Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Sistem Moneter Internasional - Coggle Diagram
Sistem Moneter Internasional
Sistem moneter yang baik : salah satu hal dapat memaksimalkan arus perdagangan internasional&investasi serta dapat memacu distribusi secara merata dari keuntungan yang didapatkan dalam perdagangan antarnegara.
Sistem moneter internasional : mengacu aturan, kebiasaan, fasilitas, dan organisasi utk mengefektifkan pembayaran internasional.
Ada 2 kelompok yaitu menurut cara nilai tukar ditentukan dan menurut bentuk aset cadangan devisa yang diperlukan.
Sistem bretton woods
Tahun 1944 diadakan konferensi keuangan internasional di Bretton Woods& menghasilkan pergeseran patokan nilai tukar uang pada emas menjadi dollar AS & membentuk trinitas organisasi perekonomian internasional IMF, GATT dan IBRD. Kemudian dikenal sistem bretton woods.
Cara kerjanya : semua negara menetapkan nilai tukar mata uangnya melalui emas tetapi tidak diharuskan memenuhi konverbilitas mata uang mereka kedalam emas. Negara hanya diminta menjaga kursnya dalam batas 1% (baik naik atau turun) dan IMF akan membantu anggotanya dalam menjaga kursnya.
Tahun 1970 bretton woods mengalami kemunduran karena permintaan terhadap dollar AS berlebihan dan tidak diimbangi dengan cadangan emas sehingga AS kemudian mencetak lebih banyak lagi dollar AS dan menimbulkan defisit neraca pembayaran.
Defisit terjadi karena besarnya arus modal keluar dari mata uang dolar kedalam mata uang yang lebih kuat seperti mark jerman, yen jepang dan franc swiss sehingga AS harus mendevaluasi mata uangnya.
ketidakinginan jerman & jepang merevaluasi mata uangnya juga memaksa AS melakukan devaluasi dollar. Menyebabkan krisis kredibilitas masyarakat internasional terhadap dollar AS dan mengakibatkan AS mengakhiri secara sepihak sistem bretton woods sehingga berakhir pula kepemimpinan AS mengatur sistem moneter internasional dan menghilangkan sebutan AS sebagai bankir dunia namun dollar AS tetap menjadi mata uang internasional walaupun tanpa dukungan emas.
Beberapa cara dalam sistem moneter internasional :
Menggunakan standar emas sebagai sistem nilai tukar tetap
Menggunakan sistem nilai tukar tetap tanpa cadangan emas tetapi dengan cadangan devisa yang terdiri dari beberapa mata uang asing
Menggunakan sistem nilai tukar mengambang dengan emas, atau dengan nilai tukar asing, atau nilai tukar mengambang dengan cadangan devisa
Sistem yang digunakan sejak tahun 1973
Tahun 1973 terlihat spekulan mulai bangkit dan memutuskan mata uangnya mengambang yaitu gabungan antara kurs tetap dengan kurs berubah-ubah tergantung dari kekuatan penawaran dan permintaan. Ada 2 yaitu mengambang secara independen yaitu dollar AS, poundsterling Inggris, yen jepang, lira italia, dollar kanada dan franc swiss.
Kemudian mengambang secara gabungan yaitu kurs tetap berlaku di negara anggota (jerman barat, belgia, luxemburg, swedia, netherlan dan norwegia) dan kurs berubah-ubah secara bersama-sama terhadap mata uang negara lain.
Dirty Float : jika negara mengalami defisit dalam neraca pembayaran dan kurs valas cenderung naik maka bank sentral akan menjual valasnya sedangkan jika negara mengalami surplus dalam neraca pembayaran nya dan kurs valas cenderung turun maka bank sentral akan membeli valas.
Sistem moneter internasional dapat dievaluasi dari tiga hal :
Penyesuaian mengacu pada proses dimana ketidak seimbangan neraca pembayaran dikoreksi misal disebabkan perubahan nilai tukar, fluktuasi transaksi perdagangan internasional atau ekspansi ekonomi
Likuiditas mengacu pada jumlah aset cadangan devisa yg tersedia untuk menyelesaikan ketidakseimbangan neraca pembayaran seperti pengaturan pasokan uang maupun cadangan finansial.
Kepercayaan mengacu pada pengetahuan bahwa mekanisme penyesuaian bekerja secara memadai dan cadangan devisa akan mempertahankan nilai kecukupannnya seperti peranan orgaisasi internasional dalam mengatur masyarakat internasional melalui regulasi sehinggal muncul pengakuan dan kepercayaan pada sistem
perkembangan sistem moneter internasional :
Standar emas (1880-1914)
Dilatarbelakangi karena kegagalan sistem moneter internasional yg berdampak mencetak uang berlebihan dan menimbulkan inflasi, tahun 1880 dimulai dari pemerintah inggris menetapkan poundsterling dengan emas kemudian makin berkembang dan menambah kepercayaan dunia pada emas disebut standar emas
BEBERAPA USULAN UNTUK MEREFORMASI NILAI TUKAR
williamson (1986) : mengurangi volatilitas nilai tukar & ketidakselarasan yg besar pada nilai tukar maka dapat menggunakan zona target. dengan cara mengestimasi ekuilibrium nilai tukar pada fluktuasi yang diperbolehkan 10 persen diatas & dibawah nilai tukar dengan intervensi dari pasar valas.
Mckinnon (1984) : AS, jepang, dan jerman menetapkan nilai tukar tetap diantara anggotanya melalui paritas dayabelinya kemudian mempererat koordinasi kebijakan moneter untuk menjaga nilai tukar tetap.
komite IMF : pembangunan indikator tujuan dari kinerja ekonomi sebagai kebijakan makro yang dikoordinasikan untuk diikuti negara-negara dibawah pengawasan IMF
Periode antar perang (1914-1994)
PD 1 mengakhiri periode standar emas kemudian tahun 1925 ada usaha untuk menjadikan standar emas sebagai sistem moneter internasional berlaku kembali agar perekonomian menjadi sehat dan memiliki aturan. karena beberapa permasalahan yang tidak dapat diselesaikan oleh standar emas serta terjadinya great depression di Inggris tahun 1929 sehingga menuntut mencari alternatif lain yg sesuai dan dapat mengakomodasi perekonomian seluruh negara
Cara kerja standar emas pada dasarnya menetapkan nilai tukar uang negara berdasarkan emas.
Pemerintah juga harus menjaga persediaan emas yang cukup untuk menjamin jual beli emas dan menentukan nilai tukar titik emas berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran. Kemudian pergerakan nilai tukar dicegah keluar melalui penentuan poin ekspor emas dan poin impor emas. (jika terjadi defisit pemerintah tidak bisa seenaknya menambah jumlah uang yang beredar karena supply uang dibatasi oleh supply emas)
PERMASALAHAN YANG MUNCUL DARI NILAI TUKAR
Volatilitas yang besar dan ketidakselarasan nilai tukar yang tajam dan berkepanjangan.
Kegagalan untuk meningkatkan koordinasi kebijakan ekonomi yang lebih diantara negara-negara pemimpin industri maju.
Ketidakmampuan untuk mencegah krisis keuangan internasional di pasar ekonomi berkembang