Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Keracunan Pada Anak download - Coggle Diagram
Keracunan Pada Anak
Definisi
Masuknya zat racun kedalam tubuh (melalui mulut, kulit, saluran nafas) yang menimbulkan gejala klinis
Racun adalah bahan yang jika tertelan, terhirup, teresap ke dalam kulit (misalnya, dari tanaman), atau tersuntikan (misalnya, dari sengatan serangga), bisa menyebabkan penyakit, kerusakan, dan kadang-kadang kematian.
Keracunan adalah keadaan darurat yang dapat merusak sel dan sebagian fungsi tubuh akibat masuknya suatu zat atau makanan yang mengandung racun, berasal dari bahan beracun yang terbentuk akibat pembusukan makanan dan bakteri.
Penyebab Keracunan
Makanan
Bahan-bahan kimia
Obat-obatan
Household poison
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya keracunan
Perkembangan kepribadian anak (fase oral)
Anak belum tahu bahan berbahaya
Rasa ingin tahu yang besar
Sifat negativistik
Gejala klinik
BMR : tachipneu, tachicardi, panas, keringat
G I T : mual, muntah, nyeri perut, perdarahan GIT
Gangguan metabolisme karbohidrat : hipo/hiperglikemia, ketosis
Hipo/hipernatremia, hipokalemia, hipokalsemia
Gangguan koagulasi
C N S : nafas cepat-dalam,tinitus,disorientasi, kejang, delirium, koma
Pencegahan
Produsen
Label, peringatan tentang bahan beracun, pertolongannya
Menjauhkan bahan beracun dari jangkauan anak
Simpan obat/bhn berbahaya ditempat khusus
Jangan menyimpan bhn racun bersama makanan
Label jelas
Jangan meletakkan bhn bahaya dlm gelas minum
Hati-hati pemakaian obat pd ibu hamil
Thd. Keluarga/Pengasuh anak
Bagaimana terjadinya,akibat serta mencegah
Bahan yg potensial menyebabkan keracunan
Cek selalu kesegaran dan kedaluarsa makanan.
Simpan barang beracun di tempat yang tak terjangkau anak dan di laci terkunci.
Hindarkan memindahkan obat, deterjen, cairan pembersih lantai ke botol bekas minuman atau tempat makanan.
Pertolongan pertama pd keracunan
Penanganan pertama anak keracunan
Kurangi kadar racun di lambung dengan meminumkan air putih atau susu sesegera mungkin.
Memasukkan sesuatu kedalam mulut untuk merangsang muntah misal dengan telur mentah, susu dsb. Hanya untuk anak harus dalam sadar (bangun) tidak seperti terkantuk, mabok atau pingsan. Ini dapat menghindari masuknya makanan/ minuman kedalam paru-paru anak.
Bila menelan bahan racun padat dan anak ingin memuntahkannya, maka hadapkan wajah ke bawah dengan kepala menunduk lebih rendah dari badannya agar tak tersedak. Tapi, jangan gunakan obat perangsang muntah atau zat arang.
Untuk menghindari cairan muntah masuk paru-paru, miringkan kepalanya jika anak berbaring. Cara lain, bungkukkan badan anak, namun kepalanya jangan tertunduk (jauhkan dagu dari dada), agar cairan muntah tidak masuk hidung; ini penting agar saluran napasnya tak terhalang.
Segera bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk menangani keracunan ini.
Faktor resiko keracunan
usia
Usia anak-anak berisiko mengalami keracunan yang tidak disengaja atau akibat kecelakaan karena rasa ingin tahu, penyimpanan obat dan bahan kimia berbahaya di rumah yang tidak benar terutama bahan kimia cair seperti pada keracunan minyak tanah diatas terjadi pada anak-anak (1– tahun)
usia remaja dan dewasa berisiko untuk menyalahgunakan alkohol dan obat-obatan yang mengakibatkan keracunan yang lebih fatal dibanding anak-anak seperti halnya keracunan alkohol dan obat yang terjadi pada usia remaja antara 16–18 tahun.
pekerjaan
Pekerjaan dapat mempengaruhi terjadinya keracunan terkait dengan risiko terpapar dengan agen toksik.
jenis kelamin
Jenis kelamin dapat mempengaruhi terjadinya keracunan akibat faktor psikologis dimana kasus bunuh diri lebih sering terjadi pada perempuan. Laki-laki lebih berjiwa petualang di alam sehingga meningkatkan risiko untuk terkena racun alam seperti keracunan gigitan ular yang berjenis kelamin laki-laki
pendidikan
Tingkat pendidikan berhubungan dengan pengetahuan dan kewaspadaan terhadap agen toksik dimana pengetahuan yang terbatas dan kewaspadaan yang rendah tentang agen toksik di sekitar lingkungan meningkatkan risiko keracunan.
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Bau nafas, Kulit (kering, merah, keringat), Pupil
Laboratorium
Toksikologi, foto thorax, elektrolit
Anamnesis
Tanya bahan racun, jumlah, Bagaimana dan kapan kejadiannya, Lokasi kejadian. Tempat obat/ bahan-bahan yg ada dirumah
Keracunan
Keracunan makanan
Tanda-Tanda Anak Mengalami Keracunan Makanan
Tubuh anak akan mengirimkan sinyal yaitu perut menjadi mual setelah mengkonsumsi makan
Perut mual yang disertai dengan muntah berkali-kali untuk membuang bakteri dalam tubuh
Saat mengalami keracunan makanan, anak biasanya akan buang air lebih sering
Gejala lain yang menyakitkan adalah anak dapat mengalami kram pada perutnya
Walaupun tidak semua bakteri, namun beberapa bakteri dapat menyebabkan anak demam
Mengeluarkan keringat yang berlebihan, bisa jadi pertanda ada yang tidak beres dengan tubuh anak
Pertolongan pertama yang harus dilakukan
Berikan oralit sedikit demi sedikit sebagai pengganti makanan. Bisa buat sendiri menggunakan air yang dicampur gula. Oralit akan mencegah anak kekurangan atau dehidrasi
Jika kondisinya tidak membaik dalam jangka 12 jam, segera bawa ke dokter
Agar gejala tidak bertambah buruk, hindari makanan dan minuman yang memacu kerja lambung. Sebaiknya, diawal dilihat gejala anak keracunan makanan, hindari memberi makanan yang harus ia kunyah. Sebab umumnya anak keracunan makanan akan kehilangan nafsu makan
Periksa suhu tubuh anak. Pastikan demamnya tidak terlalu tinggi sangat berbahaya untuk anak-anak
Catat berapa kali ia sudah muntah dan BAB. Cek warna muntah dan air besarnya. Jika warna muntah bercampur warna hijau (berasal dari empedu), ditambah terdapat nyeri perut, dan perut buncit, segera bawa dokter. Begitu juga jika BAB-nya bercampur lendir, darah atau nanah
Keracunan Hidrokarbon
Hidrokarbon
Minyak tanah
Bensin
Thinner
Gejala Klinik
Irritasi pulmonal (batuk, pilek, sesak)
Gangguan CNS (kejang, koma)
Gejala-gejala GIT
Mekanisme terjadinya keracunan
Racun dapat terabsorpsi umumnya apabila berada dalam bentuk terlarut atau terdispersi molekular. Jalur utama absorpsi racun adalah saluran cerna, paru-paru dan kulit. Setelah racun mencapai sistemik, ia bersama darah akan diedarkan ke seluruh tubuh.
terdistribusi
menuju sistem organ atau ke jaringan-jaringan tubuh
reaksi biotransformasi (metabolisme) dan ekskresi racun