Please enable JavaScript.

Coggle requires JavaScript to display documents.

Peta Konsep Bab 2 Sejarah Indonesia Modern: Ciri-ciri Negara Prakolonial -…

- - - - Pangeran Parameswara berhasil kabur dari serangan Majapahit (1377) dan tiba di Malaka (1400). Dia menemukan pelabuhan di mana kapal-kapal dari segala musim dapat masuk dan terletak di bagian paling sempit dari Selat Malaka. Kemudian dia bersekutu dengan para orang laut, yakni para perompak pengembara di Selat Malaka dan berhasil menjadikan Malaka sebagai suatu pelabuhan internasional yang besar dengan memaksa kapal-kapal untuk singgah di pelabuhan dan memberi fasiltas-fasilitas yang cukup baik dan dipercaya bagi pergudangan dan perdagangan.
        
        Nantinya penguasa-penguasa Malaka akan menganut agama Islam dan Malaka dikenal sebagai kesultanan Islam
    - - Memiliki hubungan yang baik dengan China
        
        Meminta perlindungan pada saat diserang oleh Siam
        
        Sejak tahun 1405
    - - Penggunaan nama Arab
    - - Perdagangan dengan daerah/negara lain
        
        Sunda
        
        Pantai Timur dan Barat Sumatera
        
        Jawa Barat, Tengah, dan Timur
        
        Bali, Lombok, Sumbawa, dan Timor
        
        Maluku
        
        Sulawesi Selatan
        
        Siam
        
        Brunei
        
        Kalimantan Selatan
        
        Semenanjung Malaya
      - Pelabuhan
        
        Seperti yang diketahui, Kesultanan Malaka terletak di Selat Malaka yang menjadi akses perdagangan.
        
        Malaka memanfaatkan keuntungan geografisnya dengan membentuk pelabuhan
      - Penguasa Malaka berhasil membuat kebijakan yang berhasil membentuk komunitas internasional kaum pedagang
        
        Komunitas ini menyediakan fasilitas-fasilitas yang sangat menguntungkan para pedagang.
        
        Malaka tidak hanya terkenal karena pelabuhannya namun juga karena komunitas dagangnya.
    - - Malaka - Pantai timur Sumatera
        
        Emas, kapur barus, lada, sutra, damar, dan hasil hutan lainnya, madu, lilin, tir, belerang, besi, kapas, rotan, beras, dan bahan pangan lainnya, dan budak. Hasil-hasil ini ditukarkan dengan tekstil India; jung-jung dibeli oleh para pedagang dari beberapa daerah.
      - Malaka - Sunda
        
        Lada, asam Jawa, budak, emas, dan bahan pangan lainnya. Hasil-hasil ini ditukarkan dengan tekstil India, pinang, air mawar, dan lain sebagainya.
      - Malaka - Jawa Tengah dan Jawa Timur
        
        Beras dan bahan pangan lainnya, lada, asam Jawa, batu-batuan semi permata, emas, budak,dan tekstil yang dimanfaatkan sebagi barang dagangan lebih jauh ke timur. Hasil-hasil ini ditukarkan dengan tekstil ndia yang baik mutunya dan barang-barang Cina.
      - Jawa Barat - pantai barat Sumatera
        
        Hasil-hasil yang sama dengan pantai timur Sumatera, juga kuda, dikapalkan ke Jawa Barat. Terjadi pula perdagangan secara langsung dengan para pedagnag Gujarat yang membawa tekstil.
      - Jawa - Bali, Lombok, Sumbawa
        
        Bahan-bahan pangan, tekstil kasar, budak, dan kuda. Hasil-hasil ini ditukarkan dengan tekstil kasar Jawa.
      - Bali, Lombok, Sumbawa - Timor, Sumba
        
        Kayu cendana, dari daerah-daerah Timor dan Sumba ditukarkan dengan tekstil kasar India dan Jawa.
      - Timor, Sumba - Maluku
        
        Pala, cengkih, dan bunga pala dari Maluku ("Kepulauan Rempah-rempah") ditukarkandengan tekstil kasar sumbawa, mata uang Jawa, dan perhiasan-perhiasan kecil dari India.
      - Jawa dan Malaka - Kalimantan Selatan
        
        Bahan-bahan pangan, intan, emas, dan kapur barus ditukarkan dengan tekstil India.
      - Sulawesi Selatan - Malaka, Jawa, Brunei, Siam, Semenanjung Malaya
        
        Budak, beras, dan emas dari Makasar ditukarkan langsung oleh orang-orang Bugis dengan tekstil India, damar, dan lain sebagainya.
      - Jawa Tengah dan Jawa Timur - Sumatera Selatan
        
        Kapas, madu, lilin, tir, rotan, lada, dan emas dikapalkan ke Jawa.
  - - - Negarakertagama (Bahasa Jawa Kuno)
      - Pararaton (Bahasa Jawa Tengah)
      - Catatan (Bahasa Cina)
    - - Raja Jayanagara (1309-1328)
      - Ratu Tribhuwana Wijayottungga Dewi (1328-1350)
      - Raja Rajasanagara atau Hayam Wuruk (1350-1389)
      - Raja Wikramawardhana (1389-1429)
      - Ratu Suhita (1429-1447)
      - Raja Wijayaparakramawardhana (1447-1451)
      - Raja Rajasawardhana (1451-1453)
      - Raja Girisawardhana (1456-1466)
      - Terjadi masa 3 tahun tanpa seorang raja berkuasa.
      - Raja Singhawikramawardhana (1466-1478)
      - Raja Kertarajasa Jayawardhana
    - - Terjadi perang saudara (1405-1406)
      - Pergantian raja yang dipertengkarkan (1450-an)
      - Pemberontakan besar oleh seorang bangsawan (1468)
    - - Pertanian
        
        Negara Agraris
        
        Kondisi geografis memungkinkan masyarakat untuk bercocok tanam di sawah
      - Perdagangan
        
        Negara Perdagangan
        
        Berhasil menguasai perdagangan di sekitar Laut Jawa hingga Kepulauan Rempah
    - - Ada pesta-pesta tahunan yang sangat meriah dan agung.
      - Mengamalkan agama Budha dan ada penyembahan juga kepada dewa-dewa agama HIndu.
    - - Menyebar luas di seluruh Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Indonesia Timur.
        
        Bisa dikatakan membentuk "kekaisaran", Wilayah Majapahit sangat besar, namun Majapahit tidak mungkin menyelenggarakan suatu bentuk kekuasaan terpusat yang teratur terhadap daerah-daerah seluas itu.
        
        Dari sepengetahuan kami, daerah Majapahit yang luas diperoleh dengan metode feudalisme, yaitu dengan meminta legitimasi dari daerah-daerah lain.
        
        Dengan feudalisme, tiap daerah bisa mengembangkan daerahnya sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
- - - - Pulau Jawa memiliki sederetan gunung berapi yang membentang dari Barat Hingga ke Timur.
      - Daerah gunung-gunung dan dataran tinggi membantu memisahkan kawasan pedalaman menjadi kawasan-kawasan terpencil yang cocok untuk menjadi daerah persawahan.
      - Daerah padi Jawa menjadi salah satu daerah padi terkaya di dunia.
    - - Jalur perhubungan utama Jawa biasanya menggunakan sungai-sungai yang relatif pendek.
      - Sungai-sungai yang paling cocok untuk hubungan jarak jauh adalah Sungai Brantas dan Bengawan Solo.
        
        Lembah kedua sungai ini menjadi pusat kerajaan besar.
      - Terdapat juga jalan-jalan darat dengan pos-pos cukai dan jembatan permanen.
        
        Pada musim kemarau, jalan darat dapat dilalui namun terdapat ancaman dari para perampok dan penguasa lokal.
        
        Ancaman-ancaman membuat jalan darat lebih berbahaya dari jalan sungai.
        
        Pada musim hujan, jalan darat tidak dapat dilalui dan perlu dilakukan perawatan.
      - Karena kebanyakan penduduk berpusat di pedalaman, maka komunikasi kebanyakan terjadi ke arah dalam, sesama daerah pedalaman.
    - - Reid memprediksi bahwa populasi Jawa mencapai 4 juta pada tahun 1600 sampai tahun 1800.
      - Pulau Jawa terdiri atas kantong-kantong penduduk yang relatif terpisah satu sama lain.
      - Populasi tersebut masih diperdebatkan, namun bila prediksi Reid benar, jumlah penduduk tersebut masih tergolong sedikit untuk ukuran abad 21.
      - Jarangnya populasi membuat munculnya banyak daerah yang tidak berpenduduk sehingga memperbesar tingkat keterkucilan daerah-daerah yang berpenduduk.
      - Kerajaan-kerajaan Jawa umumnya terletak di pedalaman dan di wilayah-wilayah terpencil.
      - Kerajaan yang terletak di pedalaman ini dapat mengalami beberapa kesulitan terutama dalam masalah perhubungan, karena itu mereka tidak mengandalkan perdagangan atau hubungan luar negeri.
    - - Karena berbasis dalam daerah pedalaman-pedalaman dan wilayah terpencil, maka masyarakat Jawa mengandalkan hasil sawah sebagai sumber ekonomi.
      - Kerajaan di Jawa tidak mungkin mengandalkan perdagangan atau hubungan luar negeri karena letak kerajaan mereka berada di pedalaman/wilayah terpencil.
      - Kegiatan masyarakat luar Jawa cenderung ke arah dalam yaitu ke daerah pedalaman yang banyak ditinggali oleh masyarakat.
      - Masyarakat Jawa sering digambarkan sebagai masyarakat "hidrolis" yang mengandalkan pertanian sawah.
  - - - Ada beberapa daerah yang tidak berpenduduk.
      - Reid berpendapat bahwa populasi luar Jawa mencapai 5,8 juta pada tahun 1600 dan 7,9 juta pada tahun 1800
      - Sebagian besar negara-negara luar Jawa berlokasi di pesisir dekat pantai yang cocok untuk pertanian
    - - Terdapat wilayah yang berpenduduk, namun penduduknya terisolasi sehingga menyulitkan mereka untuk berkomunikasi dengan para penguasa. Pemberian otonomi kepada para penguasa lokal memudahkan mereka untuk memahami penduduk setempat.
      - Negara-negara cenderung melakukan komunikasi ke arah luar, menuju negara-negara lain lewat jalur laut.
      - Negara luar dapat menggunakan sungai untuk berkomunikasi ke pedalaman, namun jarang dilakukan.
    - - Perdagangan luar negeri
        
        Ada stereotip yang menyatakan bahwa masyarakat luar Jawa hanya mengandalkan perdagangan luar negeri yang tentunya tidak benar.
      - Pertanian
        
        Daerah-daerah pantai
        
        Masyarakat Luar Jawa juga ada yang mengandalkan pertanian.
      - Secara umum, kegiatan ekonomi masyarakat luar Jawa lebih mengarah ke luar seperti perdagangan, dibanding dengan masyarakat luar Jawa yang lebih ke dalam (pertanian)
    - - Seringkali terpaksa memberi otonomi yang luas kepada para vasal (bawahan) mereka dikarenakan terisolasinya wilayah penduduk dan buruknya komunikasi.
    - - Terdiri dari banyak pegunungan, dataran tinggi, dan juga pantai.
      - Wilayah yang dapat ditinggali masih termasuk sedikit
      - Daerah dekat pantai bisa dipakai untuk menanam padi