Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Konflik Indonesia Melawan Belanda - Coggle Diagram
Konflik Indonesia Melawan Belanda
V Agresi Militer Belanda II dan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia(PDRI)
KEJADIAN
Tanggal : 19 Desember 1948
Membentuk PDRI
Presiden Soekarno diasingkan ke Prapat, SumatraUtara
I Perundingan-perundingan Awal
Perundingan Febuari 1946
Perundingan Hooge Valuwe
Perundingan 17 November 1945
Perundingan Gencatan Senjatan
VII Perundingan Roem-Royan
Belanda akan menghantikan gerak militer dan menarik semua pasukan dari wilayah RI
Belanda setuju mengembalikan para pemimpin Indonesia yang ditawannya ke Yogyakarta
Pihak Indonesia akan menghentikan perang geriliya
Akan diadakan Konfrensi Meja Bundar (KMB) antara Indonesia dan Belanda
III Agresi Militer Belanda I
KEJADIAN
Dapat reaksi keras dari dunia Internasional
Dibentuknya KTN untuk mengawasi Belanda
Tanggal : 21 Juli 1947
IV Perundingan Renville
HASIL PERUNDINGAN
Dasar-dasar politik, berisi kesediaan kedua pihak untuk menyelesaikan pertikaian secara damai dengan bantuan KTN
Pasal-pasal tambahan, anatara lain berisi ketentun bahwa kedaulatan Indonesia untuk sementara berada di tangan Belanda dan akan diserahkan kepada pihak NIS
Persetujuan gencatan senjata, yakni kesepakatan untuk menghentikan tembak-menembak di sepanjang Garis Van Mook
II Perundingan Linggajati
HASIL PERUNDINGAN
RI dan Belanda akan bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat (NIS) dengan nama RIS dan RI menjadi salah sati bagian RIS
RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketua Uni
Belanda mengajui secara
de facto
wilayah RI atas Sumatra, Jawa, dan madura. Belanda harus meninggalkan daerah-daerah yang diakui secara
de facto
milik RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949
VI Perang Gerilya dan Semarang Umum 1 Maret 1949
KEJADIAN
Dipimpin : Jendral Sudirman
Tanggal : 1 Maret 1949
Merebut Yogyakarta dari Belanda
HASIL
Meningkatkan moral dan semangat juang para gerilayawan
Memperkuat dan mendukung perjuangan diplomasi bangsa Indonesia
Membuka mata dunia Internasional bahwa TNI dan negara RI masih ada