuan Tertinggi atau pencerahan akal budi